|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 02 Agustus 2014

Sembahyang Rebutan (Jing Hao Peng)

 

  

KEBAJIKAN (De 德) -  Setiap tahun diakhir bulan tujuh lunar imlek, umat Khonghucu mengadakan Upacara Jing Hao Peng (Sembahyang Rebutan). Untuk tahun ini jatuh pada hari Minggu, 24 Agustus 2014.

Secara etimologi, Jing Hao Peng yang terdiri atas kata Jing berarti menghormati, sedangkan Hao Peng atau lengkapnya Hao Peng You artinya sahabat baik, suatu istilah atau sebutan kehormatan bagi para arwah umum.

Ritual tersebut lazim disebut King Ho Peng (lafal Hokkian) atau Sembahyang Rebutan yang menjadi sebutan yang populer karena suatu ketika saat usai memanjatkan doa, para arwah merasuki tubuh umat yang bersembahyang serentak memperebutkan sesajian yang ada.

Tuhan menciptakan manusia, menjadikan mahluk hidup yang paling sempurna di dunia, memiliki akal budi, yang mana mampu berpikir, berbicara dan berbudaya, dengan ilmu pengetahuan mengembangkan benih-benih kebajikan karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Berbeda dengan mahluk hidup yang lain karena manusia di satu sisi dikaruniai nyawa (Gui) yang mendukung dan menjadikan manusia memiliki hidup jasmaniah seperti yang dimiliki oleh mahluk lain yang bersifat hewani, antara lain nafsu, naluri, dan dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup jasmani.

Selain itu manusia juga dikaruniai roh (Shen) yang menjadikan semangat dalam menjalani kehidupan rohani sebagai lahan berkembangnya benih-benih kebajikan karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Hal tersebut tersurat dalam Kitab Yi Jing bagian He Shu (Kitab Perubahan/Kejadian Alam Semesta). “Dengan menengadah memeriksa kecemerlangan tanah-tanah dilangit, menunduk memeriksa hukum-hukum dan hal-hal yang berkaitan dengan bumi, maka Nabi memahami sebab daripada gelap dan terang, melacak semua asal muasal dan akhir pulangnya, maka dapat dipahami tentang hidup dan mati, betapa sari dan semangat menjadikan benda dan mahluk dan bagaimana mengembaranya arwah menjadikan perubahan”. Demikianlah dapat diketahui bagaimana sifat hakekat daripada Gui Shen (nyawa dan roh).

Jing Hao Peng atau Sembahyang Rebutan dilakukan pada hari terakhir bulan tujuh Imlek yang lebih ditekankan pada arwah umum, sehingga memiliki peran dan arti yang berbeda dengan Sembahyang Qi Yue Ban atau Zhong Yuan Jie (Sembahyang pertengahan bulan ke tujuh, yaitu bulan tujuh tanggal 15 Imlek), yang mana pada hari tersebut dilakukan upacara pada masing-masing keluarga guna menyampaikan penghormatan dan sesajian bagi leluhur masing-masing, yang dilakukan di masing-masing rumah atau kelenteng.

Menurut kepercayaan dan tradisi yang berkembang bahwa tiap tahun bulan ke tujuh Imlek adalah saat terbukanya pintu neraka (Gui Men Guan). Para arwah terutama arwah penasaran banyak yang datang ke dunia guna memperoleh bantuan manusia guna meringankan dosa-dosanya sehingga mendapatkan tempat yang layak bagi peristirahatan yang tentram, mencapai hentian mulia.

Oleh karena itu serangkaian ritual Sembahyang Jing Hao Peng atau Sembahyang Rebutan bertujuan menjauhkan umat manusia dari malapetaka godaan setan, nafsu iblis, tidak menjalin kerjasama atau kolusi dengan arwah gentayangan guna mencapai sesuatu, terutama sesuatu yang diluar kategori akal sehat.

Oleh karena itu segala sesajian yang disampaikan, antara lain, nasi tumpeng yang bertuliskan nama marga, simbol bendera, berbagai masakan, buah-buahan, dan aneka kue dan hidangan, disertai dengan niat yang tulus dan penghayatan dapatlah membawakan damai di dunia.

Nabi Kong Zi bersabda : Semangat/Qi itulah perwujudan tentang adanya roh. Kehidupan jasad itulah perwujudan tentang adanya nyawa. Bersatu harmonisnya nyawa dan roh, itulah tujuan pengajaran agama. Semua yang dilahirkan/tumbuh mesti mengalami kematian.

Untuk yang mati itu mesti berpulang kepada tanah (bumi) inilah yang berkaitan dengan nyawa. Semangat/Qi itu mengembang naik ke atas, memancar cemerlang diantar semerbak wangi bau dupa, itulah sari beratus benda dan mahluk, inilah kenyataan daripada roh (Kitab Li Ji/Ibadah jilid XXIV ayat 13).

Setelah manusia menunaikan kewajiban hidupnya di dunia, kembali ke haribaan Tuhan, maka roh telah mencapai hentian mulia. Sedangkan bagi arwah penasaran atau roh yang tanpa ahli waris ataupun ditelantarkan oleh keturunannya, maka menjadi kewajiban Umat Khonghucu dalam Ritual Sembahyang Jing Hao Peng untuk menghantar kembali ke alamnya mencapai hentian mulia. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar