|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 05 September 2014

Tiong Chiu (Festival Rembulan)

 


KEBAJIKAN (De 德) -  Setiap pertengahan musim gugur atau tanggal 15 bulan ke 8 menurut penanggalan Imlek Tiongkok adalah Festival Rembulan atau hari Tiong Chiu (Zhong Qui Jie), salah satu hari raya tradisional yang sangat penting di Tiongkok.

Perkataan Tiong Chiu berasal dari bahasa Hokkian. Kata Tiong berarti tengah dan Chiu berarti musim gugur, jadi boleh dikatakan sebutan Tiong Chiu arti secara harafiah berarti pertengahan musim gugur.

Tahun ini perayaan festival musim gugur diadakan tanggal 8 September 2014, beberapa hari menjelang perayaan sudah terlihat sekali disini.

Kini di Tiongkok terdapat banyak peninggalan sejarah seperti "Altar Sembahyang Bulan", "Serambi Sembahyang Bulan" atau "Gedung Menikmati Bulan". Misalnya "Kuil Bulan" (月坛) yang terletak di sebelah barat kota Beijing, adalah sebuah bangunan khusus untuk upacara sembahyang kepada bulan yang dibangun pada masa Dinasti Ming (1368-1644 Masehi).

Pada Hari Tiong Chiu, biasanya orang Tiongkok menaruh meja sembahyang di halaman terbuka, dengan menyediakan kue bulan, delima, kurma dan kuaci di atasnya. Menurut kebiasaan, pada malam hari saat bulan benar-benar terlihat bulat maka saat itulah baru melaksanakan sembahyang Zhong Qiu Jie yaitu sembahyang untuk menghormati Dewi bulan. Setelah bersembahyang kepada bulan, maka anggota sekeluarga duduk berkeliling di meja, makan sambil ngobrol, bersama-sama menikmati pemandangan bulan purnama.

  

Makan kue bulan atau Tiong Chiu Piah atau Yue Bing pada hari raya tersebut adalah adat-istiadat bangsa Tionghoa. Kue bulan yang berbentuk bulat melambangkan reunni keluarga.

Beberapa negara yang memiliki komunitas keturunan Tionghoa pasti mereka juga akan merayakannya sebagai festival pertengahan musim  gugur.  Jika di Tiongkok disebut Tiong Ciu Pia, di Korea disebut Chuseok, di Vietnam Tet Trung Thu.

Orang Tionghoa biasanya jika merayakan sesuatu pasti tak lepas dari bunyi petasan dan kembang api, karenanya hari Tiong Ciu Pia ketika menjelang malam hari hingga pagi hari bunyi dan kembang api akan bersahut sahutan tiada henti, karena setiap keluarga pasti menghidupkan petasan dan kembang api didepan rumahnya. 
Walau tinggal diapartemen maka kembang api dan petasan akan mereka hidupkan ditaman yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Bagi yang mau pasang petasan mereka menggunakan bambu yang panjang dan petasan tersebut di ikat pada ujung atas bambu hingga menjuntai kebawah.

Merayakan festival pertengahan musim gugur atau Mid Autumn Festival merupakan hari besar bagi orang Tionghoa untuk berkumpul bersama keluarga dikampung. Dibeberapa rumah akan dipasang lampion, tapi lampion di Tiongkok tidak semeriah di Vietnam dalam merayakan Mid Autumn Festival atau biasa disebut Tet Trung Thu. 
Di Vietnam juga biasanya akan libur selama 7 hari dalam merayakan hari besar ini, dan anak-anak akan memasang lampion pada malam hari didepan rumahnya. Jika di China kue bulan disebut Yue Bing maka di Vietnam disebut Banh trung thu kuenya juga sama seperti yang ada di Tiongkok. 
Dibeberapa keluarga biasanya mereka akan merayakan Tet Trung thu dengan memanggil barongsai. Yang menarik dari Vietnam adalah ketika menjelang malam hari mereka akan mennyalahkan dupa didepan sesajen yang telah mereka siapkan untuk menghormati arwah leluhur mereka yang telah meninggal.

Sementara di Korea, kue yang sering dihidangkan adalah Songpyeon. Kue Songpyeon adalah kue yang terbuat dari tepung beras yang diisi dengan wijen atau kacang-kacangan yang telah dilembutkan.

Di Korea untuk merayakan Mid Autumn Festival atau biasa disebut Chuseok tidak mengadakan kembang api atau petasan. Hari menjelang Chuseok biasanya menantu pertama dalam keluarga yang berhak mempersiapkan sesajen untuk keluarga mendoakan arwah keluarga yang telah meninggal.

Biasanya setelah semua keluarga berdoa didepan sesajen tersebut, baru mereka akan makan malam bersama. Setelah itu mereka akan saling mengunjung keluarga dekat mereka sambil membawa buah tangan berupa kue-kue atau buah-buahan. Jika di Tiongkok libur para karyawan sampai satu minggu, maka di Korea hanya 4 hari saja.

Inti dari merayakan festival pertengahan musim gugur adalah mempererat hubungan silaturahmi antar keluarga, karena dihari itu semua keluarga bisa berkumpul bersama untuk bersyukur dan merayakan hasil kerja atau panen selama musim semi, musim panas hingga musim gugur.

Biasanya ditiga musim itulah orang Tionghoa akan mempersiapkan diri untuk mengumpulkan persediaan makanan menghadapi musim dingin.

Apapun perbedaan dan persamaan arti dan makna mereka dalam merayakan Mid Autumn Festival semoga perayaan pertengahan musim gugur ini menjadi sebuah tradisi yang baik bagi yang merayakan.

Sabda Nabi Ie Ien yang berbunyi “sungguh milikilah yang satu-satunya, yaitu “kebajikan”, Dialah yang benar-benar berkenan di hati Tuhan. Jangan berkata Tuhan memihak kepadaku, hanya Tuhan senantiasa melindungi yang satu, yakni kebajikan”.Selamat merayakan Mid Autumn Festival. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar