|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 04 Maret 2015

Perayaan Cap Go Meh Atau Yuan Xiao Jie (元宵节)

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Menurut tradisi budaya Tionghoa, setiap tahunnya pada tanggal 15 bulan pertama menurut kalender Imlek, yang tahun ini jatuh pada tanggal 5 Maret 2015 adalah merupakan malam bulan purnama pertama di tahun baru Kambing ini,  yang juga menandakan selesainya seluruh perayaan Tahun Baru Imlek. Pada malam itu, rakyat Tiongkok mempunyai kebiasaan memasang lampion berwarna-warni, karena itu festival ini juga disebut "hari raya lampion".

Pada umumnya sesuatu yang pertama selalu diperhatikan orang dan selalu dimuati dengan harapan khusus. Lagi pula saat ini, suasana pesta kegembiraan tahun baru Imlek belum seluruhnya sirna, di masyarakat tradisional (Tionghoa) dikatakan, “Belum melalui tanggal 15 maka tahun baru belumlah sempurna.”

Malam itu orang-orang pada kesempatan tersebut merayakannya dengan berjalan-jalan di bawah sinar rembulan sambil menikmati lampion, bermain tebak-tebakan (yang terlukis pada) lampion, menyiapkan sesajen, menyambut Dewata, sangat-sangat sibuk. 

Di Indonesia, sejak dulu orang lebih mengenal dengan sebutan Cap Go Meh daripada sebutan Yuan Xiao Jie (元宵节, baca: yuen siau cie) dalam versi aslinya. Hal ini karena pemaknaan yang sedikit berbeda, apalagi sebelumnya tidak pernah dikenal dengan nama Shang Yuan Jie (上元节, baca: shang yuen cie). 

Cap Go Meh adalah dialek Hokkian yang artinya adalah “Malam ke 15” (十五夜) yaitu tanggal 15 bulan purnama pertama menurut penanggalan Imlek, atau “cia gwe cap go”. Perayaan ini merupakan puncak perayaan sekaligus penutup dari serangkaian perayaan tahun baru Imlek, yang tahun ini jatuh pada hari Kamis tanggal 5 Maret 2015.

Sebutan Cap Go Meh, sebenarnya memang lebih sederhana, gampang diingat dan mudah dipahami oleh semua orang, dibanding dengan sarat dan dalamnya makna serta cerita di belakang nama “resmi” Yuan Xiao Jie.

Masing-masing kota di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing dalam merayakan Cap Go Meh ini. Di Jawa terutama, dikenal dengan menyajikan hidangan khas lontong cap go meh. Sementara di Kalimantan, ada acara besar-besaran termasuk atraksi Tatung. Di Medan juga lain lagi, sembahyang di kelenteng mendominasi kegiatan di malam Cap Go Meh ini.

Hari Mencari Jodoh
 
Selama perayaan lampion Yuan Xiao (baca: Yuan Siao), juga adalah peluang baik bagi para muda-mudi untuk saling berjumpa dengan kekasih mereka.

Sajak Ouyang Xiu berbunyi, "Tahun lalu di malam Yuan Xiao, lampion kota kembang terang bagai siang; rembulan menapaki pucuk pohon Yangliu, orang-orang berjanjian sesudah petang."

Xin Qiji (baca: Sin Jici) menulis, "Mencarinya ribuan kali di dalam kerumunan, pada akhirnya menoleh ke belakang, ternyata orang itu di dekat lampion temaram yang nyaris padam."

Ternyata itu semua melukiskan suasana malam Yuan Xiao, sedangkan Chen San dan Wu Niang dll .........di dalam cerita klasik opera tradisional (red.: Romeo and Yuliet ala Tiongkok kuno) jatuh cinta pada pandangan pertamannya pada hari raya Yuan Xiao di saat menikmati lampion aneka warna-warni. Maka dari itu dikatakan bahwa hari raya Yuan Xiao juga adalah Valentine Day orang Tionghoa.

Makan Yuan Xiao

Pada tanggal 15 kalender Imleek makan Yuan Xiao, "Yuan Xiao dijadikan sebagai hidangan, sejarahnya sudah cukup lama di Tiongkok. Zaman dinasti Song (960-1279), di masyarakat telah beredar satu macam hidangan baru yang menakjubkan yang disantap sewaktu perayaan Yuan Xiao. Hidangan tersebut, pada awalnya disebut "Fu Yuan Zi baru kemudian dinamakan "Yuan Xiao", kaum pedagang menyebutnya dengan nama artistic: "Yuan Bao".

Yuan Xiao atau disebut juga "Tang Yuan" isinya terbuat dari: gula, mawar, wijen, Taosa, Huang Gui, biji walnut, biji buah-buahan, bidara yang dilumatkan, dll, juga ada yang menggunakan: ham, daging segar, coklat sebagai isinya, memakai bubuk ketan dijadikan sebagai adonan bulat, bisa juga dibuat khusus untuk kaum vegetarian, dengan aneka cita rasa. Bisa direbus, digoreng dan di-tim; kapan Yuan Xiao dihidangkan berlainan di daerah utara dan selatan, di selatan dihidangkan pada tanggal 1 (Imlek).

"Jual Tang Yuan, jual Tang Yuan, Tang Yuan saya bulat dan sempurna......" begitulah teriakan penjaja makanan Tang Yuan, saat perayaan Yuan Xiao memakan Tang Yuan bermakna agar bisa mudik untuk berkumpul bersama keluarga tercinta dan makanan tersebut sangat digemari masyarakat.

Pesta Lampion

Saat hari Yuan Xiao adalah perayaan dalam satu tahun dengan penerangan lampion yang paling benderang, kerap dilukiskan dengan: "Langit tanpa malam diterangi pepohonan api dan bunga perak". Yang dimaksud lampu ialah lampu dari lampion; yang dimaksud dengan api, ialah memasang api unggun.

Konon, adat istiadat pesta lampion bermula dari zaman dinasti Han-barat (206SM - 23) dan mencapai puncaknya pada zaman dinasti Sui dan Tang (581-907). Sesudah zaman Sui/Tang, mode pesta lampion selalu marak dan diteruskan hingga sekarang.Sedangkan tanggal 15 penanggalan Imleek adalah puncak acara pesta lampion dan menyulut api unggun dalam setahun.

Oleh karenanya perayaan Yuan Xiao juga disebut "Perayaan lampion", di malam tanggal 15, seluruh jalanan dan gang, lampion merah menjulang tinggi, ada lampion istana, lampion kepala hewan, lampion untuk menunggang kuda, lampion perdu dan bunga, lampion burung dll. sangat menarik perhatian para pelancong.

Lampion semangka yang bundar itu melambangkan panen pertanian, lampion ikan emas yang bisa melompat-lompat menandakan setiap tahun selalu ada rezeki berlebih; lampion istana tradisional yang berwibawa, lampion lotus pusaka yang cantik mungil menawan. Yang paling disukai anak-anak kecil tetap saja lampion menunggang kuda yang selalu berubah-ubah.

Tebakan pada Lampion

 
Tebakan lampion adalah sebuah kegiatan yang ditambahkan sesudah pesta Yuan Xiao, muncul semenjak dinasti Song. Sewaktu zaman Song-selatan (1127-1279), ibu kota Lin An setiap perayaan Yuan Xiao, orang yang membuat dan ikutan menebak sangat banyak. Pada mulanya ialah si empunya ide menuliskan teka-tekinya pada secarik kertas, ditempelnya pada lampion warna warni dipamerkan untuk ditebak oleh khalayak. 
Karena bahasa tebakan bisa menginspirasi kecerdasan juga membuat orang tertarik, oleh karena itu di dalam proses penyebarannya disambut dengan sangat hangat oleh masyarakat.
Berjalan merontokkan Seratus Penyakit

Hari raya Yuan Xiao selain merayakan kegiatan perayaan, juga terdapat kegiatan yang besifat keagamaan. Itu adalah yang disebut "Berjalan merontokkan seratus penyakit" juga disebut "Seratus penyakit dipanggang habis" dan "Buyarkan seratus penyakit."

Pesertanya kebanyakan kaum perempuan, mereka berjalan berkelompok atau melewati sisi dinding, atau melewati jembatan atau berjalan ke luar kota, tujuannya ialah mengusir penyakit dan menyingkirkan musibah.

Seiring dengan bergesernya zaman, kegiatan hari Yuan Xiao semakin lama semakin banyak, di banyak tempat sewaktu perayaan telah ditambahkan tarian seperti: Bermain lampion Naga, bermain dengan singa, naik enggrang, mengayuh perahu Jung, lagu bercocok tanam, menabuh genderang keselamatan dll. 


Happy Cap Go Meh…Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar