|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 26 September 2016

Nasib dan Takdir

 


KEBAJIKAN ( De 德 )Seorang saudagar kaya memiliki tiga orang putera, yang bernama Agus, Anis dan Ahok. Ketiga putera beliau merupakan anak yang baik, taat beragama dan berbakti kepada orang tuanya. Selain disekolahkan ke perguruan tinggi terbaik di luar negeri, mereka juga memperoleh limpahan materi yang berlebihan.

Suatu ketika, saudagar yang bijaksana ini memanggil ketiga puteranya. Beliau hendak mengajarkan tentang kemandirian hidup. Lepas dari bayang-bayang dirinya. Kepada mereka diberikan modal usaha yang sama besar. Namun mereka tidak boleh tinggal di kota kediaman mereka saat ini. Harus berpisah minimal 300 km dari kedua orang tuanya.

Saudagar itu berkata : "Anak-anakku yang amat kusayangi. Saya tidak tahu kapan ajalku akan tiba. Untuk itu aku harus mempersiapkan diri kalian sebaik-baiknya agar kelak kalian dapat hidup dalam kemandirian dan penuh kebijaksanaan. Setelah menimba ilmu tinggi, sekaranglah saatnya kalian berusaha sendiri. Lihatlah bagaimana nasib kalian kelak..."

Ketiga putera saudagar itu mengganggukkan kepala. Mereka saling memandang satu sama lain, dengan terus menggenggam erat tangan saudara yang lain.

Saudagar itu melanjutkan : “Saya akan memberikan modal yang cukup dan sama banyak untuk kalian bertiga. Carilah usaha yang kalian anggap mampu menambah pundi-pundi kekayaan. Pilihlah usaha yang benar dan sesuai dengan keinginan kalian. Dua tahun kemudian, kalian kembali ke sini untuk melihat siapa diantara kalian yang memiliki nasib baik atau mujur...."

Sebenarnya mereka merasa masih belum memliki pengalaman berusaha. Selama ini mereka hanya berharap dengan kemampuan sang ayah. Namun terbersit sebuah kegembiraan karena mereka merasa sudah dewasa untuk mengemban kepercayaan yang begitu besar dari sang ayah.

Sejenak kemudian, genggaman tangan mereka mulai terlepas, tidak lagi menggenggam tangan saudaranya yang lain. Muncul aroma persaingan di antara ketiganya. Berjanji untuk mengupayakan segenap kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki untuk mengalahkan yang lain.

Agus, sang anak sulung adalah seorang anak yang pemberani, berwibawa, cerdas dan berwawasan. Kelebihan sekaligus kekurangangan Agus adalah keberaniannya mengambil resiko.

Setelah memperoleh modal dari sang ayah, Agus segera pergi ke seberang pulau, memulai bisnis dan kehidupan barunya. Agus membeli segala macam hasil bumi yang dihasilkan penduduk setempat dan menjualnya kepada pengepul besar di kota. Keberhasilannya nampak di depan mata. Keberaniannya mengambil resiko membelanjakan seluruh modalnya, berbuah manis.

Dalam setahun saja, modalnya sudah berlipat ganda. Namun di awal tahun kedua, tanpa memperhatikan situasi yang ada, Agus nekad membeli semua hasil bumi yang tersedia. Saat itu, panen sedang melimpah. Para petani dari kota lain, juga berlomba-lomba menjual hasil buminya kepada pengepul yang sama.sehingga harga komoditas menjadi anjlok.

Agus menderita kerugian banyak. Modalnya habis dan meninggalkan hutang yang banyak. Untunglah dia tidak menyerah dan terus berusaha mulai dari nol lagi. Sedikit demi sedikit, mulai kembali hidup normal. Namun waktunya tinggal sedikit, sesuai dengan perjanjian dengan sang ayah

Sementara itu, anak kedua, Anis adalah anak yang sangat cerdas. Berbekal pengalaman membaca biografi para pengusaha sukses, Anis tidak berminat menjadi pedagang. Resikonya terlalu tinggi.

Akhirnya Anis, pergi mencari lahan pertanian murah. Membelinya dan mempekerjakan penduduk setempat untuk mengolah lahan tersebut. Upayanya lumayan berhasil. Sama seperti si sulung, di tahun pertama, harga komoditas masih tinggi. Anis menikmati kesuksesannya.

Dengan berbekal hasil keuntungan, Anis kembali membeli lahan pertanian dan menanam semua lahan tersebut dengan aneka palawija. Namun, di musim berikutnya, harga turun drastis karena berbarengan waktunya dengan panen massal dari seluruh pelosok pulau.

Akibatnya, Anis mengalami kerugian cukup besar. Modalnya habis, hanya bersisa lahan yang berhasil dibeli sebelumnya. Untuk menjual kembali lahannya, Anis gagal mendapatkan pembeli yang berniat membeli dengan harga bagus.

Si bungsu Ahok tidak secerdas abang-abangnya. Namun kejelian dan kemampuannya melihat situasi amat membantunya dalam menjalankan bisnis barunya. Dengan penuh perhitungan, Ahok membeli sebuah gudang dan beberapa mobil angkutan.

Walaupun dia tidak menguasai seluk beluk pertanian, namun Ahok memiliki pemikiran yang luar biasa. Dia tahu bahwa setiap orang yang berusaha di bidang pertanian dan hasil bumi, pasti memerlukan mobil angkutan dan pergudangan yang cukup besar.

Saat musim panen tiba, para petani dan pengepul kewalahan mengantar hasil pertanian dan kesulitan dalam menyimpan hasil panen. Walaupun harga sewa gudang sudah dinaikkan hingga berlipat ganda, namun orang-orang tetap mengantri dan memohon kepadanya untuk mengurus hasil panen mereka, walaupun harga sewanya sudah dinaikkan. Mereka takut jika hasil panen akan menjadi rusak.

Sungguh luar biasa penghasilan yang dihasilkan oleh Ahok, menerima uang bagaikan mengalami tsunami duit. Ahok tidak bisa menolak rezeki yang datang. Dalam satu tahun, Ahok telah berubah menjadi seorang yang kaya raya.

Tidak terasa dua tahun berlalu...
Ketiga kakak adik, akhirnya pulang ke kampung halamannya. Mereka menjumpai sang ayahanda dan menceritakan pengalaman berbisnis selama di tanah perantauan.

Sang Ayah bangga dan tertawa besar lalu katanya “Sebenarnya nasib manusia sudah ditakdirkan, namun nasib itu sendiri adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. Jika kita ditakdirkan untuk menjadi sukses, maka kita dapat memperjuangkan menjadi kesuksesan luar biasa. Jika tidak diupayakan, maka suksesnya hanya biasa-biasa saja. Tidak tertutup kemungkinan, takdir kesuksesan akan berubah menjadi takdir kegagalan karena Tuhan berkehendak mengubahnya. Semuanya bergantung kepada diri kita masing-masing..."

Agus dan Anis kurang mengerti dengan apa yang disampaikan sang ayah. Sejujurnya mereka merasa malu, merasa gagal dalam berbisnis, padahal mereka lebih cerdas dari Ahok. Mereka menganggap adik bungsu mereka mempunyai nasib yang mujur dan ditakdirkan menjadi orang kaya.

Sang ayah menjelaskan kembali : "Kalian ditakdirkan menjadi anak orang kaya saat ini. Namun kelak kesuksesan kalian bergantung kepada nasib kalian sendiri. Sementara itu, kalian sendiri harus berusaha memperjuangkan nasib menjadi lebih baik lagi. Jangan hanya bergantung kepada takdir sebagai orang kaya. Tuhan dapat mengubah takdir seseorang menjadi lebih baik jika dia mau berusaha di jalan kebenaran. Tidak serakah dan tidak merugikan orang lain..."

Akhirnya ketiga putera saudagar mengerti dengan maksud sang ayah.

Sobatku yang budiman...

Banyak orang mengalami kegagalan dalam hidup, lantas mengaitkan kegagalan tersebut dengan takdir yang digariskan oleh Tuhan. Mereka menganggap dirinya gagal karena sudah ditakdirkan untuk gagal. Menganggap kegagalan itu sebagai garis tangan yang tidak dapat dihindari. Pasrah, menyerah dan takluk kepada keadaan yang ada.

Sesungguhnya takdir itu adalah hak prerogatif Tuhan, sedangkan nasib itu adalah hak prerogatif manusia. Tuhan dapat mengubah takdir yang belum diketahui manusia dan sesuatu yang belum terjadi. Hal ini terjadi, bergantung kepada manusia itu sendiri, apakah berniat untuk terus melangkah di jalan kebenaran, selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, melakukan apa yang dikehendaki-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya atau sebaliknya...

Semoga Tuhan memberkati kita semua dan menuntun setiap langkah kita dalam kehidupan ini.
Salam kebajikan #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar