|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 25 Juli 2015

Biksu dan Pendeta pun Bergandengan

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Ada rasa haru dan tersentuh disertai sedikit air mata yang tertahan. Membaca kisah Ajahn Brahm, biksu kepala di Australia yang diundang berceramah pada upacara pemakaman kepala biara Katolik.

Bagaimana awalnya menjadi hal yang janggal, sehingga mengundang perhatian umat di Gereja Anglikan tersebut. Dimana pada akhirnya seluruh umat berdiri memberi penghormatan tatkala Ajahn Brahm berjalan bergandeng tangan dengan pendetanya.

Atas peristiwa ini, Ajahn Brahm menulis, "Perbedaan antar umat beragama hanyalah diciptakan oleh orang-orang yang tak memahami apa yang mereka omongkan. Pemimpin agama sejati itu pasti akan selalu bisa saling merangkul dan berjalan bersama."

Saya pikir indah sekali apa yang disampaikan oleh Ajahn Brahm. Selama ini perbedaan antar agama itu ada kesengajaan diciptakan, agar masing-masing pihak dapat mengklaim agamanya yang terbaik.

Perbedaan sengaja dipelihara, agar semua pihak punya kesempatan untuk merendahkan dan melecehkan agama lain. Bahwa dengan selalu menonjolkan perbedaan masing-masing agama, maka akan selalu ada perdebatan untuk saling menjatuhkan. Akan ada pihak yang menjadi pemenang.

Padahal, mereka yang sejatinya memahami kebenaran agamanya tidak akan melakukan semua hal itu. Tapi akan saling merangkul dan bergandeng tangan hidup dalam persamaan dan kesepahaman.

Bukankah ini yang menjadi tujuan adanya agama di muka bumi ini? Umat manusia hidup damai dan saling bergandengan tangan. Tujuan mulis yang mungkin sudah jauh dari ingatan. Termakan oleh keegoan dan kefanatikan semu. Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar