|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 17 April 2011

Menghargai Dan Merasa Puas Dalam Hidup

 


Pada zaman dahulu, ada seorang raja yang kaya raya. Dia selalu memiliki banyak hal yang manusia inginkan. Tetapi ada satu hal yang selalu mengganjal dalam hatinya, dia merasa ada suatu kekurangan dalam hidupnya. 

Hidupnya terasa kurang begitu nikmat, bahkan dia selalu merasa jenuh dengan berbagai kekayaan dan kemewahan yang dimilikinya. Repotnya lagi, dia tidak tahu apa yang selalu menyebabkan dirinya merasa seperti itu.

Pada suatu hari, dia bangun tidur lebih pagi dari biasanya dan kemudian berkeliling istana. Ketika sedang berjalan di ruang tamu kerajaan yang begitu megah, dia mendengar seseorang bernyanyi. Karena merasa penasaran, dia mendekati asal suara tersebut, dan ternyata seorang pelayan kerajaan sedang membersihkan ruangan sambil bersiul dan bernyanyi.

Pelayan itu terlihat begitu bahagia, tanpa beban dan menikmati kehidupannya, hal itu tercermin dari wajahnya begitu cerah dan ceria. Oleh karena penasaran, maka dia mengutus seorang prajurit untuk membawa pelayan tersebut ke hadapan sang raja di ruang pribadinya. 

Setelah menghadap, sang raja kemudian bertanya, “Kau kelihatannya sangat bahagia, bagaimana kamu bisa demikian?”

Pelayan tersebut menjawab, “Tuanku, hamba tidak memiliki apa-apa kecuali istri dan kedua orang anak hamba yang begitu manis. Setiap hari hamba pulang ke rumah, mereka selalu menyambut hamba dengan perasaan suka cita dan bahagia. Mereka tidak pernah mempermasalahkan penghasilan hamba yang sedikit. Bahkan mereka selalu bersyukur terhadap apapun yang hamba bawa pulang. Saya bahagia sebab keluarga saya bahagia.”

Karena merasa penasaran dengan penuturan pelayan tersebut, sang raja kemudian memanggil penasihat kerajaan yang terkenal bijaksana untuk meminta sarannya. Setelah mendengarkan penjelasan dari sang raja tentang keluh kesahnya selama ini dan kisah sang pelayan tadi, sang penasihat kemudian menjawab, “Yang Mulia, saya yakin bahwa sang pelayan belum masuk Koin 99!” 

Mendengar hal itu, sang raja bertanya, “Koin 99? Apa itu?” Sang penasihat menceritakan bahwa untuk mengerti makna dari Koin 99, maka dia meminta sang raja untuk memasukkan 99 koin emas ke dalam sebuah tas dan meletakkannya di depan pintu rumah pelayan tersebut.

Singkat cerita, uang yang nilainya tidak seberapa bagi sang raja, diletakkan sendiri di depan rumah pelayanan sambil melihat reaksi apa yang akan terjadi ketika si pelayan membuka pintu rumahnya.

Ketika si pelayan hendak keluar rumah, dia menemukan sebuah tas besar di depan pintunya; karena merasa heran secepatnya dia membuka tas tersebut. ketika menyadari bahwa tas tersebut berisi kepingin uang emas, dia langsung berteriak kegirangan. Kemudian dia mengeluarkan seluruh isi tas dan mulai menghitungnya.

Setelah dihitung, ternyata hanya ada 99 keping uang emas di dalam tas tersebut.penasaran dengan jumlah yang tidak genap 100, maka dia berulang kali menghitungnya, tetapi tetap saja jumlahnya 99. 

Dia kemudian bergegas untuk mencari satu keeping uang emas yang hilang ke seluruh penjuru rumah, tetapi tidak ditemukan. Dia pun bertekad untuk bekerja lebih giat dan keras supaya dapat membeli satu lagi uang emas sehingga genaplah uang emasnya menjadi 100.

Keesokan paginya, dia berangkat ke tempat kerja dengan perasaan gusar memikirkan satu keeping uang emas yang hilang tersebut. kemudian dia bekerja lebih keras dan lebih lama daripada biasanya supaya mendapatkan upah yang lebih banyak. 

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, kini tidak lagi bernyanyi dan bersiul gembira. Wajahnya terlihat begitu serius dan murung. Hal ini terus diperhatikan oleh sang raja. Merasa heran dengan perubahan drastis pada perilaku pelayannya, maka sang raja kembali memanggil penasihat kerajaan dan menceritakan seluruh kejadian ini.

Kemudian sang penasihat mengatakan, “Berarti kini dia telah bergabung dengan Koin 99!” Raja semakin heran dan meminta penjelasan yang lebih lanjut. Sang penasihat pun memberikan penjelasan secara panjang lebar. ‘Yang Mulia. Koin 99 hanyalah julukan yang diberikan kepada mereka yang memiliki banyak hal tetapi merasa tidak bahagia.

Akibatnya mereka terus bekerja keras dan melupakan kebahagiaan lainnya, seperti keluarganya, lingkungannya, dan harta yang telah dimilikinya. Mereka tidak bersyukur dengan apa yang telah mereka peroleh. Mereka tidak bahagia dengan apa yang telah mereka dapatkan walau dengan begitu melimpah. 

Mereka tidak bersyukur dan bahagia dengan 99 koin emas yang telah mereka miliki, tetapi justru berfokus untuk terus mengejar satu koin lagi untuk menggenapkannya menjadi 100. Celakanya, dalam mengejar satu koin ini, mereka melupakan segal kebahagiaan yang sepatutnya diberikan kepada orang lain, bahkan keluarganya.

Mereka kekurangan waktu tidur, kekurangan waktu untuk keluarga, untuk lingkungan, untuk kebahagiaan mereka sendiri. terkadang, dalam mengejar satu koin emas ini, mereka rela mencelakai orang lain itulah maksud dari Koin 99, Yang Mulia.”

Mendengar penjelasan dari sang penasihat, sang raja pun memutuskan untuk menghargai setiap karunia yang diperolehnya walau sekecil apa pun.
Kita semua juga tahu dan menyadari bahwa masih ada hal-hal yang tak ternilai harganya. Misalnya kesehatan, teman, sanak-saudara, bahkan keluarga. Bahkan kalau toh seandainya ada salah satu dari hal-hal tersebut tidak kita miliki, setidaknya kita masih memiliki umur dan waktu.

Kepuasan ( contentment ) berarti merasa memiliki kecukupan dalam hidup dan dapat menikmati hidup tanpa membandingkan dengan orang lain dan menjadi iri. Kepuasan seperti ini tidak bisa ditemukan dengan memiliki setiap hal yang kita inginkan, melainkan hanya dengan menjadi puas dan mensyukuri setiap hal apa pun yang kita miliki.
  
Hendaknya kita bisa mengembangkan dan menjalankan semua aktivitas dengan modal rasa syukur dan bahagia. Sehingga di sepanjang jalan, kita bisa selalu ringan tangan berbagi kebahagiaan kepada sesama, terutama keluarga.

Tidak ada komentar:
Write komentar