|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 30 Juni 2015

Harta Yang Tak Ternilai Itu Bukanlah Uang

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Uang bisa memenuhi nafsu keinginan manusia, tapi, tidak bisa membeli kecerdasan dan kesehatan manusia. Orang pintar tahu bagaimana menjadi tuan, bukan sebaliknya menjadi budak uang.

Uang bukan milik orang yang memilikinya, tapi milik orang yang menikmatinya. Jadi kita tidak hidup untuk uang, tetapi menggunakannya untuk hidup. Karena itu, orang-orang sering mengatakan, “Uang bukan segalanya, tapi, tanpa uang segalanya juga tidak bisa dilakukan.”Ini memang punya alasan filosofisnya.

Uang itu sendiri tidak jahat tidak juga baik, karena orang-orang yang memilikinya tidak bisa menggunakannya dengan benar, sehingga menyebabkan berbagai macam kesulitan dan kekeliruan, ibarat pentingnya air bagi kehidupan manusia, setiap hari membutuhkannya, tanpa itu, selaksa makhluk hidup di jagad raya ini akan mengering layu dan mati, tapi jika airnya terlalu banyak, hal itu akan menyebabkan banjir.

Demikian juga dengan harta kekayaan. Seorang pejabat terkenal pada zaman dinasti Jin barat (265–316), merampok pejabat bernama Shi Chong (249-300), karena ia kaya dan tewas dibunuh ; sementara itu, Shen Wansan, orang terkaya pada masa dinasti Ming tewas terbunuh karena orang sirik padanya. Uang adalah sarana yang diperlukan untuk hidup, asalkan cukup pakai, itu juga sudah cukup. Ibaratnya, uang itu mengandung “tombak” dan harus waspada, bukan?

Suatu hari, Su Dongpo (sastrawan dinasti Song, 1037-1101) mendengar bahwa master Cheng hao dari kuil Yu quan di Jing-nan itu sangat pintar dan arif, sehingga ia bermaksud ingin menguji pencerahan master Cheng hao, lalu ia menyamar sebagai pejabat tinggi dan tokoh penting menemui master Cheng hao.

Master Cheng hao menyambut kedatangan sang pejabat dan bertanya, “Maaf, tuan siapa?

Su Dongpo menjawab, “Marga saya Cheng, yaitu Cheng (timbangan) yang khusus menimbang/mengukur berat para tetua seantero negeri.”

Mendengar itu master Cheng hao lalu berteriak dan bertanya. “Berapa beratnya teriakan saya tadi?”

Ditanya seperti itu oleh master Cheng hao, Su Dongpo diam seribu bahasa, diam-diam dalam hatinya sangat kagum dengan master Cheng hao.

Dalam kehidupan sehari-hari, uang yang diperoleh itu bisa diukur atau ditimbang, sementara itu, “kegembiraan”yang tak terukur dan tak berbentuk dari uang yang diperoleh dari pekerjaan itu tidak bisa ditimbang. 

Dalam segala hal jangan selalu dilihat dari uang, ketahuilah banyak hal-hal yang tidak dapat diukur dengan uang, kecerdasan, kebaikan, kebajikan, nurani dan lain sebagainya yang tak berbentuk itu adalah harta yang tak pernah habis, mampu meningkatkan nilai kehidupan anda, dan semua ini merupakan harta yang tak ternilai harganya. Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar