Dilansir Chinamask.com, kehidupan Mei Acai benar-benar berubah saat dirinya hanya mendapat skor 320 dari 750 saat mengikuti ujian masuk universitas, Gaokao examination. Hasilnya, ia tak diterima untuk berkuliah di universitas manapun.
Di tengah keputusasaannya itu, Acai didorong seorang teman untuk melanjutkan kuliah di luar negeri, dan Ukraina menjadi pilihannya. Biaya studi yang tak jauh berbeda dengan di Tiongkok serta kemudahan mendapatkan visa menjadi alasannya.
Kehidupannya di Ukraina sangat sulit, ia bahkan mengaku sering hanya memakan kentang dan kubis karena tak punya uang. Terlebih karena salah memilih jurusan, kehidupannya di Ukraina jadi semakin berantakan. Ia memilih jurusan seni padahal tak bisa menggambar sama sekali.
Namun, meski tak memiliki prestasi akademik dan sering membolos, Acai mendadak populer setelah menjadi juara ketiga kejuaraan tenis meja di kampusnya. Fotonya bahkan di pajang di aula jurusannya karena merupakan yang pertama dalam 100 tahun sejarah jurusan tersebut.
Setelah itu, banyak orang yang datang kepadanya menantang bermain tenis meja. Dari situlah Acai bertemu seorang gadis cantik bernama Mei Dasha. Kehadiran Mei Dasha menjadi pelita dalam kehidupan Mei Acai. Berkat dirinyalah ia berhasil menyelesaikan studinya.
Oleh karena itu, ia tanpa ragu menikahi wanita yang dicintainya itu meski ia masih duduk di sekolah menengah atas. Di Ukraina, wanita diizinkan menikah jika usianya telah menginjak 17 tahun.
Sayangnya, netizen Tiongkok kurang bersimpati dengan hubungannya. Mei Acai itu bahkan menerima banyak hujatan dari orang-orang yang merasa iri dengan pernikahannya. Banyak yang menilai Mei tak cocok menikah dengan wanita cantik itu. Ia terlalu cantik untuk seorang pria yang gagal dalam pelajaran. Salam kebajikan (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar