|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 02 April 2011

Legenda Siluman Ular Putih ( 白蛇传 )

 

Sebuah kisah yang sangat populer dari daerah Hangzhou dalam Priode Lima Dinasti. Pada zaman dahulu kala di gunung Er-Mei, hiduplah seekor ular putih dan ular hijau. Ular putih menjelma menjadi seorang gadis yang sangat cantik jelita bernama Bai Su Zhen. Ular hijau menjelma menjadi seorang gadis pelayan yang cantik bernama Xiao Qing. Mereka datang ke Danau Xi Hu untuk jalan – jalan karena tertarik dengan keindahan alam di sekitar danau.

disamping itu mereka datang untuk menemukan seorang pria bernama Xu Xian, yang pernah menyelamatkan hidup Ular Putih di Danau Barat kota Hangzhou pada kehidupan sebelumnya. Disana terdapat juga sebuah jembatan Duan-Qiao.

Tak lama kemudian ada seorang pemuda berjalan disana yang bernama Xu Xian. Bai Su Zhen langsung menyukainya dan jatuh cinta kepadanya. Untuk membantu majikannya, Xiao Qing pun mendatangkan hujan dan mereka mengambil dahan pohon sebagai payung. Dengan segera Xu Xian mendatangi mereka dan membuka payungnya. Ketika ia melihat mereka berdua, ia pun memayungi kedua gadis itu dan menanyakan dimana mereka tinggal. Dengan segera Xiao Qing menjawab, " kami tinggal di rumah dekat Danau Xi Hu."

Ketika ada sebuah perahu mendekat, Xu Xian memanggil orang yang ada di perahu tersebut dan membayarnya untuk mengantar kedua gadis ke tempat tinggal mereka. Karena hujan menderas Xu Xian ikut bersama mereka di perahu. Xu Xian tinggal bersama kakak perempuannya. Di perahu mereka berbicara seputar asal usul masing – masing. Bai Su Zhen mulai mengetahui bahwa Xu Xian hanya semata wayang. Berangsur – angsur hujanpun reda. Ketika perahu berhenti diperhentian pertama maka Xiao Qing mendatangkan hujan lagi, Xu Xian berkata kepada mereka untuk meminjamkan payungnya dan dia akan mengambil payungnya kembali esok harinya. Xiao Qing mengatakan kepada Xu Xian bahwa ada rumah yang berwarna merah di dekat sana dan itu adalah rumah mereka.

Esok harinya. Bai Su Zhen membuat rumah merah dengan sihirnya. Xu Xian telah tiba di sana sesuai janjinya. Setelah dipersilahkan masuk,Xiao Qing membuatkan teh untuknya,mereka saling bercakap-cakap. Dan Xiao Qing menanyakan kepada Xu Xian tentang sudah menikahkah ia. Ketika menerima jawaban belum menikah,Xiao Qing mengatakan bahwa Bai Su Zhen juga belum menikah dan menyarankan agar keduanya menikah. Ketika mereka berdua sudah menikah dan upacaranya selesai.
Setelah pernikahan, mereka bertiga pergi ke kota Zhen Jiang. Tempat dimana sungai Yangtse yang dimana Bai Su Zhen memberikan suaminya toko obat. Dengan menulis resep, Ular Putih Bai Suzhen membantu suaminya di toko obat herbal yang mereka buka. Pasien yang kurang mampu diberikan pengobatan dan obat – obatan secara gratis. Toko dengan cepat menjadi terkenal karena mujarab dan bisnis mereka menjadi sukses. Selain berbisnis mereka juga banyak beramal sehingga semua penduduk sekitar menjuluki mereka berdua sebagai Budha hidup.
Suatu hari seorang rahib bernama Fa Hai melihat pasangan ini dan memperingatkan Xu Xian bahwa istrinya adalah siluman ular putih. Dia menyarankan agar Xu Xian mencari jati diri istrinya yang sebenarnya. Saat Festival Perahu Naga adalah kebiasaan untuk setiap rumah tangga menanam tanaman seperti calamus dan mugwort Tiongkok dengan tujuan mengusir roh – roh.
Tentu ini berbahaya bagi Bai Suzhen dan Xiaoqing, karena mereka adalah roh yang menjelma jadi manusia. Dengan alasan sedang hamil, Bai Suzhen meminta kepada suaminya untuk tinggal dirumah. Xu Xian menemani istrinya di rumah pada hari itu dan Dia menyiapkan sebotol anggur dengan realgar. Realgar tidak hanya untuk mengusir roh, tapi juga diangggap dapat bermanfaat bagi wanita hamil. Di bawah bujukan suaminya, Bai Suzhen tidak bisa mencari alasan lagi untuk menolak dan berpikir, dengan kemampuan sihirnya mampu membuatnya kebal dari efek realgar.
Dia kemudian meminumnya, tapi dia tidak mampu bertahan, dia menderita sakit dan gelisah, berlari ke tempat tidur dan menutup tirainya. Khawatir akan keadaan Bai Suzhen, Xu Xian bergegas ke tempat tidur dan membuka tirai. Bai Suzhen tidak ada lagi disana, di tempat tidur itu dia cuma melihat Ular Putih besar melingkar. Xu Xian sangat terkejut, dia jatuh ke lantai dan meninggal.
Ketika efek realgar memudar, Bai Suzhen secara berlahan –lahan kembali ke bentuk manusia. Ia amat sedih ketika menemukan Xu Xian meninggal di samping tempat tidur. Tapi dia tahu bahwa ada Ganoderma, sebuah tanaman herbal dari Gunung Kunlun, dapat mengembalikan hidup suaminya. Ia terbang ke Gunung Kunlun untuk mencuri tanaman langit tersebut, disana dia bertemu Bangau putih dan penjaga langit yang bertanggung jawab menjaga Ganoderma.

Mereka berjuang mencegah dia mengambil Ganoderma dan Bai Suzhen kalah dalam pertempuran, tiba-tiba sebuah suara memerintahkan mereka untuk berhenti. Itu adalah suara Dewa Selatan. Bai Suzhen memohon sambil menangis meminta Dewa mau membantunya. Kagum dengan ketulusan dan ketekunan Bai Suzhen, akhirnya diberikan padanya Ganoderma tersebut. Xu Xian segera hidup kembali setelah Bai Suzhen memberikan Ganoderma kepadanya. Tapi dia masih ingat dan takut pada ular yang dia lihat di tempat tidur istrinya.
Bai Suzhen mengarang cerita untuk menenangkan suaminya., ia mengatakan kepadanya, Ular yang ia lihat ternyata adalah seekor naga turun dari surga. Pemandangan itu pertanda baik. Suaminya menyesal dia tidak sadar pada waktu itu, kalau tidak dia akan membakar dupa kepada naga.
Xiaoqing menambahkan, ia juga telah melihat sesuatu yang menyerupai ular putih atau naga terbang dari tempat tidur ke jendela dan kemudian menghilang. Xu Xian berkurang kecurigaannya oleh cerita-cerita ini.
Xu Xian ingat pada Fa Hai dan pergi bersama temannya ke Kuil Jinshan untuk menemuinya. Sesampainya mereka berdua disana mereka bertemu Fa Hai dan Fa Hai mengajak mereka berdua ke ruangan biksu.

Ketika disana Fa Hai membuktikan bahwa istri Xu Xian adalah seekor siluman ular putih dan Xiao Qing adalah seekor ular hijau, ia menggunakan sebuah mangkok pemberian budha dan dimunculkanlah sebuah gambar dimangkoknya tentang proses penjelamaan Bai Su Zhen dari ular menjadi gadis cantik, lalu Xu Xian tidak percaya dan akhirnya Fa Hai mengurung Xu Xian di Pagoda Lei Feng di sebelah kuil Jin Shan.
Bai Su Zhen gelisah karena suaminya tidak kunjung pulang dan ia meramal dan ramalannya menunjukkan suaminya dikurung di pagoda Lei Feng. Lalu Bai Su Zhen dan Xiao Qing pergi ke Pagoda Lei Feng. Sesampainya mereka disana mereka bertemu Fa Hai, Bai Su Zhen memohon agar Fa Hai mau melepaskan suaminya.

altAkhirnya Fa Hai akan melepaskan Xu Xian dengan syarat Bai Su Zhen harus menjemputnya sendiri di Pagoda Lei Feng dengan berlutut sambil berjalan ketika itu Bai Su Zhen sedang mengandung anak Xu Xian dan akhirnya ia bersedia dengan rasa kecewa Xiao Qing memaksa agar majikannya jangan melakukan hal itu tetapi apa daya demi suaminya ia rela melakukan apa saja, di kejauhan Xu Xian berteriak-teriak agar istrinya jangan melakukan hal itu,tetapi istrinya masih tetap melakukan tindakan itu demi membebaskan suaminya. Akhirnya Xu Xian bebas dari pagoda dan mereka bertiga pulang ke toko obat mereka.
Suatu hari Fa Hai pergi ke langit dan bertemu dengan raja langit, ia memohon agar diberikan pasukan yang kuat yang akan dikomandainya untuk menangkap siluman ular putih. Ketika itu pula Bai Su Zhen Melahirkan anak laki-laki penerus keluarga Xu dan Xu Xian pun gembira akan anaknya yang lahir, lalu ia memberikan nama Xu Shi Lin kepada anaknya.
Suatu hari Xu Xian ingin membelikan anaknya sebuah topi. Topi yang ia beli mempuyai kekuatan pasukan yang dipimpin Fa Hai dengan segera Bai Su Zhen takluk dengan kekuatan itu. Akhirnya Bai Su Zhen dikurung di bawah Pagoda Lei Feng. Xiao Qing sangat marah dan akan berencana balas dendam kepada Fa Hai dan akan merubuhkan Pagoda lalu menyelamatkan Bai Su Zhen, lalu ia bertapa di gunung Er-Mei. Karena merasa bersalah Xu Xian pergi meninggalkan anaknya dan dititipkan kepada kakak perempuanya lalu ia menjadi biksu dengan niat menolong istrinya dengan bertapa di biara Jin Shan. Setelah 20th lamanya Xu Shi Lin tumbuh dewasa dan ia telah menjadi sarjana kerajaan. Pada saat itu pula ia memohon kepada kaisar agar merubuhkan pagoda Lei Feng agar ibunya bebas, permohonan itu dikabulkan oleh kaisar.

Xu Shi Lin bersama rombongan pengawal pergi ke biara Jin Shan untuk menjemput ayahnya, setibanya disana dan bertemu ayahnya ,Shi Lin kecewa karena ayahnya tidak mau pulang sebelum istrinya bebas dari pagoda.
Setelah selesai bertapa Xiao Qing pergi ke suatu hutan dan bertemu Fa Hai , lalu mereka bertarung. Akhirnya Xiao Qing berhasil mengalahkan Fa Hai pada saat itu pula Dewi Kwan Im tiba dan menyuruh Xiao Qing agar ikut bersamanya lalu bertapa di Hutan Bambu Ungu, ia pun menyetujuinya.

Setelah Shi Lin tiba di pagoda Lei Feng ia bersujud di depan pagoda sambil memohon agar ibunya dibebaskan, ketika para tentara kerajaan akan merubuhkan pagoda maka Tuhan tersentuh oleh baktinya Shi Lin kepada ibunya, lalu pintu pagodapun terbuka dan Bai Su Zhen ibunya terbebas. Setelah Xu Xian mendengar kabar tersebut ia pun pulang dan akhirnya seluruh anggota keluarga yang terpisah selama 20th telah berkumpul kembali dan hidup bahagia selama lamanya.

Memang kisah Ular Putih ini tidak lepas dari ciri khas serial cina pada umumnya, yakni adanya peran pengadilan atau hakim, syair atau nyanyian dan juga adu jurus silat. Moral utama dalam kisah ini adalah cinta tidak dapat dipisahkan oleh dewa walaupun berbeda jenis. Penulis tidak hanya melihat ini masalah ras atau agama, tapi dia melihat antara manusia dan siluman. Love is universal. Cerita ini juga mengangkat derajat wanita alias pro emansipasi wanita yang tentu saja sangat langka pada jaman itu. Bai Su Zhen digambarkan sangat cantik, cerdas dan seperti dewi Kwan Im.

Banyak kasus di pengadilan atau adu mulut yang sering diselesaikan Su Zhen secara cerdik. Ini membuktikan bahwa wanita memiliki pikiran yang pintar juga. Begitu juga, Han Wen sangat memuji dan membela istrinya. Kisah ini bertentangan dengan gaya hidup di cina pada jaman itu, dimana pria banyak melakukan poligami. Cerita ini juga sangat pro rakyat kecil, dimana Han Wen dan Su Zhen membuka toko obat Bao An Tang, yang memberikan pengobatan gratis kepada orang tua dan rakyat miskin.

Sepertinya romance ini banyak memasukan unsur humanisme atau aliran konfusius ke dalamnya. Terbukti dengan banyaknya episode dimana pengabdian adik ke kakak, anak ke orang tua, manusia ke dewa juga sering ditonjolkan. Begitu juga dengan Han Wen yang cukup rajin sembahyang dan melakukan tradisi seperti Ching Ming (ziarah), perayaan Dan Wu, dsb. Banyak juga adegan yang menonjolkan rasa hormat dan terima kasih dan juga penolakan halus alias keluarga tidak perhitungan masalah uang.

Di dalam kisah ini dapat diamati berbagai sifat manusia. Xiao Qing misalnya memiliki semangat
tinggi, pendendam, dan sangat setia; sedangkan Bai Su-zhen bersifat tenang, penuh kasih sayang dan pengorbanan. Sementara itu Fa Hai adalah manusia yang menjengkelkan, keras kepala dan tak mau mendengarkan pendapat orang lain. Sifat-sifat ini bertentangan dengan sifat lemah yang dimiliki Xu Xian dan keluarganya. Mereka jujur, rendah hati, pekerja keras, dan selalu siap membantu orang yang ditimpa kesusahan.

Kisah ini sangat begitu populer sehingga telah banyak ditampilkan dalam bentuk opera, film, novel, komik, kartun dan game PC. Bagian awal dan akhir cerita telah banyak ditulis ulang.

Tidak ada komentar:
Write komentar