|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 09 Agustus 2011

Wejangan Buddha Hidup Ci Kung, Hukum Sebab Akibat

 

Petikan Wejangan Guru Suci kita, Buddha Hidup Ci Kung,
“Nasehat untuk Manusia di Dunia”

Di dunia ini orang sering mengatakan ada hukum sebab akibat.

Memang, hukum sebab akibat dan pembalasan merupakan kebenaran umum.

Pada kelahiran yang lalu sebagai manusia, bila banyak melakukan kebaikan, menyumbang uang dan bermurah hati menolong mereka yang susah, membangun jembatan dan jalan demi rasa kasih, ke manapun sering menasehati orang dengan kata-kata yang baik.
Memberikan obat kepada yang jatuh sakit, menolong mereka yang dalam keadaan gawat, tanpa mengharap imbalan.

Keluarga miskin yang meninggal tidak mampu membeli peti, dibantu dengan rela. Menolong orang susah, menyelamatkan yang dalam keadaan bahaya, hati gembira.

Bertemu dengan orang yang berbudi baik, menasehatinya agar membina diri, menanam bibit baik.

Sering bersyukur kepada langit dan bumi. Sinar kasih menerangi keluargamu, aman sentosa.

Sering bersembahyang mohon berkah dan perlindungan para Malaikat, agar orang miskin di dunia ini mendapat berkah, cepat berjaya.

Rajin sembahyang, sembah sujud kepada Buddha dengan sungguh hati.

Membakar dupa, bersujud dan mempersembahkan buah. Juga sering melepaskan hewan ke adalm bebas.

Kebaikan mengundang balasan kebaikan pula.

Yang Maha Pengasih Maha Adil.

Semua kebutuhan hidup masa sekarang terpenuhi, kedudukan sosial, nama harum dan kekayaan berlimpah untuk dinikmati. Anak cucu pun berbakti kepada orang tua.

Tetapi, nikmatnya kekayaan dan kedudukan membuat lupa pada “aku sejati”.

Kata dia, semua berkah adalah miliknya, harus dinikmati sepuasnya pada kelahiran sekarang.

Makan sepuasnya, pakai semaunya, masih terasa kurang.

Tak disangka, rejeki habis terkuras, celaka pun datang.

Ada yang untuk makan pun sulit, hidup serba kekurangan, kesal siang dan malam.

Orang lain kaya berjaya, mengapa aku miskin tidak karuan ?

Karena kamu menanam bibit buruk pada kelahiran lalu, lalu sering memaki langit dan bumi, bahkan sumpah serapah kau tujukan pada Malaikat.

Orang kaya menindas orang yang baik, demi kekayaan berbuat kejam, hati nurani dicampakkan.

Boro-boro membangun jembatan, membuka jalan, kenikmatan sendiri pun masih kurang.

Ada orang menasehatimu agar beramal berbuat baik, tapi kamu pelit bukan main, rela menjadi budak uang.

Langit tidak kamu hormati, bumi pun tidak kamu takuti, sikap congkak, lagak sombong luar biasa.

Akhirnya sekarang sampai waktunya kamu sengsara, tapi sebetulnya kalau tahu batas akan selalu bahagia.

Dia menyesal berbuat salah pada kelahiran yang lalu, sembah sujud mohon kepada Malaikat dan minta ampun.

Mulai sekarang, sering berucap yang baik sebagai amal, sekuat tenaga menjalankan tugas suci untuk menghormati para Buddha.

Jangan sampai berkeluh kesah memaki-maki, salahkanlah diri sendiri dulu tidak menanam bibit baik.

Ada orang mempunyai anak yang berbakti,
kebutuhan orang tua dicukupi dengan telaten.

Takut orang tua terlalu letih bekerja, juga khawatir orang tua badan melemah. Takut orang tua banyak masalah hati risau, lebih takut orang tua nafsu makan merosot. Sang anak pun masih takut orang tua marah, paling takut orang tua hati kesal.

Orang tua berpergian apakah ada kendaraan?

Khawatir pula bagaimana diperlakukan orang lain?

Pulang terlambat, dinantikan dengan hati gelisah, kadang pergi dicari kemana-mana.

Anak berbakti, menantu pun berbakti. Anak perempuan juga sehati, tidak berulah.

Jodoh perkawinan memang merupakan takdir. Segalanya tidak merisaukan orang tua.


Ada orang mempunyai anak yang tidak berbakti,
siang malam kesal di hati.

Dia berseru pada langit dan bumi, minta pertolongan, mengapa Yang Di Atas tidak melindunginya?

Aku lahir sekarang tidak bersalah, mengapa makan hati beranak durhaka?

Sekolah tidak mau, kerja pun ogah. Hari-hari luntang lantung jadi preman. Terjadi kasus, orang tua kena getahnya, ditertawakan orang habis-habisan.

Anak tidak berbakti, menantu pun kurang ajar. Anak perempuan juga binal tidak karuan.

Semua famili memandang rendah, aku dikatakan tidak bisa mendidik anak.

Semua itu karena pada kelahiran yang lalu kamu berbuat banyak kesalahan.

Terhadap orang tua dan mertua, kamu tidak berbakti sering cekcok.

Di kelahiran ini kamu mendapat balasan satu per satu.

Anak cucumu malas tidak mau bekerja, memboroskan uang, puluhan bahkah ratusan juta masih tidak cukup.
Gedung bertingkat pun sampai dijual.

Semua itu karena kamu berhutang pada mereka, jelas harus dilunasi untuk membayar hutang dahulu.


Ada orang di kelahiran sekarang mempunyai anak yang berbakti.
Ada uang deiberikan kepada orang tua untuk ditabung.
Itu karena kamu pernah menolong dia di kelahiran lalu, dia membalas budi membuatmu bahagia di kelahiran ini.

Ada orang semula bisnisnya bagus,
Sering beramal berbuat baik dan sopan pula. Sering bersyukur kepada Tuhan, sembahyang pun khusuk dan hormat. Terhadap orang sikapnya pun ramah dan lembut.

Tapi mengapa akhirnya bangkrut berantakan?

Itu bukan karena Tuhan tidak melindunginya. Karena di kelahiran dahulu hutangnya bertumpuk. Hutang itu kini harus dibayar.

Apabila di kelahiran sekarang semua sudah lunas, kelak meitisa lagi akan dapat pahalanya.


Ada orang kelakuannya jahat tidak pernah berbuat baik,
tapi mengapa rejekinya banyak berjaya pula?

Hidup senang penuh gaya di kelahiran sekarang, sengsara terus, sulit bebas di kelahiran berikutnya.

Sebab dan akibat merupakan kebenaran yang pasti.

Muridku, kau mendapat Tao, bebas dari semua derita.

Semua serahkanlah kepada Yang Maha Kuasa, tapi kau maklum akan nasibmu. Jangan berkeluh kesah, hati gundah.

Binalah Tao dengan baik, lakukan perbuatan yang baik.

Kelak kamu pulang menikmati pahala, tidak dititiskan kembali menderita reinkarnasi.

Bergandengan tangan bersama-sama menempuh jalan terang.

Tidak ada komentar:
Write komentar