|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 09 Oktober 2016

Jangan Menukar Kebahagiaan dengan Sesuatu yang Tidak Pantas

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Seorang anak gadis bernama Dora sedang merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas di sebuah cafe sederhana. Dora mengundang teman-temannya dalam acara yang diadakan sekali seumur hidupnya. Pesta sweet seventeen.

Semarak perayaan begitu meriah dengan kehadiran banyak orang. Ayahnya yang sebelumnya berada di luar kota, menyempatkan hadir, meninggalkan pekerjaannya sejenak. Ibu Dora telah lama meninggal dunia karena menderita kanker.

Semua acara berjalan dengan lancar, makanan yang tersedia sangat lezat. MC yang juga sahabat ayahnya mampu menghidupkan suasana. Semua merasa senang dan bergembira.

Di penghujung acara, seorang teman Dora secara tidak sengaja menyenggol meja tempat kue ulang tahun. Alhasil kue tersebut jatuh ke lantai, tidak berbentuk dan tidak mungkin lagi untuk dimakan.

Seketika itu juga, Dora menjadi marah. Emosinya memuncak dan langsung menghardik temannya.

Dora : "Kamu sungguh keterlaluan...!!! Acara pestaku telah kamu rusak. Coba lihat... Akibat kecerobohanmu, kue ulang tahunku menjadi rusak berantakan. Saya menyesal telah mengundangmu hadir dalam acara ini..."

Teman Dora terkejut, diam termangu mendengar kalimat-kalimat kasar yang meluncur keluar dari mulut Dora. Dengan penuh penyesalan dia berkata : "Maafkan atas kesalahanku... saya benar-benar tidak sengaja..."

Dora memotong ucapan temannya : "Enak saja bilang tidak sengaja... Memangnya mata kamu tidak melihat meja ini? Dasar pecundang..."

Ayah Dora berusaha menenangkan Sinchan : "Sudahlah anakku... Dia memang tidak sengaja... Kamu tidak boleh berkata kasar seperti itu kepada temanmu. Jangan merusak kegembiraan dengan ucapan dan perilaku yang tidak pantas..."

Dora sedikit shock mendengar ucapan ayahnya. Dia berharap sang ayah membela dirinya, bukan justru menyalahkan perbuatannya.

Akhirnya Dora berlari keluar ruangan sambil menangis sesegukan. Sang ayah menyusulnya, berusaha menghibur puteri kesayangannya. Namun Dora sudah terlanjur emosi.

Dengan suara keras Dora berkata : "Saya benci ayah... Mengapa ayah tidak membelaku? Saya kangen sama ibu... Saya sudah tidak betah berlama-lama di sini. Saya ingin pulang saja..."

Setelah berpamitan dengan seluruh pengunjung, ayah Dora segera mengantar Dora pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan, Dora tetap mengomel dan terus mengata-ngatai temannya. Dia merasa acara ulang tahunnya menjadi berantakan karena ulah temannya itu.

Sesampai di rumah, ayah Dora mengiringi puteri semata wayangnya hingga ke dalam kamar. Beliau berniat untuk menasehati dan meluruskan perilaku buruk Dora.

Ayah Dora : "Anakku yang paling kusayang... Sadarkah dirimu bahwa kamu sudah menukar sukacita, kegembiraan dan keindahan malam ini hanya dengan sebuah kue ulang tahun yang berharga tiga ratus ribu? Menurutmu pantaskan kue senilai itu ditukar dengan kebahagiaanmu?"

Dora tertegun mendengar penuturan sang ayah. Kepalanya tertunduk karena merasa perbuatannya di cafe sudah menghancurkan kemeriahan pestanya. Bukan itu saja, perbuatannya telah melukai perasaan temannya dan memalukan diri temannya di depan orang banyak.

Kegusarannya yang di luar kontrol, pasti akan diingat oleh teman-temannya. Dan barangkali, akibat peristiwa ini, teman-temannya akan menjaga jarak dan mungkin saja memutus hubungan pertemanan dengannya. Menilai Dora bukanlah sosok seorang teman yang baik.

Dora kembali meneteskan air matanya, lalu berkata lirih : "Maafkan saya ayah. Saya tahu jika ayah merasa kecewa dengan ketidakdewasaanku, padahal hari ini seharusnya saya sudah menjelma menjadi manusia dewasa. Maafkan diriku yang telah mengecewakan dan memalukan ayah... Tidak sepantasnya saya menukar kebahagiaan yang terjadi sekali dalam seumur hidupku dengan kue tart seharga tiga ratus ribu..."

Ayah Dora : "Syukurlah kamu telah menyadari kekeliruanmu. Ayah bangga dengan kedewasaanmu. Saat ini kamu telah berubah menjadi puteri ayah yang bukan anak-anak lagi. Besok pagi-pagi, kamu harus meminta maaf kepada semua teman-temanmu yang hadir, terutama temanmu yang tadi telah kamu permalukan...."

Dora : "Baik ayah... Terima kasih atas nasehatnya..."

Ayah Dora : "Sekalian juga undang mereka semua datang ke rumah minggu depan. Ayah akan membawakan banyak ikan, udang dan kepiting, saat ayah kembali dari luar kota. Kita akan mengadakan acara barbeque bersama..."

Dora memeluk tubuh sang ayah, sambil berkata : "Terima kasih ayah. Saya sungguh bangga memiliki ayah yang baik dan bijaksana..."

Sobatku yang budiman...

Banyak di antara kita, seringkali tidak sadar telah melakukan hal demikian, sama seperti yang dilakukan oleh Dora. Menukar kegembiraan dengan membalas perbuatan buruk atau ucapan kasar dari orang lain. Hal yang besar yang paling diimpikan, malah ditukar dan tergantikan oleh hal-hal yang remeh dan tidak layak.

Lima tahun persahabatan dihapus hanya oleh semenit percekcokan. Sepuluh tahun hubungan bisnis yang baik hancur oleh masalah uang sekian ratus ribu. Berouluh-puluh tahun hubungan kekerabatan, persaudaraan dan kekeluargaan harus berakhir oleh karena harta dan rupiah.

Kita banyak sekali melakukan kekeliruan, tanpa berpikir panjang, menukar hal-hal yang besar dan penting dengan hal-hal yang nilainya tidak sebanding atau tidak pantas.

Akhirnya, hanya dapat menyesal karena telah menyia-nyiakan dan merusak momen penting dalam hidup ini. Bukan itu saja, selain kehilangan kebahagiaan, tidak jarang kita juga akan kehilangan teman-teman, sahabat dan keluarga kita.

Ketika kita sedang emosi dan meluapkan amarah secara tidak terkendali, karena melihat dan merasakan kebiasaan, sikap, ucapan dan perilaku seseorang kepada kita, hingga membuat hubungan menjadi rusak, maka sesungguhnya kita telah menukar keberadaan orang tersebut dengan kemarahan kita. Pantaskah?

Dan hanya waktulah yang akan membuka mata hati kita. Saat sudah berusia lanjut dan dalam kesendirian, barulah kita akan menyadari bahwa hal yang paling utama dalam hidup ini adalah membina dan merawat hubungan yang sudah terjalin dengan baik, bersama dan kepada siapapun juga.  Salam kebajikan #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar