|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 27 Januari 2012

Kitab Berkeliling Ke Alam Baka, Perjalanan Ke 4 Melintasi Perbatasan Pintu Hantu Berkunjung ke Ruangan Ceramah Semua Agama Menuju KeTuhanan

 

Perjalanan Ke 4, Melintasi Perbatasan Pintu Hantu Berkunjung ke Ruangan Ceramah Semua Agama Menuju KeTuhanan. Tanggal  19 September 1976 ( "LUN PE GWEE - JI CAP LAK" )

Chi Kung Huo FO :  Kita sudah siap berangkat Yang Sheng, naiklah ke atas bunga teratai.

Yang Sheng : Baik guru, saya sudah duduk dengan baik di atas bunga teratai, berangkatlah.

Chi Kung Huo FO : Kita sudah sampai, turunlah.

Yang Sheng Di depan kita ada sebuah gerbang kota, di atas gerbang itu tertulis Pintu Hantu “KUI MIEN KUAN” tiga huruf. Pintu Hantu rupanya berada disini, tetapi mengapa pintunya tidak dibuka? Dan hanya terdengar suara yang berisik di dalamnya.

Chi Kung Huo FO : Pintu Hantu sebenarnya tidak dibuka, namun umat manusia didunia yang menerobos masuk sendiri, maksudnya karena mereka melakukan perbuatan jahat, maka mereka ditarik oleh energi alam bawah dan mereka harus dihukum di Penjara Neraka. Lihat, begitu saya mengipasnya dengan kipas, Pintu hantu akan terbuka.

Yang Sheng : Guru sungguh hebat, hanya dengan menggoyangkan kipas Buddha, Pintu Hantu langsung terbuka, tetapi umat manusia setelah meninggal dunia, apabila mereka tidak mempunyai kipas, bagaimana bisa masuk ke dalam?

Chi Kung Huo FO : Umat manusia setelah meniggal dunia, akan menjadi hantu, sudah tamat riwayatnya di dunia, sewaktu datang ke tempat ini, pintu hantu akan terbuka sendiri dan pintu di dunia sudah tertutup baginya, itulah keajaiban ciptaan dari Yang Maha Kuasa. Mari kita cepat jalan, saya mau mengajak kamu masuk ke dalam untuk meninjaunya.

Yang Sheng : Baik guru. Mengapa didalam pintu hantu ini terdapat sebegitu banyak orang? Kelihatannya seperti sebuah pasar dan saya tidak tahu mereka akan menuju kemana?

Chi Kung Huo FO : Para roh itu sedang menuju ke Pengadilan Alam Baka Tingkat Pertama untuk disidang, mereka dikawal oleh Prajurit Alam Baka, hari ini kita tidak ada waktu untuk menyaksikan keadaan itu, mari cepat jalan, ikuti saya.

Yang Sheng : Baik guru. Jalan ini mengapa tidak rata, berlunbang-lubang dan naik-turun, kita mau menuju kemana ?

Chi Kung Huo FO : Setelah berjalan kira-kira 2 kilometer, kamu akan mengetahuinya.

Yang Sheng : Mengapa roh yang berjalan didepan kita itu dikawal oleh prajurit Alam Baka?

Chi Kung Huo FO : Para roh itu sewaktu masih hidup di dunia adalah para pengajar ajaran dari semua agama, karena mereka tidak memahami tujuan dari ajaran agama dengan baik, maka mereka sering menfitnah atau menghina ajaran dari agama lain, sehingga setelah meninggal dunia, mereka harus dihukum disini.

Yang Sheng : Di depan ada sebaris gedung dan diatasnya tertulis “Wan Jiao Kui Zong” (Semua Agama Menuju Ke Tuhanan), tempat apa ini?

Chi Kung Huo FO : Ini adalah tempat untuk mendengar ceramah, karena didunia zaman sekarang banyak timbul bermacam-macam agama, para umatnya tidak memahami tujuan dari ajaran yang benar, sehingga mereka saling mengejek atau menghina antar agama, maka hilanglah sudah arti sesungguhnya dari ajaran agama itu dan mereka melakukan kesalahan melauli mulut, sehingga setelah meninggal dunia, mereka harus datang kemari untuk mendengar ceramah di Ruangan ini bahwa “Semua Agama Menuju Ke Tuhanan”. Para pengajar agama ini akan dibimbing kembali agar dapat memahami arti sesungguhnya dari suatu agama. Ketua Agama sudah datang, Yang Sheng, cepat beri salam kepada beliau.

Yang Sheng : Hormat saya kepada Ketua Agama.
  
Ketua Agama : Saya mengucapkan selamat datang kepada Buddha Chi Kung dan Yang Sheng, kami sudah mendapat pemberitahuan untuk menyambut kalian.

Chi Kung Huo FO : Hari ini saya mengajak Yang Sheng datang kemari, saya harap ketua Agama sudi mengantar kami ke ruangan ceramah untuk meninjaunya, dan saya berharap Ketua Agama bersedia menjelaskan semua pertanyaan yang ditanyakan oleh Yang Sheng.

Ketua Agama : Tidak usah sungkan, silakan ikut saya masuk kedalam dan silakan duduk.

Yang Sheng : Semua Agama menuju KeTuhanan, kata-kata itu memiliki arti yang khusus, tetapi saya kurang memahami artinya. Saya harap Ketua Agama sudi menjelaskannnya kepadaku.
 
Ketua Agama : Sekarang di alam manusia atau dunia terdapat 5 agama besar, yaitu : Agama Buddha, Kong Hu Cu, Islam, Kristen, dan Hindu. 5 agama ini disebut ajaran yang benar, karena ajaran dasar dari 5 agama itu adalah TAO ( Ajaran Kebenaran ). Pada zaman dulu tidak ada Agama apapun. Karena itu, Penguasa Langit menurunkan para nabi ke berbagai negara untuk mewakili Tuhan dalam mengajar umat manusia, agar umat manusia mengerti pelajaran tentang kebaikan, supaya umat manusia dapat mengingat kembali asal-usul mereka dan bersedia membina diri agar dapat kembali ke alam surga.

Tetapi sayang sekali, setelah para guru pembimbing atau para nabi balik kembali ke langit, para umatnya memiliki perbedaan pendapat, sehingga mereka berpencar, bahkan ada yang bermusuhan, mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya semua ajaran agama berasal dari langit, dasarnya sama dan asalnya dari 1 keluarga, tetapi demi kepentingan pribadi, maka terjadilah keributan antar umat beragama, masing-masing dari guru agama mengatakan agamanya yang benar dan menghina agama yang lain, maka setelah meninggal dunia, roh mereka yang tidak sempurna itu jatuh kemari.

Karena Yang Maha Kuasa tidak tega melihat kejatuhan dari para umat manusia, maka didirikanlah ruangan ini untuk mengajar mereka agar mereka dapat memahami ajaran dari Yang Maha Kuasa yang sebenarnya dan bagi para roh yang telah sadar, akan tumimbal lahir kembali menjadi umat manusia yang memiliki pandangan yang benar.

Chi Kung Huo FO : Ketua Agama, apa yang kamu katakan itu memang benar, tetapi Yang Sheng masih belum memahami semuanya, saya merasa lebih baik apabila Ketua Agama dapat mengajaknya untuk meninjau ke dalam ruangan ceramah, daripada hanya mendengar penjelasan, tentu lebih baik langsung menyaksikannya.

Ketua Agama : Baiklah, ikuti saya.

Yang Sheng : Ruangan ini luasnya ada beberapa hektar. Di dalamnya kelihatan seperti ruangan untuk berceramah dan ruangan ini sudah diduduki oleh puluhan ribu para roh yang berasal dari berbagai bangsa, mereka berasal dari segala penjuru dunia. Kelihatannya mereka seperti sedang bersiap-siap untuk mendengar ceramah.

Ketua Agama : Benar, mereka sedang bersiap-siap untuk mendengar ceramah. Kalian berdua ikut saya menuju ke depan ruangan untuk mendengarkan ceramah.

Yang Sheng : Pemandangan ini begitu hebat, peristiwa seperti ini sama sekali belum pernah terjadi di dunia. Di depan kita ada sebuah papan tulis yang tertera 4 kata “WAN JIAO KUI ZONG” ( Semua Agama Menuju Ke Tuhanan ). Seorang guru yang berkepala gundul sedang menuju ke depan, beliau berpakaian seperti seorang bhiksu, semua hadirin berdiri dan memberikan hormat kepadanya, kemudian duduk kembali.

Guru Pembimbing : Hari ini telah hadir 2 orang tamu, yang satunya bernama Yang Sheng dari kota Tai Chung, di Vihara Sheng Sien bersama gurunya, yaitu Buddha Hidup Chi Kung. Mari kita beri tepuk tangan yang meriah sebagai tanda untuk menyambut mereka.

Yang Sheng : Guru, para hadirin yang terdiri dari bermacam-macam bangsa, mengapa mereka bisa mengerti bahasa mandarin ?

Chi Kung Huo FO : Betapapun besarnya dunia ini, walaupun berlainan bangsa, umat manusia bisa percaya kepada agama, karena bathin semua umat manusia adalah sama, artinya “Semua Manusia Memiliki Hati Nurani“. Setelah meninggal dunia, para roh dapat saling memahami, bukan karena berlainan bangsa lalu memiliki Hati Nurani berbeda, contohnya ketika mendengar suara petir, segala bangsa yang berada di dunia mengetahui bahwa akan segera turun hujan, maka itu, begitu mereka mendengar suara Sang Guru, mereka sudah memahami pesan yang disampaikan oleh beliau. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Sang Buddha : “Para Buddha Berkhotbah dengan menggunakan satu suara dan semua Makhluk Hidup dapat memahaminya. Sekarang kita dengarkan dulu apa yang dikatakan oleh Sang Guru.
 
Guru Pembimbing : Walaupun umat manusia terdiri dari bermacam-macam bangsa, namun hati nurani umat manusia adalah sama, biarpun hidup di tempat yang berbeda, tetapi setelah meninggal dunia, akan berkumpul di tempat yang sama. Walaupun umat manusia di dunia kulitnya berlainan warna, namun semuanya tahu makan bila lapar, dan tahu tidur bila sudah malam, siang berganti malam, malam berganti siang, matahari dan bulan terus-menerus menyinari bumi, hujan turun membasahi bumi, semua bangsa bersama-sama menikmati keadaan di alam dunia, maka itu, dapatlah dikatakan memiliki hati nurani yang sama, tetapi karena umat manusia memiliki kepercayaan yang berbeda atau berlainan agama, sehingga timbul perselisihan.

Mereka merasa yakin bahwa hanya menganut agama yang tertentu, mereka baru bisa naik ke surga, sedangkan agama yang lain hanya bisa ke neraka. Sehingga surga yang sebenarnya merupakan tempat asalnya, dijauhkanya dan mereka membuat khayalan tentang istana di tengah angkasa, mereka mengunci diri sendiri di dalamnya, mereka merasa dirinya sudah tinggi, dan mereka menyenangkan diri sendiri sambil bersiul, sebenarnya itulah neraka.

Orang yang berbuat dosa semacam ini adalah seperti kambing hitam yang menantikan pemotongan, bukan kambing yang menunggu diselamatkan. Coba kalian ingat, sewaktu masih hidup di dunia, kalian sering membicarakan bisa naik ke surga, mengapa sekarang kalian berada di alam neraka ini? Apakah kalian berada disini dengan membawa badan kalian sendiri? Badan jasmani kalian telah ditinggalkan di dunia, disini tidak ada lagi perbedaan warna kulit.

Sebenarnya jiwa (roh) manusia pada dasarnya adalah sama. Apabila timbul perselisihan atau kurang mengasihi sesama umat manusia, maka dimana lagi letak perkataaan Kasih Sayang dan Kemuliaan Hati? Matahari dan Bulan tetap menyinari Umat manusia. Manusia yang jahat maupun yang baik, tetap dapat menerima pancaran dari sinarnya, dari dulu sampai sekarang tidak pernah membeda-bedakan, maka itu matahari dan bulan tetap bersinar dari dulu sampai sekarang. Kalian harus sadar dan jangan bersifat iri hati, dengki, atau berselisih.

Sekarang sudah waktunya pembauran, umat manusia harus memahami bahwa semua ajaran agama menuju keesaan Tuhan. Dengan memiliki kasih sayang, maka akan timbul pikiran untuk saling membantu dan saling mengasihi. Masing-masing agama haruslah membuka pintu lebar-lebar untuk menolong sesama umat manusia, meskipun berlainan Nabi, namun Tujuan dan Harapan dari semua agama adalah sama yaitu memberi pengajaran tetang Hukum Kebenaran dari Alam Semesta dan ajaran kebaikan agar umat manusia bisa melakukan perbuatan baik, membina diri dan berbuat amal sehingga memperoleh jasa dan pahala sekaligus membuat dunia ini menjadi tempat yang penuh kedamaian dan kegembiraan.

Yang ingin ditolong oleh para Nabi adalah jiwa manusia atau hati manusia. Badan jasmani manusia tidak bisa ditolong oleh para Nabi. Karena ada kelahiran tentu ada kematian, tetapi yang terpenting adalah bathin atau hati manusia, karena bathin atau hati manusialah yang menentukan manusia itu akan lahir di Surga atau Neraka, maka itu jika umat manusia sudah memahami bathin yang sesungguhnya, maksudnya telah dapat melepaskan diri dari sifat egois atau keakuannya, barulah dapat naik ke Surga atau menjadi Dewa atau Buddha, dan apabila umat manusia berpikiran terbalik dari semua ini, niscaya akan menerima hukuman di Penjara Alam Neraka dan harus bereinkanasi lagi untuk menebus dosanya.

Chi Kung Huo FO : Waktu kita sudah habis, kita minta permisi kepada Ketua Agama, bila ada kesempatan, kita akan datang lagi. Yang Sheng, mari kita pulang.

Yang Sheng : Ketua Agama, saya minta maaf karena waktu kami sangat terbatas. Saya mau pulang ke Vihara dan tidak dapat terus mendengarkan ceramah yang begitu bagus, sungguh sayang!

Ketua Agama : Tidak apa-apa. Mari, saya mengantar kalian.

Chi Kung Huo FO : Yang Sheng, cepat naik ke atas bunga teratai. Hari ini setelah mendengar ceramah yang disampaikan oleh Guru Pembimbing, apa pendapatmu?

Yang Sheng : Yang dikatakan oleh Ketua Agama dan Guru Pembimbing itu memang benar, saat ini setiap agama saling berselisih satu sama lain, sehingga para umatnya menjadi bingung, ibaratnya seperti orang yang menjual pepaya, pepaya yang dijual sendiri dikatakan manis, tetapi pepaya yang dijual orang lain dikatakan tidak manis. Alangkah baiknya jika si penjual pepaya dapat mengatakan coba cicipi dulu pepaya ini supaya kamu bisa tahu seperti apa rasanya, manis atau tidak, orang yang mencicipinyalah yang tahu pepayanya manis atau tidak, maka itu, apa yang dirasakan itulah kenyataan, bermanfaat atau tidak bermanfaatnya ajaran dari suatu agama, sang umatlah yang paling memahaminya. Saya rasa demikian lebih adil.

Chi Kung Huo FO : Umat manusia di dunia benar-benar keras kepala, maka itu sulit untuk dapat pulang kembali ke Surga. Para Nabi dan para Buddha memberi ceramah tentang hukum Kebenaran yang mutlak. Maksud dari mereka adalah menyampaikan keinginan dari Yang Maha Kuasa. Apabila kamu lahir disuatu tempat, kamu pasti percaya agama yang diajarkan dtempat itu. Apakah karena kamu beragama yang lain, sehingga saya tidak mau menolong kamu?

Kalau saya berbuat seperti ini, saya sudah tidak pantas lagi disebut Buddha, karena saya memiliki hati yang sempit, hati yang mebeda-bedakan antara sesama makhluk hidup dan bersifat egois, karena hanya Mementingkan Kelompok Sendiri, maka itu, saya berharap umat manusia yang beragama seharusnya menggunakan Hati Yang Mulia atau bersifat Murah Hati untuk membantu semua makhluk hidup, tanpa membeda-bedakan dan tinggalkanlah pikiran yang mau menang sendiri, ibaratnya kalau Jalan Menuju Ke Surga Lebarnya Hanya 5 Meter, begitu sempit, mana bisa memuat semua umat manusia di dunia, maka itu umat manusia seharusnya bersifat lapang dada, barulah terbuka jalan lebar bagi mereka untuk menuju ke Surga.

Disamping itu sebelum mengajari orang lain, umat manusia harus benar-benar memahami apa yang diajarkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi umat manusia untuk mempraktekkanya secara rutin terlebih dahulu apa yang akan diajarkan kepada orang lain, umat manusia tidak layak mengajari orang lain. Ibaratnya orang yang terbenam di dalam lumpur tidak akan mampu menarik atau menolong orang lain yang terbenam di dalam lumpur. Yang Sheng, saya sebagai gurumu berharap kamu dapat selalu mengingat hal ini dengan baik-baik. Baiklah, kita sudah tiba di Vihara Sheng Sien. ( Yang Sheng turun dari bunga teratai, kemudian rohnya masuk kembali ke badannya.).

Bersambung Ke : Perjalanan ke 5, Berkunjung ke Pengadilan Alam Baka Tingkat Pertama

Tidak ada komentar:
Write komentar