KEBAJIKAN ( De 德 ) - Business Insider beberapa waktu lalu memberikan pengarahan bagaimana anak muda usia 20-an tahun melalui 14 teknik sederhana dapat memupuk kemampuan berpikir positif dan sikap yang tepat untuk menghadapi pengalaman yang tidak diinginkan dalam kehidupan, dan mengubah hal-hal yang tidak diinginkan menjadi hal yang baik.
7. Dalam segala hal perlu sedikit kelenturan, jangan terlalu kaku
Dalam kehidupan selalu ada suka dan duka, Carolyn Cho beranggapan, sejak muda hendaknya belajar bagaimana caranya untuk cepat-cepat keluar dari trauma atau kesulitan, bukannya terjerumus kedalamnya dan tidak berdaya melepaskan diri.
Tanggungjawab dalam kehidupan pada tahapan usia 20-an relatif agak sedikit, agak belum ada beban, justru merupakan kesempatan yang baik sekali untuk dengan berani mencoba, belajar melalui pengalaman sendiri tentang kegagalan dan merangkak keluar dari kegagalan, juga boleh belajar mengendalikan kegagalan, serta bagaimana belajar dari pengalaman, menempuh jalannya sendiri. Seiring dengan bertambahnya usia, setelah memiliki rumah tangga dan anak, tanggung jawab yang menjadi beban juga bertambah, seolah-olah yang perlu dipertimbangkan semakin banyak.
Hidup ini selalu dipenuhi dengan kejutan yang mengembirakan dan tantangan, usia 20-an merupakan masa untuk penempaan agar lebih kenyal. Begitu diri sendiri menjadi kuat, tak peduli dalam menjumpai suka dan duka, akan tetap tak dapat terpengaruh, emosi dan intelegensi juga tidak lagi naik turun karena perubahan lingkungan luar.
8. Memerhatikan etiket di meja makan
Drew Pavilonis menyatakan, “Banyak sekali wawancara dilakukan di meja makan”. Dengan demikian, bagaimana memberikan kesan baik di meja makan pada pihak lain menjadi sangat penting, tidak boleh sampai kekurangan etiket yang baik di meja makan. Mengunyah dengan suara keras, makan dengan membuka mulut lebar-lebar, menjilati tangan dan peralatan makan, siku bersandar pada meja makan dan lain-lain semua dipandang sangat tidak sopan, dan tidak menguntungkan bagi pergaulan sosial”.
9. Belajar menangani sisi negatif perasaan diri sendiri
Syed Muswair Abbas Rizvi beranggapan, seorang yang telah matang seharusnya bisa menangani secara positif sisi negatif perasaan kita sendiri yang disebabkan oleh kemarahan dan kegagalan, bukannya membiarkan perasaan hati tidak terkendali dan berdampak pada orang-orang yang tidak bersalah di sekitar kita. Riset mengungkap, kemarahan diarahkan pada tempat yang tepat setidaknya dapat merangsang daya cipta jangka pendek. Setelah dapat mengendalikan kemarahan, kemarahan dapat mendorong kita untuk menciptakan sesuatu yang biasanya tidak terbayangkan.
10. Segala sesuatu dilakukan sesuai dengan kemampuan diri sendiri
Joe Choi secara khusus mengingatkan orang-orang muda agar sangat berhati-hati terhadap pembelanjaan. Membeli barang-barang mewah di dalam batas kemampuan merupakan suatu hal yang indah. Namun jangan sekali-kali menjadi budak materi, karena hari-hari seperti itu tidak akan tahan lama. Belajar untuk menjalani hari-hari dengan rendah hati dan mengerti untuk menyimpan uang, setelah dapat mencapai kemampuan daya beli tertentu, maka barulah boleh selayaknya memberi imbalan kepada diri sendiri.
11. Menerima penolakan
Banyak orang pada usia 20-an akan menjajal pengalaman baru dan pekerjaan baru. Penjajalan ini ada yang hasilnya bagus juga ada yang tidak seperti yang diharapkan. Joe Choi merasa, percobaan ini semuanya adalah kesempatan baik untuk belajar bagaimana menghadapi penolakan.
Mengalami penolakan benar-benar membuat orang sulit untuk menerimanya, namun harus disadari bahwa sesungguhnya menerima penolakan bukanlah sesuatu yang serius. Menerima penolakan di dalam kehidupan sehari-hari terjadi di mana-mana, jarang yang ditujukan pada individu, terlebih lagi bukanlah dunia sedang kiamat, karenanya tidak perlu membuat keadaan batin terbelit dalam perasaan hati yang negatif, hendaknya ingat untuk menengadahkan kepala dan membusungkan dada serta tetap terus melangkah ke depan.
12. Tidak perlu terlalu membatasi diri dan cobalah belajar dari pengalaman hidup
Lenny Kho pernah berkata: “Cobalah membuka jalan pikiran! Sesungguhnya belajar bukan hanya terbatas di sekolah, di manapun, kapanpun, dari siapapun, akan selalu ada yang dapat dipelajari.” Membaca, mempelajari bahasa asing, belajar memainkan alat musik dan lain-lain, semua adalah belajar, hanya ditentukan oleh apa yang paling menarik hati Anda? Jangan membatasi diri sendiri, banyak-banyaklah mencoba yang baru. Mungkin dari wilayah yang baru, cara-cara yang baru dapat memperoleh kejutan menggembirakan yang diluar dugaan.
13. Bersedia menerima perubahan
Ahli psikologi Dan Gilbert menyatakan, sering kali orang sulit membayangkan seberapa besar perubahan dirinya di kemudian hari. Joe Choi pernah mengatakan: “Sulit merencanakan beberapa tahun yang akan datang diri kita akan berada di mana.”
Joe Choi pada masa di perguruan tinggi belajar teknik, ia belum pernah berpikir bahwa dikemudian hari akan pergi ke pedesaan Eropa Timur untuk menanam jagung. Ketika di Eropa Timur, ia juga tidak terpikir bahwa dikemudian hari akan pindah ke gedung modern di metropolitan New York.
Hidup manusia kadang kala dipenuhi oleh banyak hal yang tak terduga, cobalah menerima kejutan yang menggembirakan dari rahmat Tuhan dan hadapi secara positif, dari situ hidupkanlah keindahan yang menjadi ciri kita.
14. Pupuklah kesabaran
Tak peduli sasaran Anda adalah menduduki posisi tinggi atau membeli rumah besar, “niat yang kuat” dan “usaha keras” benar-benar merupakan unsur penting yang harus ada untuk mencapai sasaran. Namun pandangan mata boleh diarahkan lebih jauh lagi, seperti halnya dengan berlari maraton, memerlukan lebih banyak kesabaran dan keuletan.
Bila pada usia 25 tahun Anda mesih belum mendapatkan kesempatan kenaikan atau masih belum memperoleh uang muka untuk cicilan rumah, jangan sekali-kali putus asa, pada hakekatnya Anda masih berada di paruh depan dari perjalanan lomba maraton, masih ingatkah cerita lomba lari antara kura-kura dan kelinci? Perbanyaklah kesabaran, jangan menyerah dengan mudah.
Seperti halnya yang ditunjukkan oleh Steve Kobrin: “Hasil yang baik acap kali terlalu sulit untuk sekali langsung jadi, biasanya memerlukan waktu untuk memupuk, meluku dan menyiangi. Biasanya memerlukan banyak usaha, melalui banyak pemikiran, tiada hentinya mengumppulkan pengalaman dalam keberhasilan dan kegagalan, balajar dari kesalahan maka semakin mengalami kekalahan semakin berani.” Salam kebajikan (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar