|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 02 Oktober 2016

Dua Karakter yang Berbeda

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Dua orang karyawan, Opekiu dan Uvewe memiliki sikap dan perangai yang berbeda ketika dikritik, dicemooh, dimarahi atau saat menghadapi suatu masalah. 

Ketika dimarahi oleh atasan, seringkali Uvewe melakukan "perlawanan", mencari seribu alasan sebagai pembenaran diri. Sehingga membuat atasannya marah, ujung-ujungnya Uvewe merasa terpukul dan menangis sesegukan tidak bisa menerima kondisi sebagai seorang pesakitan. 

Demikian juga, ketika menghadapi suatu masalah, Uvewe lebih sering membiarkan masalah itu berlarut-larut tanpa berniat untuk menyelesaikannya. Tidak jarang, Uvewe justru menyalahkan keadaan dan akhirnya "menyerah", berdiam diri dan meninggalkan masalah itu. 

Lain lagi dengan Opekiu. Saat menerima kritikan dari orang lain atau dimarahi oleh atasan, Opekiu tidak serta merta langsung membantah atau membela diri secara membabi buta. Dia akan merenung dan mencoba melakukan introspeksi diri. 

Ketika masalah datang menerpa, Opekiu berusaha mencari akar permasalahan, mengurai benang kusut yang menyebabkan timbulnya masalah serta menyelesaikannya dengan arif dan bijaksana.

Sobatku yang budiman... 

Sebuah pepatah kuno mengatakan "sebuah palu dapat menghancurkan kaca, nsmun palu tersebut justru dapat membentuk baja menjadi perkakas yang dibutuhkan semua orang". 
Jangan pernah menjadi kaca, jadilah baja yang kokoh dan kuat. Palu itu diibaratkan sebagai masalah dan kaca atau baja adalah jiwa kita. 

Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu atau masalah datang menghantam, maka jiwa kita akan dengan mudah menjadi putus asa, frustasi, kecewa, marah dan menyerah. 
Sedikit saja kemarahan atau sindiran dari orang lain akan membuat hati menjadi hancur berkeping-keping dan merasa sebagai orang yang tidak berguna lagi. 

Jika kita adalah sekeping kaca, maka kita sangat rentan terhadap benturan sekecil apapun. Kita akan mudah merasa tersinggung, kecewa, marah, terprovokasi dan sakit hati ketika orang lain melakukan perbuatan yang melukai perasaan. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita dengan orang lain. 

Sebaliknya, kita harus menempa jiwa kita menjadi baja. Walaupun selalu mendapat hantaman dan pukulan yang keras, namun baja tetaplah menjadi sepotong baja. Bentuknya tidak akan hancur, malah akan berubah wujud menjadi perkakas yang berguna bagi kehidupan manusia. 
Dengan memiliki mental baja, kita akan menyikapi setiap masalah yang ada dengan pikiran positif, menikmati situasi sepelik apapun dan selalu bersyukur dengan kehadiran masalah tersebut, sebab setiap masalah yang datang pasti akan menempa jiwa kita menjadi lebih baik lagi. 

Sepotong baja akan menjadi perkakas yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan hantaman keras dari palu. Setiap pukulan memang terasa menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa hal itu merupakan proses alami yang akan membentuk jiwa dan karakter pribadi menjadi lebih baik. 

Seandainya saat ini, kita sedang mengalami peliknya problem kehidupan, sikapilah dengan hati tenang dan jiwa yang jernih. Jangan langsung merespon dengan sikap dan perilaku yang keliru dan kontraproduktif. 

Ambil hikmah yang ada. Cobalah bercengkerama dengan menyatukan diri dengan masalah tersebut. Cari akar permasalahan dan uraikan satu persatu sehingga kita mudah melihat pokok permasalahannya. 

Selesaikan dari yang paling mudah dulu. Jangan mencoba menyelesaikan sekaligus, sebab kemampuan kita pastilah terbatas. Buang yang tidak berguna, singkirkan yang mungkin dapat menimbulkan masalah baru kelak. Perlahan namun pasti, kita pasti akan dapat menyelesaikannya dengan baik. 

Jadilah baja yang akan melihat palu sebagai partner untuk membentuk kita menjadi lebih baik, bukan menjadi kaca yang melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita. Salam kebajikan  #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar