Moti / Mozi 墨子 adalah pencetus Motisme 墨家 salah satu pemikir terkenal Tiongkok, beliau adalah pertama yang mengeritik Kong Hu Cu dan Konfusianisme.
Moti 墨子 atau Moti 墨子, diperkirakan hidup antara tahun 468SM s/d 376 SM, seorang Pemikir, Pendidik, Ahli Militer. Pertama yang berpikir dengan sistim hukum logic / logika, bernama Mo Di 墨翟.
Lahir di Teng Zhou - Negeri Lu 鲁国人 滕州, pendiri Motisme 墨家 dan ajaran Motisme, ditulis dalam buku berjudul “ Moti 墨子”, yang inti ajarannya menekankan akan Kasih Sayang Universal, Anti Perang, Menghargai Keahlian, Menghargai Persamaan, Hidup Hemat, Berkabung Sederhana, Anti Senang-senang, Atasan Sebagai Panutan, Mengenal Alam, Menghargai Kelebihan dari Generasi sebelumnya, Berjuang demi nasibnya, Percaya Ada Dewa dan Roh. Tapi Intinya adalah Cinta Universal, dan Penempaaan Keahlian sebagai titik tolak.
Moti pada mulanya juga pernah belajar Konfusianisme, tapi ahkirnya merasa tidak puas akan ajaran Kongfusianisme terutama tentang gagasan tentang tata krama upacara berkabung (五服wu fu), dan menganggap ajaran Konfusianis yang mengajurkan bersenang-senang adalah snobis, akhirnya mendirikan Motisme. Moti selama hidupnya aktif menerima murid, aktif menjebarkan ajaran dan gagasan-gagasannya, dengan tanpa mengenal rasa lelah, dan sangat aktif menyebarkan gagasan “Anti Perang”.
Moti sebagai Pendekar Lapangan, dapat tercermin dari cerita yang sudah kesohor di Tiongkok tentang kisah beliau dalam mencegah penyerangan Negara Chu 楚 terhadap Negara Song 宋 sebagai berikut : Kala itu ada seorang ahli pertukangan dari Negara Lu bernama Gong Shu Ban 公输班, telah menciptakan suatu alat perang untuk menyerang benteng. Dia menjual inovasinya kepada Raja Chu 楚, dengan alat ini Raja Chu hendak menyerang Negara kecil Song 宋.
Mendengar kabar ini Moti cepat-cepat berangkat ke Negara Chu dengan berjalan kaki 10 hari 10 malam, tidak tahu berapa sepatu rumput yang dia habiskan, kaki juga sudah melepuh. Sampai di Negara Chu, Moti ingin menghadap Raja Chu. Tapi bertemu dulu dengan Gong Shu Ban. Ketika Gong Shu Ban bertemu dengan Moti, dia berkata, “ Tuan telah jauh-jauh datang kesini, apa yang bisa saya bantu?”
Moti menjawab,“ Ya. saya mempunyai seorang musuh di Utara, apakah Tuan bisa membantu saya berbuat sesuatu?” .Mendengar ini Gong Shu Ban mukanya langsung mengernyit, Moti berkata, “Jika berhasil imbalannya 200 tail mas”. Gong menjawab : “waah… ini tidak bisa, tidak baik mencari uang dengan membunuh orang. Seorang ksatria dan budiman tidak membunuh orang demi uang. Saya adalah pendekar budiman (ksatria)义士 yishi , prinsip saya adalah membela demi kebenaran dan keadilan 正义. Mana bisa hanya untuk uang, saya harus membunuh orang…”
Moti bertanya lagi : “Satu pun juga tidak?”. Gong mejawab : “ Ya, satupun juga tidak!”. Moti melanjutkan :” Kamu mengatakan satupun tidak akan dibunuh? Tapi kamu akan menyerang Negara Song, berapa banyak orang yang akan kamu bunuh dalam penyerangan ini? Kamu menyerang Negara Song tujuannya untuk apa?”. Gong menjawab :”Saya sih bukan mau berperang. Yang mau berperang adalah Raja Chu.”.
Moti berkata :” Ok, jika Raja yang mau menyerang, mari kita menghadap Raja Chu.”Lalu mereka sama-sama menghadap Raja. Moti bertanya kepada Raja Chu :” Jika ada seorang dalam rumahnya sudah mempunyai makanan enak dan mewah, tapi dia mencuri arak tetangganya, dia juga mempunyai pakaian sutra dan pakai mewah, tapi dia mencuri pakaian rombeng tetangganya, dia memiliki kereta mewah, tapi mencuri kereta reyok tetangganya, orang seperti ini baiknya kita istilahkan apa?”.
Raja menjawab; “ Orang ini pasti penyakitan (jiwa), kleptomania, penyakit merampok dan mencuri.”. Moti berkata : “ Ohh… ya. Sekarang ini antara Negara Chu dan Negara Song adalah seperti dua keluarga bertetangga yang baru kita bicarakan. Kalian Negara Chu sangat luas dan kaya, punya segala-segalanya, sedang Negara Song adalah negara kecil rakyatnya miskin, apapun tidak ada yang diharapkan darinya. Anda ingin menyerang negara ini untuk apa?
Kini Negara Chu memiliki tanah yang luas, yang kurang hanya rakyat. Tanah luas orang jarang, sedang Negara Song memiliki banyak rakyat, tapi justru kekurangan tanah. Jika Anda menyerang mereka, tidak hanya Anda akan mengorbankan rakyat Anda, tapi tanah yang direbut juga tidak luas, untuk apa? Apakah Anda ini juga terjangkit penyakit mencuri dan merampok? “ mendengar ini, Raja Chu tidak bisa menjawab…. Tapi Raja Chu dan Gong Shu Ban tidak sudi melepas niat penyerangan ini. Raja Chu mengatakan :”Saya sudah beli alat ini, alat ini juga merupakan alat baru, jika tidak terpakai apa tidak sia-sia, sayang jika tidak digunakan.”
Moti menjawab, ” Baiklah jika demikian. Tapi marilah kita coba apakah alat ini benar-benar effektif, atau tidak?” Maka Moti dan Gong Shu Ban, masing-masing melepaskan ban pinggangnya, dan membuat lingkaran dari ban pinggangnya seolah-olah sebagai benteng. Lalu minta Gong mengambil sebuah market peragaan alat perang baru ciptaannya, dan Moti bertindak seolah menahan penyerangan dengan sebuah alat peragaan (market) ciptaanya juga. Mereka coba memperagakan alatnya masing-masing, dimana Gong coba menyerang benteng dengan alat ciptaannya, dan Moti coba menahan serangannya dengan alat ciptaannya juga. Akhirnya setelah berkali-kali diperagakan, Gong selalu gagal untuk bisa menembus masuk ke benteng lawannya.
Dalam sejarah tercatat peristiwa ini dalam buku “Moti” 九设攻城之机变 墨子九拒之 《墨子 公输》( jiu she gong cheng zhi ji bian, mo zi jiu ju zhi ) Gong mencoba sembilan kali penyerangan dengan segala taktik, namun sembilan kali Moti berhasil menangkalnya. Akhirnya Gong mengaku kalah, dan diam saja…. Moti juga berdiam diri…. tapi akhirnya Gong berkata,“ Saya masih mempunyai akal, bagaimana menghadapi kamu. Tapi saya tidak akan mengatakannya.”.
Moti berkata : “Saya tahu apa akal kamu untuk menghadapi saya. Tapi saya juga tidak akan mengatakannya.”. Raja Chu jadi bingung dan berkata, ”Kalian ini berbicara apa? Bicaralah..terus terang…”. Moti berkata, ”Saya tahu maksud Tuan Gong, kecuali jika Tuan membunuh saya sekarang, maka tidak ada orang lain lagi yang bisa menolong Negara dan Raja Song untuk membantu mempertahankan bentengnya. Kemudian Anda bisa dengan mudah menggempur Negara Song. Benarkah begitu?….Tapi perlu saya beritahu bahwa murid-murid saya sebanyak 300 orang lebih telah membawa alat ciptaan saya ini, beserta dengan akal taktik saya ini. Kini sudah siap diatas benteng Song! Justru sekarang menunggu kedatangan tentara kalian untuk menyumbangkan nyawa kalian”.
Raja Chu serta merta berkata; ”Sudah..sudah tidak jadi menyerang….”Setelah yakin bahwa Raja Chu membatalkan niat penyerangannya, Moti kembali pulang. Saat Moti pulang melewati Benteng Negara Song, tiba-tiba hujan deras sekali. Moti berkata kepada penjaga benteng “ Bolehkah saya berteduh sebentar selama hujan ini masih turun.”. Orang Negara Song berkata, “Tidak bisa, kamu tidak boleh masuk!” . Ini membuktikan bahwa Moti dengan Raja dan Negara Song sama sekali tidak ada ikatan atau kerja sama apa pun dalam mencegah mengurungkan niat penyerangan Negara Chu terhadap Negara Song.
Misi Moti adalah murni sebagai kaum Pasifis — Anti Perang…. Melaksanakan gagasan dan ajarannya….. Inilah menunjukan bahwa Moti adalah benar-benar seorang Pendekar Lapangan. ( Sucahya Tjoa )
Moti 墨子 atau Moti 墨子, diperkirakan hidup antara tahun 468SM s/d 376 SM, seorang Pemikir, Pendidik, Ahli Militer. Pertama yang berpikir dengan sistim hukum logic / logika, bernama Mo Di 墨翟.
Lahir di Teng Zhou - Negeri Lu 鲁国人 滕州, pendiri Motisme 墨家 dan ajaran Motisme, ditulis dalam buku berjudul “ Moti 墨子”, yang inti ajarannya menekankan akan Kasih Sayang Universal, Anti Perang, Menghargai Keahlian, Menghargai Persamaan, Hidup Hemat, Berkabung Sederhana, Anti Senang-senang, Atasan Sebagai Panutan, Mengenal Alam, Menghargai Kelebihan dari Generasi sebelumnya, Berjuang demi nasibnya, Percaya Ada Dewa dan Roh. Tapi Intinya adalah Cinta Universal, dan Penempaaan Keahlian sebagai titik tolak.
Moti pada mulanya juga pernah belajar Konfusianisme, tapi ahkirnya merasa tidak puas akan ajaran Kongfusianisme terutama tentang gagasan tentang tata krama upacara berkabung (五服wu fu), dan menganggap ajaran Konfusianis yang mengajurkan bersenang-senang adalah snobis, akhirnya mendirikan Motisme. Moti selama hidupnya aktif menerima murid, aktif menjebarkan ajaran dan gagasan-gagasannya, dengan tanpa mengenal rasa lelah, dan sangat aktif menyebarkan gagasan “Anti Perang”.
Moti sebagai Pendekar Lapangan, dapat tercermin dari cerita yang sudah kesohor di Tiongkok tentang kisah beliau dalam mencegah penyerangan Negara Chu 楚 terhadap Negara Song 宋 sebagai berikut : Kala itu ada seorang ahli pertukangan dari Negara Lu bernama Gong Shu Ban 公输班, telah menciptakan suatu alat perang untuk menyerang benteng. Dia menjual inovasinya kepada Raja Chu 楚, dengan alat ini Raja Chu hendak menyerang Negara kecil Song 宋.
Mendengar kabar ini Moti cepat-cepat berangkat ke Negara Chu dengan berjalan kaki 10 hari 10 malam, tidak tahu berapa sepatu rumput yang dia habiskan, kaki juga sudah melepuh. Sampai di Negara Chu, Moti ingin menghadap Raja Chu. Tapi bertemu dulu dengan Gong Shu Ban. Ketika Gong Shu Ban bertemu dengan Moti, dia berkata, “ Tuan telah jauh-jauh datang kesini, apa yang bisa saya bantu?”
Moti menjawab,“ Ya. saya mempunyai seorang musuh di Utara, apakah Tuan bisa membantu saya berbuat sesuatu?” .Mendengar ini Gong Shu Ban mukanya langsung mengernyit, Moti berkata, “Jika berhasil imbalannya 200 tail mas”. Gong menjawab : “waah… ini tidak bisa, tidak baik mencari uang dengan membunuh orang. Seorang ksatria dan budiman tidak membunuh orang demi uang. Saya adalah pendekar budiman (ksatria)义士 yishi , prinsip saya adalah membela demi kebenaran dan keadilan 正义. Mana bisa hanya untuk uang, saya harus membunuh orang…”
Moti bertanya lagi : “Satu pun juga tidak?”. Gong mejawab : “ Ya, satupun juga tidak!”. Moti melanjutkan :” Kamu mengatakan satupun tidak akan dibunuh? Tapi kamu akan menyerang Negara Song, berapa banyak orang yang akan kamu bunuh dalam penyerangan ini? Kamu menyerang Negara Song tujuannya untuk apa?”. Gong menjawab :”Saya sih bukan mau berperang. Yang mau berperang adalah Raja Chu.”.
Moti berkata :” Ok, jika Raja yang mau menyerang, mari kita menghadap Raja Chu.”Lalu mereka sama-sama menghadap Raja. Moti bertanya kepada Raja Chu :” Jika ada seorang dalam rumahnya sudah mempunyai makanan enak dan mewah, tapi dia mencuri arak tetangganya, dia juga mempunyai pakaian sutra dan pakai mewah, tapi dia mencuri pakaian rombeng tetangganya, dia memiliki kereta mewah, tapi mencuri kereta reyok tetangganya, orang seperti ini baiknya kita istilahkan apa?”.
Raja menjawab; “ Orang ini pasti penyakitan (jiwa), kleptomania, penyakit merampok dan mencuri.”. Moti berkata : “ Ohh… ya. Sekarang ini antara Negara Chu dan Negara Song adalah seperti dua keluarga bertetangga yang baru kita bicarakan. Kalian Negara Chu sangat luas dan kaya, punya segala-segalanya, sedang Negara Song adalah negara kecil rakyatnya miskin, apapun tidak ada yang diharapkan darinya. Anda ingin menyerang negara ini untuk apa?
Kini Negara Chu memiliki tanah yang luas, yang kurang hanya rakyat. Tanah luas orang jarang, sedang Negara Song memiliki banyak rakyat, tapi justru kekurangan tanah. Jika Anda menyerang mereka, tidak hanya Anda akan mengorbankan rakyat Anda, tapi tanah yang direbut juga tidak luas, untuk apa? Apakah Anda ini juga terjangkit penyakit mencuri dan merampok? “ mendengar ini, Raja Chu tidak bisa menjawab…. Tapi Raja Chu dan Gong Shu Ban tidak sudi melepas niat penyerangan ini. Raja Chu mengatakan :”Saya sudah beli alat ini, alat ini juga merupakan alat baru, jika tidak terpakai apa tidak sia-sia, sayang jika tidak digunakan.”
Moti menjawab, ” Baiklah jika demikian. Tapi marilah kita coba apakah alat ini benar-benar effektif, atau tidak?” Maka Moti dan Gong Shu Ban, masing-masing melepaskan ban pinggangnya, dan membuat lingkaran dari ban pinggangnya seolah-olah sebagai benteng. Lalu minta Gong mengambil sebuah market peragaan alat perang baru ciptaannya, dan Moti bertindak seolah menahan penyerangan dengan sebuah alat peragaan (market) ciptaanya juga. Mereka coba memperagakan alatnya masing-masing, dimana Gong coba menyerang benteng dengan alat ciptaannya, dan Moti coba menahan serangannya dengan alat ciptaannya juga. Akhirnya setelah berkali-kali diperagakan, Gong selalu gagal untuk bisa menembus masuk ke benteng lawannya.
Dalam sejarah tercatat peristiwa ini dalam buku “Moti” 九设攻城之机变 墨子九拒之 《墨子 公输》( jiu she gong cheng zhi ji bian, mo zi jiu ju zhi ) Gong mencoba sembilan kali penyerangan dengan segala taktik, namun sembilan kali Moti berhasil menangkalnya. Akhirnya Gong mengaku kalah, dan diam saja…. Moti juga berdiam diri…. tapi akhirnya Gong berkata,“ Saya masih mempunyai akal, bagaimana menghadapi kamu. Tapi saya tidak akan mengatakannya.”.
Moti berkata : “Saya tahu apa akal kamu untuk menghadapi saya. Tapi saya juga tidak akan mengatakannya.”. Raja Chu jadi bingung dan berkata, ”Kalian ini berbicara apa? Bicaralah..terus terang…”. Moti berkata, ”Saya tahu maksud Tuan Gong, kecuali jika Tuan membunuh saya sekarang, maka tidak ada orang lain lagi yang bisa menolong Negara dan Raja Song untuk membantu mempertahankan bentengnya. Kemudian Anda bisa dengan mudah menggempur Negara Song. Benarkah begitu?….Tapi perlu saya beritahu bahwa murid-murid saya sebanyak 300 orang lebih telah membawa alat ciptaan saya ini, beserta dengan akal taktik saya ini. Kini sudah siap diatas benteng Song! Justru sekarang menunggu kedatangan tentara kalian untuk menyumbangkan nyawa kalian”.
Raja Chu serta merta berkata; ”Sudah..sudah tidak jadi menyerang….”Setelah yakin bahwa Raja Chu membatalkan niat penyerangannya, Moti kembali pulang. Saat Moti pulang melewati Benteng Negara Song, tiba-tiba hujan deras sekali. Moti berkata kepada penjaga benteng “ Bolehkah saya berteduh sebentar selama hujan ini masih turun.”. Orang Negara Song berkata, “Tidak bisa, kamu tidak boleh masuk!” . Ini membuktikan bahwa Moti dengan Raja dan Negara Song sama sekali tidak ada ikatan atau kerja sama apa pun dalam mencegah mengurungkan niat penyerangan Negara Chu terhadap Negara Song.
Misi Moti adalah murni sebagai kaum Pasifis — Anti Perang…. Melaksanakan gagasan dan ajarannya….. Inilah menunjukan bahwa Moti adalah benar-benar seorang Pendekar Lapangan. ( Sucahya Tjoa )
Tidak ada komentar:
Write komentar