|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 19 Oktober 2016

Saat Hidup Disadarkan Oleh Kematian, Bisakah Kita Menghargainya?

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Sebuah tanya di suatu sore "Setiap manusia yang mati akan...?"

A. Pergi dan tak kembali

B. Kembali dalam reinkarnasi

C. A dan B anggaplah benar dan silakan dipilih sesuai keyakinan

D. A,B dan C kemungkinan benar tapi tak dibenarkan, karena setiap tanya tidak harus dijawab sekarang

Tentunya soal di atas tidak pernah akan ada dalam tes di sekolahan atau di manapun. Sebuah pengandaian yang muncul setiap kematian ada dekat dengan pelupuk mata kita. Termasuk pemahaman dan sikap terhadap kematian orang - orang di sekitar kita. Seperti kematian seorang raja di negeri tetangga yang membuat hampir semua rakyatnya berduka. Kedukaan yang mendalam jika melihat mereka lalu duduk bersimpuh di jalan - jalan sepanjang rute perjalanan jenazah Sang Raja dari istananya untuk terakhir kalinya. 
Dan duka adalah ungkapan terwajar dari seorang manusia jika mendapati seorang yang dikenalnya meninggal dunia. Seolah disadarkan kembali dan diingatkan bahwa mati juga bisa menghampiri siapapun. Termasuk Sang Raja 'setengah dewa' yang dicintai oleh mereka.

Seperti apa dan bagaimana mati itu sebenarnya? Sebagian menjadi takut mati dan mencoba menunda mati, karena tahu menolaknya adalah sebuah kemustahilan. Sebagian lain menjadi lebih bijak memahami diri. Sebagian lainnya justru menjadi lebih menikmati hidup yang hanya sekali.

Yang tersisa lainnya merasa bahwa manusia bisa hidup lagi dalam sebuah reinkarnasi. Hidup kembali dengan wujud yang lain dalam kehidupan keduanya atau kesekian kalinya. Yang hal inipun menjadi suatu pemahaman yang berbeda tentang mati, dan bisa mengakibatkan perdebatan di antara manusia yang sengit dan berkepanjangan.

Hidup sekali mati sekali atau bisa hidup kembali setelah mati, bukanlah suatu hal yang terlalu penting untuk diperdebatkan dalam tulisan ini. Namun yang lebih penting adalah menikmati dan menghargai setiap detik proses menuju mati, yakni hidup itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh seorang Mandy Hale:

"Bersyukurlah atas hidup yang kamu jalani dalam setiap detiknya bersama orang - orang yang kamu cintai. Karena kamu tak tahu kapan hidup akan berakhir. Dan karena itulah hidup adalah sesuatu yang berharga."

Terlepas dari hidup hanyalah sekali atau ada tidakkah reinkarnasi, jalanilah hidup yang berharga ini sebaik-baiknya, setiap detiknya. Ya, detik - detik saat membaca tulisan ini, lalu menyapa orang - orang tercinta dan bercengkerama dengan mereka dalam senyum dan tawa. Karena seperti kutipan di atas, tiada orang yang tahu kapan hidupnya atau hidup orang - orang terdekat di sekitarnya akan berakhir. Inilah momen berharga yang tak tergantikan, walau sering kita abaikan dan tak kita sadari. Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar