KEBAJIKAN ( De 德 ) - Lan Jun Yi adalah seorang pemuda yang sangat tampan dan berbakat, sehingga semua temannya berkata bahwa kelak dia pasti dapat berhasil menjadi orang terkenal.
Pemuda Lan memang sangat istimewa, sehingga dia mengira mendapatkan seorang gadis adalah suatu hal yang mudah. Disebelah rumahnya ada seorang gadis terpelajar yang amat cantik dan menjadi bunga desa, sehingga membuat pemuda Lan selalu merindukannya.
Pada suatu hari, dia berjalan-jalan di taman dan mendengar suara tawa seorang gadis di tembok. Kemudian dia mengintipnya, ternyata adalah suara dari gadis yang selama ini dirindukannya. Dia lalu berpikir untuk melubangi sedikit tembok itu agar setiap hari dapat melihat gadis pujaannya itu.
Setengah tahun kemudian, gadis itu menikah dengan orang lain. Namun dia masih mencintainya dan merindukannya, sehingga dia membuat syair yang penuh dengan kata-kata rindu.
Hal ini diketahui oleh seorang temannya dan dengan sangat marah, dibakarnya syair itu, lalu dengan tegas menasehati pemuda Lan agar masalah ini jangan sampai ketahuan orang lain, supaya tidak mencemari nama gadis itu dan tidak merusak kebajikannya sendiri.
Tapi pemuda Lan bukan hanya tidak menghiraukannya, malah menertawakan temannya munafik.
Sewaktu mengikuti ujian di musim gugur, mendadak dia merasa mengantuk dan tertidur. Dalam tidurnya dia bermimpi bahwa ada orang yang mengorek matanya dan begitu terbangun, dia merasa matanya sangat sakit bagaikan tertusuk ribuan jarum, sehingga tidak bisa membuka matanya dan tidak bisa mengisi kertas ujian.
Sesampai di rumah, ternyata sakitnya belum sembuh juga dan akhirnya menjadi buta. Sedangkan temannya yang dulu membakar syairnya, justru dapat lulus ujian, walaupun kepandaiannya kalah jauh dengan pemuda Lan.
Hanya karena ingin melihat kecantikan seorang wanita, secara tak langsung dia telah merusak kesucian orang, maka menyebabkan dia kehilangan nama dan kejayaannya. Seorang sastrawan handal akhirnya menjadi seorang cacat dan buta, apakah ini tidak sayang?
Kalau misalnya pemuda Lan dapat mengendalikan diri sendiri dan baik-baik belajar, maka dia akan berhasil lulus ujian, bukan tak mungkin malah dapat memperistri yang lebih cantik, lebih pandai dan lebih bijaksana daripada gadis sebelah rumahnya.
Penyair Po Yin Ci membuat sajak pantang brzinah yang berbunyi,
“Tamak sex mencelakai diri sendiri selama seumur hidup,
"Mata dan telinga suka melihat serta mendengar yang sesat,
Sehingga membuat hati dan pikiran kacau tidak karuan,
Menyebabkan rusaknya masa depan dan menjadi buta,
Pepatah dulu mengatakan, wanita bagaikan bencana air,
Sungguh betul pepatah ini, sama sekali tidak meleset,
Pantanglah mendekati wanita yang bermoral bobrok,
Segala kecantikkannya akan membahayakan jiwa kita”.
Kisah diatas adalah kisah nyata, yang dapat dilihat bahwa orang jaman dulu sangat menjaga sopan santun dan tata krama. Berbeda dengan hati manusia di jaman modern ini.
Kita harus mempercayai hukum karma, menjaga kesucian, kesetiaan, kearifan dan sopan santun haruslah lebih dalam dipelajari dan diterapkan dengan sepenuh hati dalam kehidupan sehari-hari. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar