|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 28 November 2011

Kejernihan Pikiran

 

Seperti perkataan Master Cheng Yen  dalam salah satu ceramahnya yaitu, “Kita harus menjernihkan hati kita dan orang lain. Bila hati manusia tak dijernihkan, dunia takkan dapat diselamatkan. Jadi, untuk menyelamatkan bumi, hati manusia harus dijernihkan terlebih dulu. Sebelum menjernihkan hati orang lain, kita harus menjernihkan hati sendiri terlebih dulu. Satu-satunya cara untuk menjernihkan hati adalah dengan mempelajari Dharma.
Dengan menyelami Dharma, hati kita akan menjadi jernih. Lalu kita akan dapat menjernihkan hati orang lain dengan cara yang sama.

福智清淨無障礙 Menjaga Kemurnian Pikiran Sungguh, kita harus saling mengingatkan dan saling mendukung.  Jika masih terdapat kekotoran batin dalam hati kita, maka kita harus segera melenyapkannya dan mengingatkan diri agar tidak berbuat salah. Saat hati dalam kondisi jernih, kita akan terhindar dari perbuatan yang salah.  

Sepasang anak muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah komplek perumahan. Suatu pagi, sewaktu sarapan, si istri melalui jendela kaca. Ia melihat tetangganya sedang menjemur kain.
"Cuciannya kelihatan kurang bersih ya", kata sang istri.
"Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar. Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."

Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun. Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.


Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada suaminya, "Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar. Siapa ya kira-kira yang sudah mengajarinya? " Sang suami berkata, "Saya bangun pagi-pagi sekali hari ini dan membersihkan jendela kaca kita."


Kejernihan pikiran hanya akan terlahir dari sikap kita yang tidak berupaya membandingkan diri pada orang lain. Berprasangka disaat melihat tetangga kurang bersih mencuci pakaian, bahkan kecenderungan pikiran selalu menganggap orang lain salah dan menggangap diri sendiri paling benar. 

Bila lebih cermat lagi untuk memperhatikan pikiran kita sendiri, pikiran-pikiran yang menghakimi orang lain hanya membuat makan tidak enak dan tidur tidak nyenyak. Betapa sangat tersiksa tubuh kita. Jangankan sehari dalam semenitpun badan kita terasa sakit semua.

Begitulah dalam kehidupan ini, ada kalanya apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran ( jendela ) lewat mana kita memandangnya sehingga dengan adanya kejernihan itu, kita bisa melihat kain kotor sebagai kain kotor dan kain bersih sebagai kain bersih. ( Yuni Tan )

Tidak ada komentar:
Write komentar