|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 22 Oktober 2014

Demi Kebaikan Banyak Orang, Kebencian dan Dendam Harus Dilupakan

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Laurence Jones adalah seorang tokoh kulit hitam yang berprofesi sebagai guru dan pendeta. Ia memperjuangkan nasib bangsa Negro di Mississippi. Dalam menjalankan ambisinya, ia pernah difitnah, diusir dari lingkungan rumahnya, bahkan pernah hampir dibakar massa karena diisukan sebagai penghasut bangsa negro untuk menjadi bangsa anarkis dan mengganggu keamanan masyarakat kulit putih saat itu.

Penghinaan, penderitaan, dan penyiksaan yang dialami sebagai konsekwensi tindakannya itu, membuat namanya diingat masyarakat Mississippi sebagai pejuang bangsa Negro.

Di kemudian hari ketika Laurence Jones ditanya, apakah ia tidak benci kepada orang-orang yang menyeretnya ke jalanan dan hendak menggantung serta membakarnya. Ia menjawab bahwa dirinya tidak punya kesempatan untuk membenci, sebab ia terlalu sibuk untuk memikirkan cita-citanya. Ia terpikat pada sesuatu yang lebih besar daripada dirinya.

"Saya tidak punya waktu untuk berkelahi," katanya. "Saya tidak punya waktu untuk menyesal, dan tidak ada orang yang dapat memaksa saya untuk merendahkan martabat saya agar membenci orang itu."

Ketika Laurence Jones berbicara dengan tulus hati dan dengan kepandaiannya berpidato, bukan untuk membela dirinya sendiri tapi demi cita-citanya, orang-orang kulit putih yang mengerumuninya itu pun mulai melunak dan menerimanya.

Mungkin Lincoln benar, jika kita memiliki fisik, mental, dan sifat emosional seperti yang dimiliki oleh musuh kita, dan jika keadaan hidup kita sama persis dengan kehidupan musuh kita, lantas apa bedanya diri kita dengan mereka?

Eisenhower berkata, "Jangan kita menyia-nyiakan waktu satu menit pun untuk memikirkan orang yang tidak kita senangi."

Cita-cita mu lebih penting daripada Kebencian yang kamu simpan,
Harapanmu lebih mulia daripada Kemarahan yang kamu pendam,
Kebahagiaanmu jauh lebih berharga daripada Keburukan yang kamu lakukan.

Kemarahan tidak menyelesaikan Persoalan, Kebencian tidak menghentikan Penderitaan. Salam kebajikan (Sumber/Irawani Kenanga)

Tidak ada komentar:
Write komentar