|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 01 April 2011

Tukang Bangunan Rumah Yang Tamak

 

Di sebuah kota kecil, terdapat sebuah keluarga yang bermarga Lim, bisnis mereka adalah membantu orang membangun rumah, sebelum meninggal papa Lim mewariskan usahanya kepada kedua anaknya, dan berpesan kepada mereka : “Kalian mempunyai hati yang tidak tulus dan tidak jujur, maka rumah yang kalian bangun tentu akan miring dan runtuh, jika tidak bertobat, maka akan dihukum oleh Tuhan.” Setelah berpesan demikian orang tua ini meninggal dengan tenang.
Si sulung Lim Fung sangat tamak, sebelum ayahnya dimakamkan dia sudah merebut harta juga dia mengusir adiknya Lim Chen yang jujur ke luar dari rumah orang tuanya, penduduk di kota kecil ini semuanya sangat bersimpati kepada Lim Chen, mereka semua membantu Lim Chen. Lim Chen sangat berterima kasih kepada penduduk, dia merasa hatinya tidak enak jika tidak bisa membalas kebaikan mereka lalu berkata kepada mereka :” untuk membalas budi baik kalian semua, maka saya akan membantu kalian membangun rumah!” Maka dengan kedua tangannya dia membantu mereka membangun banyak rumah, mulai saat itu dia menjadi terkenal di seluruh kota kecil ini.

Semua penduduk kota selalu memujinya, berita ini sampai ke telinga Lim Fung bahwa adiknya sangat dihormati oleh penduduk kota, dia lalu berpikir jika kejadian ini berlangsung terus siapa lagi yang akan datang mencarinya membangun rumah ! Tidak bisa, saya harus mencari akal menghadapinya. Jika tidak saya tidak bisa mencari uang lagi di kota ini, lalu ia melapor kepada pemerintah bahwa adiknya tidak mempunyai izin membangun rumah, maka sejak itu Lim Chen tidak diizinkan lagi membantu orang membangun rumah.
Lim Fung melihat Lim Chen sudah tidak bisa membangun rumah, dia sangat gembira. Penduduk kota ini terpaksa mencari dia membangun rumah, karena sifatnya yang tamak, maka bahan bangunan untuk membangun rumah sering dikorupsi olehnya. Suatu hari Lim Chen lewat di depan rumah yang dibangun oleh Lim Fung melihat kualitas bahan bangunannya sangat jelek lalu berkata kepada abangnya :”Bang, engkaukan tahu dengan kualitas bangunan yang begitu jelek, rumah yang dibangun pasti akan runtuh.” Dengan sangat marah Lim Fung menghardik adiknya :”Pergi dari sini, engkau jangan mencampuri urusan saya.” Lim Chen melihat nasehatnya tidak didengar oleh abangnya, lalu berkata kepada seluruh penduduk kota, dia bermaksud menyadarkan abangnya, seluruh penduduk juga sudah tahu sifat abangnya yang sangat tamak, mereka percaya kepada Lim Chen, maka mereka tidak berani lagi tinggal di dalam rumah yang dibangun oleh Lim Fung.

Untuk membuktikan bahwa rumah yang dia bangun sangat kokoh, Lim Fung lalu menyuap sekelompok orang untuk tinggal di dalam rumah yang dibangun olehnya. Tidak berapa lama kemudian kota mereka diterjang oleh badai dan angin kencang, rumah yang dibangun oleh Lim Fung runtuh semua, dia dan penduduk yang disuap yang tinggal di rumah tersebut semuanya terkubur di dalam rumah yang diterjang badai.

Lim Chen setelah mengetahui abangnya meninggal sangat sedih. Di dalam pikirannya selalu terbayang kehidupan bahagia mereka bertiga sebelum ayahnya meninggal. Dia teringat kepada pesan ayahnya sebelum meninggal, lalu dia berlutut menangis dengan sedih dan berkata :”Ayah tercinta, akhirnya saya mengerti pesan ayah yang terakhir, karena ingat nasehat ayah maka saya akan selamanya berlaku jujur dan ramah, sehingga masa depan saya menjadi cerah sedangkan abang yang tidak mendengar nasehat ayah, berlaku tamak dan tidak jujur sehingga menghancurkan masa depannya sendiri.” Setelah berkata demikian dia menghapus air matanya yang berlinang dan mulai saat itu dia akan membantu orang membangun rumah yang tidak akan runtuh.

Tidak ada komentar:
Write komentar