|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 22 Juli 2015

Lima Faktor Pemicu Radang yang Tidak Diketahui

 


KEBAJIKAN (De 德) Peradangan adalah suatu reaksi defensif tubuh terhadap rangsangan eksternal. Pada umumnya, manifestasi utama terjadinya peradangan tubuh adalah bengkak dan kemerahan, demam, gatal-gatal, nyeri dan disfungsi. 

Peradangan ringan hanya berlangsung beberapa jam atau satu, dua hari, tapi peradangan tingkat rendah kronis dapat mengendap di dalam tubuh selama berbulan-bulan atau bahkan beberapa tahun. Peradangan ini umumnya sulit dideteksi, dan ketika terjadi kesalahan respon inflamasi, maka risiko tubuh mengidap penyakit yang paling umum saat ini akan meningkat, termasuk penyakit jantung, diabetes, arthritis radang sendi dan Alzheimer.

Faktor yang menyebakan terjadinya peradangan kronis masih belum diketahui. Secara umum, infeksi persisten atau cedera adalah sebagian faktornya, beberapa makanan pemicu radang juga bisa menyebabkan peradangan. Tapi selain penyebab umum ini, ada beberapa faktor yang tidak diketahui juga dapat menyebabkan peradangan kronis. Situs prevention.com menyimpulkan 5 faktor penyebab radang berikut ini.

1. Obesitas

Kegemukan dapat menyebabkan sel-sel lemak dalam tubuh menunjukkan reaksi peradangan. Raymond Yung, profesor bidang penyakit dalam dari University of Michigan, AS, mengatakan bahwa seiring dengan bertambahnya usia, sel-sel dalam jaringan lemak tubuh juga akan mengalami penuaan, dan kondisi ini bisa memicu peradangan. Di antara orang-orang muda, obesitas itu sendiri tampaknya membangkitkan sinyal marabahaya sel-sel lemak, menginstruksikan sistem kekebalan tubuh untuk melawan ancaman yang sama sekali tidak ada, sehingga terjadi respon inflamasi.

2. Stres

Stres atau tekanan kerja dan radang itu sama, juga dibagi menjadi akut dan kronis. Profesor Yang mengatakan, bahwa stres akut itu terjadi dalam keadaan darurat, sedangkan stres kronis itu terbentuk secara bertahap dari sebuah perkawinan yang buruk atau tekanan kerja dan sebagainya. Sebagaimana kita ketahui, stres bisa menyebabkan peradangan. Hormon kortisol berperan penting dalam mengatur dan mengontrol reaksi peradangan, namun stres kronis dapat menekan kemampuan hormon ini, sehingga gejala radang tidak dapat terdeteksi. Selain itu juga stres kronis dapat meningkatkan terbentuknya leukosit inflamasi tertentu, sehingga meningkatkan risiko penyakit terkait inflamasi.

3. Merokok

Rangsangan merokok terhadap paru-paru juga dapat menyebabkan peradangan ringan, sehingga memperburuk paru-paru yang memang sudah bermasalah. Beberapa ahli meyakini bahwa cedera kronis paru-paru dan radang yang disebabkan merokok mungkin merupakan salah satu faktor sel mulai bermutasi dan akhirnya memicu kanker paru-paru. Merokok telah terbukti dapat meningkatkan faktor inflamasi tertentu, termasuk peningkatan jumlah sel darah putih dan naiknya protein C-reaktif. Untungnya, beberapa pekan setelah berhenti merokok, faktor peradangan yang tidak sama menurun tajam. Sementara itu, polusi udara juga akan menghasilkan efek sejenis terhadap paru-paru.

4. Bakteri pada saluran pencernaan

Sebanyak 70% dari sel-sel kekebalan tubuh terdapat dalam saluran usus, karena itu bakteri pada saluran usus dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dalam bentuk yang berbeda. Profesor Yang mengatakan, bakteri dalam saluran pencernaan dapat menghambat atau menyalakan (terjadinya) radang, ini tergantung pada jenis bakteri yang mereka miliki. Itulah sebabnya mengapa dokter suka menggunakan probiotik untuk mengatur peradangan gastrointestinal. Para peneliti belum sepenuhnya memahami interaksi ini, Peradangan yang disebabkan oleh bakteri flora jauh lebih serius daripada penyakit lainnya, seperti AIDS.

5. Minuman beralkohol

Ketika alkohol diurai ke dalam tubuh, dapat menghasilkan produk kedua pro-inflamasi yang beracun. Karena hati secara mendalam ikut terlibat dalam proses penguraian alkohol, sehingga mungkin sangat rentan dipengaruhi oleh minuman keras yang berlebihan. Salah satu konsekuensi dari minum minuman keras yang berlebihan adalah fatty liver atau lemak hati. Timbunan lemak dapat menyebabkan peradangan kronis hati, hingga akhirnya menyebabkan hepatitis atau sirosis. Salam kebajikan (Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar