|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 26 Desember 2011

Semua Orang Adalah Anak Kita

 

Saat membaca,“Orang tua juga adalah anak kita”, sebagian besar orang akan merasakan ini tidak sesuai, karena sepertinya kurang menghormati orang tua. 

Sebenarnya hal ini justru membahas sikap hati para anak terhadap orang tua “pada tahap akhir di usia senja”. Bagaimana harus menyesuaikan dari sudut pandang lain, orang tua yang sudah berusia 90 tahun lebih dan anak-anaknya yang telah berusia 70-an, masalah yang tengah dihadapi keluarga ini.
Saya sangat menyukai anak kecil, setiap kali bila bermain bersama anak-anak akan merasa sangat gembira. Bisa berhubungan harmonis dengan anak sebenarnya tidak ada rahasia apapun, modalnya hanya sabar tidak merasa jemu jika hal-hal yang sederhana dan mudah dilakukan berulang kali. Karena anak-anak masih buta pengetahuan, tidak mudah membuat mereka mengerti, harus bisa menunjukkan perhatian dan membantu mereka dengan hal-hal yang berkaitan makanan, kekotoran dan kekacauan, namun yang paling penting tentunya kita senang dan rela bergaul bersama mereka.

Karena anak kecil tidak bisa memberikan apa-apa kepada kita, maka bergaul dengan mereka berarti semacam pengorbanan bagi orang dewasa, karena sedang melakukan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan usia kita. Ha.. ha.. coba Anda bayangkan, seorang dewasa yang sedang menyanyikan lagu “Bintang Kecil” bersama dengan anak-anak kecil, tidak hanya kedua tangan harus diangkat ke atas, kelima jari tangan dibuka, pergelangan tangan diputar-putar, masih harus menyanyi dengan suka cita dengan wajah yang penuh senyum, bukankah hal tersebut adalah “pengorbanan”?

Ketika Anda berkumpul bersamanya, walaupun bukan anak Anda sendiri, para orang dewasa juga bisa secara wajar menganggap mereka sebagai anak mereka sendiri, menyayangi, menjaga dan melindungi anak-anak itu, ini disebabkan karena si kecil sama-sama lucu dan kekanak-kanakan. 

Suatu hari saya mendadak mempunyai pikiran: jika saya menggunakan sikap kesabaran dan perhatian terhadap anak kecil ini, dipergunakan untuk menghadapi orang dewasa akan bagaimanakah jadinya? 

Akhirnya saya menemukan, hal tersebut persis sama seperti orang tua yang menghadapi anak-anak mereka, saya berubah menjadi lebih “kasih” terhadap semua orang. Ketika memberikan bantuan kepada orang lain, atas kemauan dan kerelaan diri sendiri, tidak merasakan sedang membantu orang lain tetapi merasakan sedang melakukan sesuatu hal yang sudah seharusnya kita lakukan. Ketika sedang berbincang-bincang dengan orang lain, bisa sangat perhatian dengan perkataan yang dikatakan oleh orang lain, ketika diri kita sedang berbicara akan berbicara dengan sangat rinci agar bisa dimengerti oleh orang yang mendengarkan (umumnya anak kecil berbicara tidak bisa jelas, juga sering tidak mengerti). Dan yang paling penting, saya merasakan lebih gembira, karena setiap orang berubah menjadi semakin elok.   

Ternyata kita bisa mempergunakan sikap hati ketika memperlakukan anak-anak kita sendiri, untuk memperlakukan kepada semua orang, tidak peduli dia adalah pria atau wanita, tua ataupun muda, dengan demikian bukankah semua orang adalah anak-anak kita, semua orang kita sayangi semua. 

“Semua orang adalah anak-anak kita”, bukan hanya berlaku pada guru dalam menghadapi murid-muridnya, atau pendeta dalam menghadapi umat-umatnya saja, tetapi para murid juga bisa bersikap demikian memperlakukan guru mereka, para umat juga boleh bersikap demikian memperlakukan pendeta mereka, yang terpenting saling mengasihi dengan sikap hati yang demikian, dalam perilaku juga akan saling menunjukkan perhatian.  

Tetapi jika kita bisa berpikir secara teliti terhadap proses dari kehidupan kita, akan menemukan bahwa sikap “semua orang adalah anak-anak kita” ini adalah evolusi perubahan alami. 

Ada seorang teman, mempunyai seorang ibu yang sudah berusia uzur hingga sudah tidak bisa mengenalinya lagi. Setiap kali pulang menjenguk ibunya, pasti merasa sangat sedih. Saya memberitahu kepadanya, ini adalah semacam keberuntungan, karena ibu kamu itu sudah melampaui “kembali muda lagi”, sudah mencapai taraf “kembali ke janin ibu”, maka dari itu segala sesuatu yang berada dalam dunia fana ini sudah tidak menjadi kekuatirannya, maka dari itu Anda tidak perlu bersedih, sebaliknya Anda harus bergaul dengan sikap yang bergembira seperti Anda sedang memperlakukan seorang anak kecil, dengan demikian dia dan Anda bisa merasa bergembira.

Banyak sekali orang telah lupa, anak bayi yang baru lahir, baru keluar dari rahim ibu juga tidak mengenali apa-apa, bayi itu bisa mengeluarkan suara panggilan “ayah dan ibu” juga harus beberapa bulan kemudian sejak dia dilahirkan baru bisa memanggil. Sekarang bapak dan ibu itu sudah tidak mengenali anak-anak mereka, bukankah persis seperti bayi yang baru dilahirkan? 

Ketika orang tua kita sudah berusia tua, mereka tidak leluasa untuk bergerak, ucapan kata-kata mereka menjadi lamban dan otak menjadi kacau balau, pada tubuh fisik mereka timbul semacam perubahan kembali muda lagi, semakin lama semakin seperti seorang anak kecil. Ketika itu kita sebagai anak memandang dan menganggap bapak dan ibu sebagai anak kita sen-diri untuk dijaga, dilindungi dan diberi perhatian, adalah tindakan yang sangat tepat dan seharusnya kita lakukan. 

Tahukah Anda seseorang bisa memiliki kesempatan yang demikian ini untuk membalas budi kebaikan dari orang tua kita sendiri, kecuali merupakan suatu keberuntungan dari orang tua itu sendiri juga merupakan keberuntungan diri kita sendiri. Karena Tuhan benar-benar memberi berkah kepada kita, membuat diri kita mampu memelihara dan melayani orang tua, membuat orang tua kita bisa panjang usia.  (Gao Dahung )

Tidak ada komentar:
Write komentar