|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 23 Oktober 2016

Uang Sebagai Hadiah anak: Segera Singkirkan Kebiasaan yang tak Mendidik Ini

 


KEBAJIKAN ( De 德 )Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki performa akdemik yang bagus di sekolah. Banyak orang tua menggunakan uang sebagai hadiah untuk anak-anak ketika akademik mereka mendapat hasil yang memuaskan. Tapi, cara seperti ini sebenarnya tidak ada manfat baik bagi mereka, jadi sebaiknya singkirkan segera cara yang tidak mendidik ini.

Dapat menekan motivasi belajar anak

Saat diwawancarai The Today Show, pakar parenting Amerika Amy McCready mengatakan, hasil penelitian yang berlangsung selama lebih dari empat dekade selalu menunjukkan, bahwa hadiah atau imbalan ekstra seperti ini dapat menekan motivasi batin anak dalam belajar, dengan kata lain,jika tujuan belajar anak hanya demi mendapatkan nilai yang bagus dan materi, maka akan sulit mengembangkan bidang-bidang tertentu yang disukai dan diminati anak itu.

Merusak kreativitas

Tidak hanya itu, pemberian materi kepada anak yang mendapatkan nilai bagus juga dapat merusak kreativitas mereka. Ada sebuah penelitian dari Universitas Stanford pada tiga dekade silam, mereka membagi dua kelompok anak-anak TK lalu menyuruh mereka melukis, satu kelompok akan mendapatkan stiker Venus sebagai hadiah menggambar mereka, sementara kelompok satunya tidak mendapatkan hadiah apa pun. Dua kelompok Anak-anak ini tampak begitu semanngat menggambar. Seusai menggambar, peneliti menyuruh mereka menggambar sekali lagi, tapi kali ini kedua kelompok tidak lagi diberikan hadiah. Hasilnya, kelompok yang sebelumnya mendapatkan hadiah stiker hanya menggambar setengah dari waktunya. Kesimpulannya, jelas sekali tanpa imbalan, mereka menjadi tidak bersemangat.

Menumbuhkan sikap hanya untuk kepentingan pribadi semata

Imbalan materi juga akan menyebabkan si anak mengembangkan mentalitas yang salah yang memandang segala sesuatunya harus ada imbalannya. Sebagai seorang anak, sudah sewajarnya tekun belajar, membantu pekerjaan rumah tangga di rumah, menghormati orang tua dan sebagainya. Begitu terbentuk mentalitas yang segala sesuatunya selalu harus disertai dengan imbalan, maka ia akan mengabaikan kewajiban dan beban yang menjadi tanggung jawabnya.

Empat cara membantu anak-anak belajar

Kalau begitu, Lantas bagaimana membantu anak belajar? Berikutempat metode yang direkomendasikan pakar parenting Mc.Cready :

1. Utamakan sikap dan prilaku, bukan prestasi (nilai)

Berhasil atau tidaknya anak di masa depan tergantung pada sikap dan perilakunya, bukan pada kinerja akademiknya. Berikanlah pujian ketika melihat anak-anak belajar dengan tekun untuk ujian, tampak gigih menghadapi masalah, dan selalu berusaha menemukan jawabannya, berani menerima tantangan dan sikap terpuji lainnya. Karena kebiasaan-kebiasaan dan sikap yang baik ini sangat bermanfaat baginya dalam semua aspek kehidupan.

Utamakan sikap dan prilaku anak, bukan pada nilai, dengan begitu dapat mengembangkan motivasinya dalam belajar. Tidak perlu tergantung pada sarana eksternal (suatu sarana memotivasi berupa materi, yang diberikan sebagai suatu perangsang ataupun pendorong dengan sengaja kepada anak agar timbul semangat yang besar atas segala sesuatu yang dikerjakan)

2. Gunakan cara “Ketika/kalau …… kemudian ……”

Agar anak-anak mengembangkan kebiasaan belajar yang baik, Anda bisa mengatakan, “Kalau kamu sudah menyelesaikan PR( atau pekerjaan tertentu) , kamu baru boleh bermain game (atau sesuatu yang ingin dilkerjakannya),” dan Anda harus mempertahankan posisi ini, agar anak Anda tahu, bahwa tidak ada ruang untuk tawar-menawar

3. Membantunya, tapi bukan mewakili menyelesaikan segala tugas/pekerjaannya

Ketika anak-anak menemui kesulitan dalam pelajaran, ada kalanya pihak orang tua akan membantunya menyelesaikan, jika Anda berharap anak anda mengembangkan kebiasaan kerja yang baik, maka tidak seharusnya Anda membantunya seperti itu. Anda bisa memberitahu kepadanya “ayah/ibu sangat senang bisa membantumu nanti antara jam 18:00 – 20:00 malam (cara ini bisa memaksa anak-anak untuk merencanakan waktu malam), tapi kamu harus tahu bagaimana melakukannya, dan beritahu ayah/ibu cra jawaban kamu, dengan begitu ayah/ibu baru bisa membantumu.”

4. Terapkan “kebijakan tanpa adanya bantuan”

Jika anak Anda sudah merupakan siswa kelas tinggi di sekolah dasar, sering lupa membawa sesuatu ke sekolah dan meminta bantuan Anda, maka sudah waktunya meminta si anak untuk memikul beban tanggung jawab sendiri. Katakan kepadanya, usia mereka sudah cukup untuk mengingat sesuatu yang diperlukan di sekolah, agar mereka tahu lain kali jika lupa lagi membawa perlengkapan sekolah, maka mereka harus menemukan solusi lain, atau menanggung akibatnya sendiri. Salam kebajikan  (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar