Ramalan Liu Bowen pada masa Dinasti Ming yang dikenal dengan "Sau Ping Ge" dengan jelas menyebutkan perubahan-perubahan besar yang akan terjadi di negeri China.
Liu Bowen adalah seorang perdana menteri yang mendirikan negara Dinasti Ming (1368-1644), ia juga adalah salah satu penulis tiga ramalan besar yang populer di kalangan rakyat China kuno yang berjudul Sau Ping Ge (Sau Ping = kue bulat pipih panggang yang ditaburi wijen di atasnya; Ge = lagu).
Ia dengan tepat meramalkan peristiwa penting yang terjadi dari awal Dinasti Ming hingga kini, terutama meramalkan akan penyebaran besar-besaran Falun Dafa serta makna yang mendalam terhadap umat manusia. Berikut ini mari kita tinjau sebentar relevansi beberapa peristiwa Liu Bowen dan ramalannya dalam masa sekarang.
Liu Ji, masyarakat menyebutnya Liu Bowen, adalah seorang perdana menteri perencanaan pendiri negara Dinasti Ming Taizu (1328-1398). Pada usia 22 tahun, beliau lulus ujian dan dapat ranking tertinggi kerajaan. Sifatnya dikenal lurus, teguh, jujur dan terus terang, jujur dalam menunaikan tugas jabatan. Belakangan ia kehilangan jabatan karena membongkar kasus seorang pengawas kerajaan, terdepak lalu pulang ke rumah dan mengasingkan diri. Setelah Zu Yuanzang merekrut tentara, Liu Ji pergi menggabungkan diri, dan akhirnya membantu Zu Yuanzang sampai berhasil mendirikan kerajaannya.
Zu Yuanzang sepertinya dapat angin saja, menumpas habis lawan-lawannya dan berakhir dengan menggulingkan Dinasti Yuan, semua berkat bantuan siasat dari Liu Ji saat itu. Akhirnya karier Zu Yuanzang sebagai seorang kaisar seperti yang diramalkan oleh Liu Ji terwujud. Namun kalau berbicara dari sudut pandang lain, bahwa pergantian suatu dinasti atau pemerintahan, sudah suratan takdir dari-Nya. Dalam Sau Ping Ge, Liu Bowen berhasil meramalkan masa mendatang nan jauh, tentu saja ia telah mengetahui ajal daripada Dinasti Yuan itu sudah habis, dan Dinasti Ming akan berjaya. Oleh karena itu dia baru dapat menyesuaikan dengan kehendak dari atas dan jadilah ia seorang perdana menteri yang terkenal di masa itu.
Sebagai penguasa kerajaan, Zu Yuanzang yang membangun Dinasti Ming Taizu selalu resah dengan kekuasaannya, apakah kedudukannya itu dapat dipertahankan dengan langgeng? Dia tahu bahwa Liu Bowen adalah seorang Dao (Tao) yang sangat mengetahui ilmu matematika, lalu bertanyalah pada Liu tentang peristiwa yang akan terjadi di kemudian hari. Penggantian sebuah dinasti adalah suratan takdir, rahasia atau kehendak Tuhan itu tak bisa dibocorkan dengan seenaknya. Namun hitung punya hitung Zu Yuanzang adalah seorang kaisar, tidak enak untuk menolaknya, lalu Liu Bowen pun menggubah sebuah lagu syair dengan arti yang samar-samar untuk mengabulkan perintah sang kaisar, sekaligus meninggalkan sebuah karya besar bagi generasi berikutnya yang mengejutkan dunia karena ketepatannya dalam ramalan yang sulit untuk dipercaya. Berhubung saat Liu menghadap, sang kaisar sedang makan kue kering siopia (sauping), maka diberilah nama (Sau Ping Ge) pada gubahannya itu.
Pada suatu hari, Sang Kaisar Ming Taizu sedang berada di balairung sambil menikmati kue, baru makan sepotong, tiba-tiba seorang pengawas melaporkan bahwa Liu Bowen ingin menghadap, sang kaisar segera membalikkan mangkknya lalu mempersilakan Liu masuk, setelah diberi hormat, sang kaisar bertanya: "Anda tahu banyak tentang ilmu matematika, lalu tahukah Anda apa gerangan yang ada di dalam mangkuk itu?" Liu lalu meramal dengan menguji jari-jemarinya dan menjawab, "Yang ada di dalam mangkuk itu separuhnya menyerupai matahari dan separuhnya lagi mirip bulan, telah digigit sepotong oleh sang naga emas, maka tak lain dan tak bukan isinya itu adalah makanan." Begitu dibuka ternyata benar.
Sesudah itu sang kaisar bertanya : bagaimana masalah yang terjadi di dunia di kemudian hari: "Peristiwa apa yang akan terjadi di dunia di kemudian hari? Apakah keluarga Zu akan menikmati selama-lamanya?"
Liu Bowen menjawab: "Takdir Tuhan luas tak ada batasnya, anak cucu Tuan puluhan ribu, untuk apa bertanya pada hamba."
Sangat jelas di sini, bahwa jawaban Liu terhadap pertanyaan Zu Yuanzang mengucapkan kalimat yang mengandung dua makna, dari permukaan itu adalah sepatah kata penghormatan, mengatakan secara jelas bahwa singgasana sang kaisar akan bertahan selama-lamanya, namun sesungguhnya adalah ramalan yang jelas dan tepat bahwa kekuasaan Dinasti Ming akan bertahan hingga Zhung Zen sang cucu kaisar saja. Kelihatannya saat itu Liu Ji tidak enak untuk mengatakannya secara jelas serta tidak berani menanggung dosa membohongi kaisar, sehingga melontarkan kalimat yang bermakna rangkap.
Silakan simak kata-kata berikut ini:
Kaisar: "Walau dari dulu hingga sekarang, jatuh-bangunnya sebuah kerajaan sudah suratan tangan dari-Nya, apalagi di dunia kekuasaan ini bukan milik seseorang saja, hanya bagi mereka yang berahklak saja akan menikmatinya, tak ada salahnya jika berkata sacara terus terang, dan coba diuraikan saja."
Liu berkata, "Jikalau membocorkan rahasia Tuhan, dosa hamba tidak ringan, hamba bisa membuat amarah baginda, menerima hukuman mati ribuan kali, kalau baginda memberi tanda pembebasan hukuman mati, hamba baru berani dengan gegabah mempersembahkan saran."
Sang kaisar lalu segera memberi tanda perintah pembebasan dari hukuman mati, Liu berterima kasih atas pengampunan sang kaisar. Meskipun sang kaisar pada zaman dahulu kala adalah penguasa tertinggi dalam suatu negara, namun dia tahu juga bahwa jatuh bangunnya sebuah kerajaan itu ditentukan oleh takdir serta sulit ditolak. Apalagi efek ucapan sang kaisar itu luar biasa besar, itulah sebabnya setelah beliau diberikan tanda perintah pembebasan dari hukuman mati oleh sang kaisar, maka mulailah ia mengungkapkan peristiwa yang akan terjadi di masa akan datang dengan lagu syair dan berusaha sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang dikatakan dalam takdir itu. Ucapannya itu hanya menggunakan perkataan insinuisi dan arti kiasan dalam jumlah besar saja, oleh karena itu, setelah suatu peristiwa terjadi, orang baru sadar akan tepatnya ramalan itu.
Sau Ping Ge secara tepat mengisahkan tentang "perubahan tanah dan kayu", "keluarga pejabat mengacaukan pemerintahan", "masuknya tentara Ching ke Tiongkok", "masa keemasan Kaisar Kangxi (1662-1722) dan Jianlong (1736-1795)" serta "akhir dari Dinasti Ching dan setelah pemerintahan Minkuo (1912-1949), sampai "tersebar luasnya Falun Dafa" yang sudah bersejarah 600 tahun lebih. Bagi mereka yang telah menjadi bagian dari sejarah pun tahu, di samping itu penjelasannya juga tidak sedikit, untuk itu tidak dirinci satu per satu lagi di sini, namun bagi peristiwa kini dan masa mendatang, baru menjadi topik utama artikel ini. Paragraf terakhir dari Sau Ping Ge itu ada kaitannya dengan Falun Dafa, menyangkut hal-hal yang detail, rinciannya pun tidak dibahas lagi di sini. Berikut ini kami sampaikan paragra lain dialog antara Liu Bowen dengan Kaisar Ming Taizu, pembahasannya lebih jelas dan menarik.
Kaisar: Setelah akhir darma siapakah yang akan menyebarkan Dao (Tao, jalan kebenaran)?
Liu menjawab: Ada syair sebagai bukti; "Tidak mirip biarawan dan tidak mirip pendeta Dao, kepala mengenakan topi wol yang berbobot 4 tahil (200 gram). Buddha sejati itu tidak berada di dalam vihara, dan dialah memegang pucuk pimpinan agama Buddha Maitreya."
Kaisar: Di mana tempat Buddha Maitreya turun ke dunia ini?
Liu menjawab: Silakan dengar ucapan hamba ini: "Tokoh agama di masa mendatang turun ke dunia fana, tidak lahir di rumah pejabat atau pegawai negeri, tidak sebagai putra mahkota yang ada di istana, tidak berada di biara Buddha atau kompleks Dao, tapi justru turun di dalam rumah miskin dengan balai rerumputan, menyebarkan emas di selatan Yan dan utara Zhao."
Kaisar: Tolong diterangkan dengan jelas dan supaya generasi berikutnya mengetahuinya dengan jelas apa yang akan terjadi setelah Dinasti Ching berakhir.
Liu menjawab: Hamba tidak berani beberkan semuanya, namun sebelum dibukanya angkutan laut untuk umum, Dinasti Ching stabil adanya, setelah angkutan laut dibuka, senjata dan tentara digunakan, jika semuanya sudah dibuka kembali, sudah pasti 'air tua' akan kembali ke ibukota.
Kaisar: Apakah 'air tua' ada gunanya?
Liu: Ada, ada, ada, para Dao di bawah bimbingannya masuk ke dalam barisan kultivasi, tubuh besar berubah kecil, yang tua akan berubah menjadi muda, para biksu disukai oleh wanita cantik, sungguh lucu yang akan datang sungguh lucu, saat wanita kawin dengan biksu akan tiba!
Kaisar: Mengapa Anda menyebut kata Dao?
Liu: Setelah tiba masa akhir zaman, penguasa alam semesta turun ke dunia, ribuan Buddha turun ke dunia fana, seluruh langit penuh bintang, kelompok A Han, Bodhisattva memenuhi seluruh langit, sulit melepaskan diri dari bencana ini, adalah Buddha pada masa akan datang, turun ke dunia menyebarkan Dao, Sang Buddha dan para penguasa alam di atas langit dan di bumi, tidak ketemu benang emas perjalanan, sulit terhindar dari bencana, buah status tersingkirkan, setelah akhir darma, Maitreya menutup 81 bencana.
Penjelasan:
Asal-usul: Paragraf ramalan ini menceritakan dengan jelas asal usul Falun Dafa, awal mula sampai dengan penyebarannya. "Setelah akhir darma siapakah yang akan menyebarkan Dao" itu menunjukkan Fa (hukum) dan Dao pada masa akhir dari akhir darma siapa yang menyebarkannya.
Liu menjawab: "Tidak mirip biarawan dan tidak mirip pendeta Dao" menunjukkan bukan seperti tokoh dalam agama, "kepala mengenakan topi wol yang berbobot 4 tahil (200 gram)" hanya suatu perbandingan, sebab rambut orang masa kini (pria) beratnya hanya 4 tahil. "Buddha sejati itu tidak berada di dalam vihara, dan dialah memegang pencetus agama Buddha Maitreya", secara jelas mengatakan Buddha Maitreya turun bukan dalam agama Buddha, namun adalah "justru turun di dalam rumah miskin dengan balai rerumputan" secara mutlak adalah keluarga biasa yang miskin. Karena Master Li Hongzhi menyebarkan Falun Dafa adalah dengan metode "Falun Gong", dan bukan dengan agama Buddha atau agama lainnya, dan juga Master Li Hongzhi dilahirkan dalam keluarga miskin.
Mengenai turun ke dunia fana dan tempatnya:
Kaisar berkata: "Di mana tempat Buddha Maitreya turun ke dunia ini?"
Liu berkata: "Silakan dengarkan ucapan hamba ini: Tokoh agama di masa mendatang turun ke dunia fana.." Paragraf ini secara jelas menceritakan kelahirannya. Paragraf terakhir; "menyebarkan emas di selatan Yan dan utara Zhao. "Yan" menunjukkan bagian utara Hepei, dahulu disebut negara Yan. 'selatan Yan' menunjukkan sekitar Beijing (sebab bagian utara Beijing adalah pegunungan Gunung Yan, juga karena hal ini memperoleh nama seperti ini); 'Zhao' dahulu menunjukkan bagian selatan dan sekitar Hepei. Karena ibukota negara Zhao dulu di selatan Beijing. Oleh sebab itu selatan Yan dan utara Zhao tidak ragu-ragu lagi itu adalah Beijing. "Menyebarkan emas" ini menunjukkan pada tahun 1992, Master Li Hongzhi mulai menyebarkan Dafa di Beijing (saat pameran kesehatan Pekan Oriental agar dikenal orang-orang).
Waktu:
Setelah masa tertentu Dinasti Ching sampai "terbuka secara menyeluruh" yang disebut keterbukaan masa revolusi "semua sudah terbuka", dan juga orang yang berkuasa namanya mengandung tulisan air dalam bahasa Tionghoa. "Air tua" (menunjukkan yang lain, di sini tidak diperbincangkan).
Kaisar berkata: "Tolong diterangkan dengan jelas dan supaya generasi berikutnya mengetahuinya dengan jelas apa yang akan terjadi setelah Dinasti Ching berakhir." (Karena Liu Bowen ada syair lagu Sau Ping Ge, ini untuk dilihat orang masa mendatang, pernah meramal dinasti tertentu setalah Ming),
oleh sebab itu dia berkata: "Sebelum dibukanya angkutan laut untuk umum, Dinasti Ching stabil adanya" menunjukkan sebelum keterbukaan Ching ia adalah stabil, "setelah angkutan laut dibuka senjata dan tentara digunakan" menunjukkan setelah akhir Ching kekuatan menyerang masuk ke Tiongkok, kemudian perang dari tahun ke tahun sampai "semuanya sudah dibuka kembali" yaitu Tiongkok membuka secara total terhadap perdagangan luar negeri (termasuk WTO sekarang). "sudah pasti 'air tua' akan kembali ke ibukota." 'Air tua', menunjukkan materi dalam air, air sebagai nama, kembali ke ibukota, menunjukkan kedudukan di Beijing menjadi kepala negara.
Dao, bagaimana berkultivasi?
Kaisar: "Mengapa Anda menyebut kata Dao?"
Liu: "Setelah tiba masa akhir zaman, menunjukkan ketika masa akhir darma akan berakhir, menunjukkan waktu. "Penguasa alam turun ke dunia, ribuan Buddha turun ke dunia fana" secara jelas mengatakan Buddha, Dao dan dewa di atas langit serta makhluk berjiwa yang lebih tinggi juga akan turun menerima dan berasimilasi dengan Dafa ini. "Bencana ini" menunjukkan diturunkan ke tengah manusia, mempergunakan fisik manusia untuk berevolusi dengan Dafa, seperti Buddha Boddhisattva sesungguhnya menunjukkan Buddha: planet bintang-bintang memenuhi seluruh langit, kelompok A Han menunjukkan Dao dan aliran lainnya. Juga adalah Buddha akan datang (Buddha Maitreya atau bisa disebut Buddha akan datang), turun menyebarkan Dao, Sang Buddha dan para penguasa di langit dan bumi, biar siapa pun dia, tidak ketemu "seutas perjalanan" yang berharga ini, yaitu seutas perjalanan yang lebih berharga dari emas, sulit melewati bencana ini, buah statusnya dapat tersingkirkan.
Dialog ini sudah dikatakan dengan sangat jelas, mengemukakan secara jelas terhadap masa kini, karakter dan penyebaran Dafa di masa kini. Yang lebih mengejutkan orang adalah, dia mengemukakan biar Sang Buddha dan para penguasa di langit, juga harus turun berevolusi dengan "Sejati, Baik, Sabar" dari Dafa. Ini sama dengan apa yang diramalkan oleh ramalan Barat masa manusia dan dewa bersamaan mempunyai pengertian yang sama. Dari sini dapat diketahui, jika menghina Dafa, menindas pengikut Dafa yang sejati dosanya pasti akan sangat berat. Rahasia langit sudah terkuak menunggu kapan lagi: fakta sesungguhnya terungkap sudah terlambat disadari. Sadarlah!
Liu Bowen adalah seorang perdana menteri yang mendirikan negara Dinasti Ming (1368-1644), ia juga adalah salah satu penulis tiga ramalan besar yang populer di kalangan rakyat China kuno yang berjudul Sau Ping Ge (Sau Ping = kue bulat pipih panggang yang ditaburi wijen di atasnya; Ge = lagu).
Ia dengan tepat meramalkan peristiwa penting yang terjadi dari awal Dinasti Ming hingga kini, terutama meramalkan akan penyebaran besar-besaran Falun Dafa serta makna yang mendalam terhadap umat manusia. Berikut ini mari kita tinjau sebentar relevansi beberapa peristiwa Liu Bowen dan ramalannya dalam masa sekarang.
Liu Ji, masyarakat menyebutnya Liu Bowen, adalah seorang perdana menteri perencanaan pendiri negara Dinasti Ming Taizu (1328-1398). Pada usia 22 tahun, beliau lulus ujian dan dapat ranking tertinggi kerajaan. Sifatnya dikenal lurus, teguh, jujur dan terus terang, jujur dalam menunaikan tugas jabatan. Belakangan ia kehilangan jabatan karena membongkar kasus seorang pengawas kerajaan, terdepak lalu pulang ke rumah dan mengasingkan diri. Setelah Zu Yuanzang merekrut tentara, Liu Ji pergi menggabungkan diri, dan akhirnya membantu Zu Yuanzang sampai berhasil mendirikan kerajaannya.
Zu Yuanzang sepertinya dapat angin saja, menumpas habis lawan-lawannya dan berakhir dengan menggulingkan Dinasti Yuan, semua berkat bantuan siasat dari Liu Ji saat itu. Akhirnya karier Zu Yuanzang sebagai seorang kaisar seperti yang diramalkan oleh Liu Ji terwujud. Namun kalau berbicara dari sudut pandang lain, bahwa pergantian suatu dinasti atau pemerintahan, sudah suratan takdir dari-Nya. Dalam Sau Ping Ge, Liu Bowen berhasil meramalkan masa mendatang nan jauh, tentu saja ia telah mengetahui ajal daripada Dinasti Yuan itu sudah habis, dan Dinasti Ming akan berjaya. Oleh karena itu dia baru dapat menyesuaikan dengan kehendak dari atas dan jadilah ia seorang perdana menteri yang terkenal di masa itu.
Sebagai penguasa kerajaan, Zu Yuanzang yang membangun Dinasti Ming Taizu selalu resah dengan kekuasaannya, apakah kedudukannya itu dapat dipertahankan dengan langgeng? Dia tahu bahwa Liu Bowen adalah seorang Dao (Tao) yang sangat mengetahui ilmu matematika, lalu bertanyalah pada Liu tentang peristiwa yang akan terjadi di kemudian hari. Penggantian sebuah dinasti adalah suratan takdir, rahasia atau kehendak Tuhan itu tak bisa dibocorkan dengan seenaknya. Namun hitung punya hitung Zu Yuanzang adalah seorang kaisar, tidak enak untuk menolaknya, lalu Liu Bowen pun menggubah sebuah lagu syair dengan arti yang samar-samar untuk mengabulkan perintah sang kaisar, sekaligus meninggalkan sebuah karya besar bagi generasi berikutnya yang mengejutkan dunia karena ketepatannya dalam ramalan yang sulit untuk dipercaya. Berhubung saat Liu menghadap, sang kaisar sedang makan kue kering siopia (sauping), maka diberilah nama (Sau Ping Ge) pada gubahannya itu.
Pada suatu hari, Sang Kaisar Ming Taizu sedang berada di balairung sambil menikmati kue, baru makan sepotong, tiba-tiba seorang pengawas melaporkan bahwa Liu Bowen ingin menghadap, sang kaisar segera membalikkan mangkknya lalu mempersilakan Liu masuk, setelah diberi hormat, sang kaisar bertanya: "Anda tahu banyak tentang ilmu matematika, lalu tahukah Anda apa gerangan yang ada di dalam mangkuk itu?" Liu lalu meramal dengan menguji jari-jemarinya dan menjawab, "Yang ada di dalam mangkuk itu separuhnya menyerupai matahari dan separuhnya lagi mirip bulan, telah digigit sepotong oleh sang naga emas, maka tak lain dan tak bukan isinya itu adalah makanan." Begitu dibuka ternyata benar.
Sesudah itu sang kaisar bertanya : bagaimana masalah yang terjadi di dunia di kemudian hari: "Peristiwa apa yang akan terjadi di dunia di kemudian hari? Apakah keluarga Zu akan menikmati selama-lamanya?"
Liu Bowen menjawab: "Takdir Tuhan luas tak ada batasnya, anak cucu Tuan puluhan ribu, untuk apa bertanya pada hamba."
Sangat jelas di sini, bahwa jawaban Liu terhadap pertanyaan Zu Yuanzang mengucapkan kalimat yang mengandung dua makna, dari permukaan itu adalah sepatah kata penghormatan, mengatakan secara jelas bahwa singgasana sang kaisar akan bertahan selama-lamanya, namun sesungguhnya adalah ramalan yang jelas dan tepat bahwa kekuasaan Dinasti Ming akan bertahan hingga Zhung Zen sang cucu kaisar saja. Kelihatannya saat itu Liu Ji tidak enak untuk mengatakannya secara jelas serta tidak berani menanggung dosa membohongi kaisar, sehingga melontarkan kalimat yang bermakna rangkap.
Silakan simak kata-kata berikut ini:
Kaisar: "Walau dari dulu hingga sekarang, jatuh-bangunnya sebuah kerajaan sudah suratan tangan dari-Nya, apalagi di dunia kekuasaan ini bukan milik seseorang saja, hanya bagi mereka yang berahklak saja akan menikmatinya, tak ada salahnya jika berkata sacara terus terang, dan coba diuraikan saja."
Liu berkata, "Jikalau membocorkan rahasia Tuhan, dosa hamba tidak ringan, hamba bisa membuat amarah baginda, menerima hukuman mati ribuan kali, kalau baginda memberi tanda pembebasan hukuman mati, hamba baru berani dengan gegabah mempersembahkan saran."
Sang kaisar lalu segera memberi tanda perintah pembebasan dari hukuman mati, Liu berterima kasih atas pengampunan sang kaisar. Meskipun sang kaisar pada zaman dahulu kala adalah penguasa tertinggi dalam suatu negara, namun dia tahu juga bahwa jatuh bangunnya sebuah kerajaan itu ditentukan oleh takdir serta sulit ditolak. Apalagi efek ucapan sang kaisar itu luar biasa besar, itulah sebabnya setelah beliau diberikan tanda perintah pembebasan dari hukuman mati oleh sang kaisar, maka mulailah ia mengungkapkan peristiwa yang akan terjadi di masa akan datang dengan lagu syair dan berusaha sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang dikatakan dalam takdir itu. Ucapannya itu hanya menggunakan perkataan insinuisi dan arti kiasan dalam jumlah besar saja, oleh karena itu, setelah suatu peristiwa terjadi, orang baru sadar akan tepatnya ramalan itu.
Sau Ping Ge secara tepat mengisahkan tentang "perubahan tanah dan kayu", "keluarga pejabat mengacaukan pemerintahan", "masuknya tentara Ching ke Tiongkok", "masa keemasan Kaisar Kangxi (1662-1722) dan Jianlong (1736-1795)" serta "akhir dari Dinasti Ching dan setelah pemerintahan Minkuo (1912-1949), sampai "tersebar luasnya Falun Dafa" yang sudah bersejarah 600 tahun lebih. Bagi mereka yang telah menjadi bagian dari sejarah pun tahu, di samping itu penjelasannya juga tidak sedikit, untuk itu tidak dirinci satu per satu lagi di sini, namun bagi peristiwa kini dan masa mendatang, baru menjadi topik utama artikel ini. Paragraf terakhir dari Sau Ping Ge itu ada kaitannya dengan Falun Dafa, menyangkut hal-hal yang detail, rinciannya pun tidak dibahas lagi di sini. Berikut ini kami sampaikan paragra lain dialog antara Liu Bowen dengan Kaisar Ming Taizu, pembahasannya lebih jelas dan menarik.
Kaisar: Setelah akhir darma siapakah yang akan menyebarkan Dao (Tao, jalan kebenaran)?
Liu menjawab: Ada syair sebagai bukti; "Tidak mirip biarawan dan tidak mirip pendeta Dao, kepala mengenakan topi wol yang berbobot 4 tahil (200 gram). Buddha sejati itu tidak berada di dalam vihara, dan dialah memegang pucuk pimpinan agama Buddha Maitreya."
Kaisar: Di mana tempat Buddha Maitreya turun ke dunia ini?
Liu menjawab: Silakan dengar ucapan hamba ini: "Tokoh agama di masa mendatang turun ke dunia fana, tidak lahir di rumah pejabat atau pegawai negeri, tidak sebagai putra mahkota yang ada di istana, tidak berada di biara Buddha atau kompleks Dao, tapi justru turun di dalam rumah miskin dengan balai rerumputan, menyebarkan emas di selatan Yan dan utara Zhao."
Kaisar: Tolong diterangkan dengan jelas dan supaya generasi berikutnya mengetahuinya dengan jelas apa yang akan terjadi setelah Dinasti Ching berakhir.
Liu menjawab: Hamba tidak berani beberkan semuanya, namun sebelum dibukanya angkutan laut untuk umum, Dinasti Ching stabil adanya, setelah angkutan laut dibuka, senjata dan tentara digunakan, jika semuanya sudah dibuka kembali, sudah pasti 'air tua' akan kembali ke ibukota.
Kaisar: Apakah 'air tua' ada gunanya?
Liu: Ada, ada, ada, para Dao di bawah bimbingannya masuk ke dalam barisan kultivasi, tubuh besar berubah kecil, yang tua akan berubah menjadi muda, para biksu disukai oleh wanita cantik, sungguh lucu yang akan datang sungguh lucu, saat wanita kawin dengan biksu akan tiba!
Kaisar: Mengapa Anda menyebut kata Dao?
Liu: Setelah tiba masa akhir zaman, penguasa alam semesta turun ke dunia, ribuan Buddha turun ke dunia fana, seluruh langit penuh bintang, kelompok A Han, Bodhisattva memenuhi seluruh langit, sulit melepaskan diri dari bencana ini, adalah Buddha pada masa akan datang, turun ke dunia menyebarkan Dao, Sang Buddha dan para penguasa alam di atas langit dan di bumi, tidak ketemu benang emas perjalanan, sulit terhindar dari bencana, buah status tersingkirkan, setelah akhir darma, Maitreya menutup 81 bencana.
Penjelasan:
Asal-usul: Paragraf ramalan ini menceritakan dengan jelas asal usul Falun Dafa, awal mula sampai dengan penyebarannya. "Setelah akhir darma siapakah yang akan menyebarkan Dao" itu menunjukkan Fa (hukum) dan Dao pada masa akhir dari akhir darma siapa yang menyebarkannya.
Liu menjawab: "Tidak mirip biarawan dan tidak mirip pendeta Dao" menunjukkan bukan seperti tokoh dalam agama, "kepala mengenakan topi wol yang berbobot 4 tahil (200 gram)" hanya suatu perbandingan, sebab rambut orang masa kini (pria) beratnya hanya 4 tahil. "Buddha sejati itu tidak berada di dalam vihara, dan dialah memegang pencetus agama Buddha Maitreya", secara jelas mengatakan Buddha Maitreya turun bukan dalam agama Buddha, namun adalah "justru turun di dalam rumah miskin dengan balai rerumputan" secara mutlak adalah keluarga biasa yang miskin. Karena Master Li Hongzhi menyebarkan Falun Dafa adalah dengan metode "Falun Gong", dan bukan dengan agama Buddha atau agama lainnya, dan juga Master Li Hongzhi dilahirkan dalam keluarga miskin.
Mengenai turun ke dunia fana dan tempatnya:
Kaisar berkata: "Di mana tempat Buddha Maitreya turun ke dunia ini?"
Liu berkata: "Silakan dengarkan ucapan hamba ini: Tokoh agama di masa mendatang turun ke dunia fana.." Paragraf ini secara jelas menceritakan kelahirannya. Paragraf terakhir; "menyebarkan emas di selatan Yan dan utara Zhao. "Yan" menunjukkan bagian utara Hepei, dahulu disebut negara Yan. 'selatan Yan' menunjukkan sekitar Beijing (sebab bagian utara Beijing adalah pegunungan Gunung Yan, juga karena hal ini memperoleh nama seperti ini); 'Zhao' dahulu menunjukkan bagian selatan dan sekitar Hepei. Karena ibukota negara Zhao dulu di selatan Beijing. Oleh sebab itu selatan Yan dan utara Zhao tidak ragu-ragu lagi itu adalah Beijing. "Menyebarkan emas" ini menunjukkan pada tahun 1992, Master Li Hongzhi mulai menyebarkan Dafa di Beijing (saat pameran kesehatan Pekan Oriental agar dikenal orang-orang).
Waktu:
Setelah masa tertentu Dinasti Ching sampai "terbuka secara menyeluruh" yang disebut keterbukaan masa revolusi "semua sudah terbuka", dan juga orang yang berkuasa namanya mengandung tulisan air dalam bahasa Tionghoa. "Air tua" (menunjukkan yang lain, di sini tidak diperbincangkan).
Kaisar berkata: "Tolong diterangkan dengan jelas dan supaya generasi berikutnya mengetahuinya dengan jelas apa yang akan terjadi setelah Dinasti Ching berakhir." (Karena Liu Bowen ada syair lagu Sau Ping Ge, ini untuk dilihat orang masa mendatang, pernah meramal dinasti tertentu setalah Ming),
oleh sebab itu dia berkata: "Sebelum dibukanya angkutan laut untuk umum, Dinasti Ching stabil adanya" menunjukkan sebelum keterbukaan Ching ia adalah stabil, "setelah angkutan laut dibuka senjata dan tentara digunakan" menunjukkan setelah akhir Ching kekuatan menyerang masuk ke Tiongkok, kemudian perang dari tahun ke tahun sampai "semuanya sudah dibuka kembali" yaitu Tiongkok membuka secara total terhadap perdagangan luar negeri (termasuk WTO sekarang). "sudah pasti 'air tua' akan kembali ke ibukota." 'Air tua', menunjukkan materi dalam air, air sebagai nama, kembali ke ibukota, menunjukkan kedudukan di Beijing menjadi kepala negara.
Dao, bagaimana berkultivasi?
Kaisar: "Mengapa Anda menyebut kata Dao?"
Liu: "Setelah tiba masa akhir zaman, menunjukkan ketika masa akhir darma akan berakhir, menunjukkan waktu. "Penguasa alam turun ke dunia, ribuan Buddha turun ke dunia fana" secara jelas mengatakan Buddha, Dao dan dewa di atas langit serta makhluk berjiwa yang lebih tinggi juga akan turun menerima dan berasimilasi dengan Dafa ini. "Bencana ini" menunjukkan diturunkan ke tengah manusia, mempergunakan fisik manusia untuk berevolusi dengan Dafa, seperti Buddha Boddhisattva sesungguhnya menunjukkan Buddha: planet bintang-bintang memenuhi seluruh langit, kelompok A Han menunjukkan Dao dan aliran lainnya. Juga adalah Buddha akan datang (Buddha Maitreya atau bisa disebut Buddha akan datang), turun menyebarkan Dao, Sang Buddha dan para penguasa di langit dan bumi, biar siapa pun dia, tidak ketemu "seutas perjalanan" yang berharga ini, yaitu seutas perjalanan yang lebih berharga dari emas, sulit melewati bencana ini, buah statusnya dapat tersingkirkan.
Dialog ini sudah dikatakan dengan sangat jelas, mengemukakan secara jelas terhadap masa kini, karakter dan penyebaran Dafa di masa kini. Yang lebih mengejutkan orang adalah, dia mengemukakan biar Sang Buddha dan para penguasa di langit, juga harus turun berevolusi dengan "Sejati, Baik, Sabar" dari Dafa. Ini sama dengan apa yang diramalkan oleh ramalan Barat masa manusia dan dewa bersamaan mempunyai pengertian yang sama. Dari sini dapat diketahui, jika menghina Dafa, menindas pengikut Dafa yang sejati dosanya pasti akan sangat berat. Rahasia langit sudah terkuak menunggu kapan lagi: fakta sesungguhnya terungkap sudah terlambat disadari. Sadarlah!
Tidak ada komentar:
Write komentar