Seorang anak perempuan yang berumur sekitar 2 tahun
lebih bernama SIAU LING adalah korban emosional orang tuanya.
Suatu malam,
ketika sang ibu membuka dompet dan menghitung uangnya ternyata hilang
1000 yuan, lalu sang ibu langsung menuduh sang suami mencuri uangnya untuk main
judi dan beli undian harapan.
Tapi sang suami tidak mengakuinya, sehingga terjadilah pertengkaran yang dasyat. Istrinya mengatakan, " Bukankah dulu juga kau pernah mengambilnya untuk berjudi dan sekarang kalau bukan kau yang mengambil siapa lagi, di rumah ini tidak ada orang lain."
Si suami tambah emosi, sehingga akhirnya pasangan ini setelah capek bertengkar masing masing ngak bisa tidur lelap. Esok harinya ketika suaminya baru pulang dari kantor, seperti biasanya sang suami pergi ke rumah pengasuh untuk menjemput anaknya.
Ketika kakinya baru melangkah masuk ke dalam rumahnya, pengasuh itu mengatakan padanya, " Ketika tadi pagi saya mencuci pakaian SIAU LING, ketemu uang 1000 yuan di sakunya. Tetapi karena uang itu basah, jadi saya keringkan dengan seterika.
Tanpa berkata apapun sang ayah langsung menampar putrinya 2 kali yakni di pipi kiri dan pipi kanannya dengan keras, sambil berkata, " Kau memang anak buangan, hari ini tidak usah pulang, kecil-kecil udah bisa mencuri, gara gara perbuatanmu saya bertengkar hebat dengan ibumu tadi malam. "
Akibat pukulan ayahnya, bibir Siau ling berdarah. Tak lama kemudian ibunya datang ke rumah pengasuh dan menbawanya pulang.
Tapi setelah dua hari sejak kejadian itu, SIAU LING menjadi rewel dan ngak lincah seperti biasanya lagi. Dipanggil pun sepertinya cuek aja, padahal biasanya dia sangat lincah dan bermain-main dengan riang.
Ketika ibunya melihat bahwa dari telinganya ada bekas darah yang sudah kering, maka Ibunya
langsung membawanya ke dokter specialis THT. Setelah di periksa, ternyata sebelah telinga
SIAU LING sudah tuli total dan sebelah lagi pendengarannya pun sudah tinggal
beberapa persen lagi, sehingga harus dibantu dengan alat pendengaran.
Dokter berpesan untuk menjaga anak ini baik baik. Akhirnya suami - istri ini tambah sengit pertengkarannya bahkan sampai mau cerai. Sang suami bersumpah di hadapan orang tua, istri dan anaknya bahwa dia tidak akan memukul anak lagi dan dia juga berjanji setiap harinya akan menabung uang 1000 yuan untuk SIAU LING sebagai modal atau bekalnya menikah nanti.
Sekarang SIAU LING sudah kelas dua SMP, dia sudah menjadi seorang putri remaja yang tinggi langsing dengan paras cantik, duduk di kelasnya paling depan, sangat pendiam dan tertutup. Orang tuanya tidak mau lagi melahirkan anak, mereka berjanji mau menjaga SIAU LING dengan baik. ( Sudah terlambat nasi sudah menjadi bubur ).
Seumur hidup anak itu sudah menjadi cacad, sebenarnya SIAU LING bukan mencuri uang itu, tapi dia ingin bermain ketika dia melihat ada kertas berwarna bergambar dan memasukkan ke dalam saku bajunya. Buat apa uang sebesar itu, dia juga belum mengerti untuk menggunakannya.
Dokter berpesan untuk menjaga anak ini baik baik. Akhirnya suami - istri ini tambah sengit pertengkarannya bahkan sampai mau cerai. Sang suami bersumpah di hadapan orang tua, istri dan anaknya bahwa dia tidak akan memukul anak lagi dan dia juga berjanji setiap harinya akan menabung uang 1000 yuan untuk SIAU LING sebagai modal atau bekalnya menikah nanti.
Sekarang SIAU LING sudah kelas dua SMP, dia sudah menjadi seorang putri remaja yang tinggi langsing dengan paras cantik, duduk di kelasnya paling depan, sangat pendiam dan tertutup. Orang tuanya tidak mau lagi melahirkan anak, mereka berjanji mau menjaga SIAU LING dengan baik. ( Sudah terlambat nasi sudah menjadi bubur ).
Seumur hidup anak itu sudah menjadi cacad, sebenarnya SIAU LING bukan mencuri uang itu, tapi dia ingin bermain ketika dia melihat ada kertas berwarna bergambar dan memasukkan ke dalam saku bajunya. Buat apa uang sebesar itu, dia juga belum mengerti untuk menggunakannya.
Tidak ada komentar:
Write komentar