Dua warga Jalan Sutomo Kota
Tanjungbalai ditemukan tewas di rumahnya. Korban tewas diduga menghirup
asap mengandung karbondioksida dari mesin genset.
Ke dua korban kakak beradik yakni Fernando (15) dan Felicia Herianto (16). Sedangkan ayah dan ibu korban ditemukan dalam keadaan lemas dan kritis.
Informasi diperoleh di lokasi kejadian, Jumat (20/9), peristiwa tragis itu terungkap ketika salah seorang anak korban yaitu Misel (14) pulang ke rumahnya dari menginap di tempat teman.
Tiba di depan rumah sekaligus perbengkelan itu, ia terkejut, sebab pintu belum terbuka padahal hari sudah siang. Setelah diketuk berulangulang tidak ada sahutan dari dalam rumah. Curiga terjadi sesuatu Misel meminta bantuan tetangga dan warga sekitar.
Untuk masuk ke dalam rumah warga merusak jendela di lantai 2 dan ternyata di kamar tidur ditemukan Felicia Herianto sudah tidak bernyawa. Penelusuran berlanjut ke ruangan dapur ditemukan dua korban lagi sudah tergeletak lemas. Saat diperiksa Fernando sudah tidak bernyawa dengan kondisi mulut berbusa. Sedangkan pasangan suami istri Akheng (43) dan Mimi (43) masih hidup, namun dalam keadaan kritis.
Melihat kejadian itu, warga dibantu aparat kepolisian yang tiba di lokasi langsung mengevakuasi korban tewas dan kritis. Kedua korban tewas dibawa ke panti sosial kemalangan, sedangkan dua korban yang kritis dibawa ke RS Hadi Husada untuk mendapatkan perawatan.
“Kami juga terkejut dengan penemuan warga yang tewas mengenaskan di rumahnya ini. Saat ditemukan para korban dalam keadaan lemas dan mulutnya mengeluarkan busa, sementara di dalam rumah terdapat mesin genset, untuk penyelamatan dua korban yang masih hidup dilarikan ke RS sedangkan dua korban yang tewas sudah dibawa ke panti sosial kemalangan,” ungkap Kepala Lingkungan IV Kelurahan TB Kota II Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Ton Taufik
Sementara itu warga disekitar kejadian mengatakan, malam hari sebelumnya lampu mengalami pemadaman sekitar 5 jam.
Diduga korban menghidupkan mesin genset untuk penerangan. Lamanya masa pemadaman membuat keluarga korban sempat tertidur sehingga mesin terus hidup sampai kehabisan bahan bakar. Kondisi rumah korban berbentuk rumah toko minim ventilasi udara menyebabkan asap genset mengandung karbon dioksida memenuhi seluruh ruangan rumah.
Diduga kuat keluarga malang ini tewas karena mengirup asap genset karena saat itu warga menemukan mesin genset didalam rumah dalam keadaan mati kehabisan bahan bakar.
“Berapa lagi harus jatuh korban jiwa akibat pemadaman listrik yang dilakukan PLN ini. Kejadian seperti ini sudah sering terjadi akibat pemadaman listrik. PLN diminta bertanggungjawab atas perisitiwa seperti ini,” ujar warga.
Sementara itu Kapolsek Tanjungbalai Selatan Kompol AR Sibarani mengatakan, tadi malam kondisi sedang mati lampu, korban menghidupkan mesin genset dan ketiduran sehingga lupa mematikan mesin genset.
“Kita belum dapat memastikan penyebab kematian korban, namun dugaan sementara karena terlalu banyak mengirup asap,” tuturnya. (Analisa)
Ke dua korban kakak beradik yakni Fernando (15) dan Felicia Herianto (16). Sedangkan ayah dan ibu korban ditemukan dalam keadaan lemas dan kritis.
Informasi diperoleh di lokasi kejadian, Jumat (20/9), peristiwa tragis itu terungkap ketika salah seorang anak korban yaitu Misel (14) pulang ke rumahnya dari menginap di tempat teman.
Tiba di depan rumah sekaligus perbengkelan itu, ia terkejut, sebab pintu belum terbuka padahal hari sudah siang. Setelah diketuk berulangulang tidak ada sahutan dari dalam rumah. Curiga terjadi sesuatu Misel meminta bantuan tetangga dan warga sekitar.
Untuk masuk ke dalam rumah warga merusak jendela di lantai 2 dan ternyata di kamar tidur ditemukan Felicia Herianto sudah tidak bernyawa. Penelusuran berlanjut ke ruangan dapur ditemukan dua korban lagi sudah tergeletak lemas. Saat diperiksa Fernando sudah tidak bernyawa dengan kondisi mulut berbusa. Sedangkan pasangan suami istri Akheng (43) dan Mimi (43) masih hidup, namun dalam keadaan kritis.
Melihat kejadian itu, warga dibantu aparat kepolisian yang tiba di lokasi langsung mengevakuasi korban tewas dan kritis. Kedua korban tewas dibawa ke panti sosial kemalangan, sedangkan dua korban yang kritis dibawa ke RS Hadi Husada untuk mendapatkan perawatan.
“Kami juga terkejut dengan penemuan warga yang tewas mengenaskan di rumahnya ini. Saat ditemukan para korban dalam keadaan lemas dan mulutnya mengeluarkan busa, sementara di dalam rumah terdapat mesin genset, untuk penyelamatan dua korban yang masih hidup dilarikan ke RS sedangkan dua korban yang tewas sudah dibawa ke panti sosial kemalangan,” ungkap Kepala Lingkungan IV Kelurahan TB Kota II Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Ton Taufik
Sementara itu warga disekitar kejadian mengatakan, malam hari sebelumnya lampu mengalami pemadaman sekitar 5 jam.
Diduga korban menghidupkan mesin genset untuk penerangan. Lamanya masa pemadaman membuat keluarga korban sempat tertidur sehingga mesin terus hidup sampai kehabisan bahan bakar. Kondisi rumah korban berbentuk rumah toko minim ventilasi udara menyebabkan asap genset mengandung karbon dioksida memenuhi seluruh ruangan rumah.
Diduga kuat keluarga malang ini tewas karena mengirup asap genset karena saat itu warga menemukan mesin genset didalam rumah dalam keadaan mati kehabisan bahan bakar.
“Berapa lagi harus jatuh korban jiwa akibat pemadaman listrik yang dilakukan PLN ini. Kejadian seperti ini sudah sering terjadi akibat pemadaman listrik. PLN diminta bertanggungjawab atas perisitiwa seperti ini,” ujar warga.
Sementara itu Kapolsek Tanjungbalai Selatan Kompol AR Sibarani mengatakan, tadi malam kondisi sedang mati lampu, korban menghidupkan mesin genset dan ketiduran sehingga lupa mematikan mesin genset.
“Kita belum dapat memastikan penyebab kematian korban, namun dugaan sementara karena terlalu banyak mengirup asap,” tuturnya. (Analisa)
Tidak ada komentar:
Write komentar