|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 26 Desember 2016

Kalau Sayang Anak, Ajarkanlah Mereka Kemampuan untuk Mandiri !

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Orang tua sekarang cenderung terlalu banyak melakukan sesuatu untuk anak-anaknya. Bagi sebagian besar orang tua, tugas utama anak-anak adalah belajar (sekolah) , lainnya, tunggu nanti saja setelah dewasa ! Namun, tanpa disadari, ada beberapa hal, yang apabila tidak dilatih/dibiasakan sejak kecil, sudah terlambat setelah dewasa!

Dalam beberapa tahun terakhir ini, cukup banyak saya kontak dengan para siswa, dan saya rasa sekolah tampaknya bukan hal paling penting dalam hidup. Sebenarnya ……asalkan punya pekerjaan yang kita sukai, berapa banyak penghasilannya, kerja dimana, semua itu tidaklah penting. Tapi orang-orang kerap secara diam-diam membanding-bandingkan dengan orang lain, diam-diam berkeluh kesah, dan mulai bertanya-tanya : Apa sebenarnya yang kita inginkan dalam hidup ini ?

Begitu juga dengan saya sendiri yang menjalaninya selama ini.16 tahun yang lalu, untuk pertama kalinya saya berwisata sendiri ke Eropa selama 25 hari (perjalanan terapi pemulihan atas kepergian suami), selama perjalanan itu, membuat saya seakan-akan dilahirkan kembali (menjadi sosok orang yang baru), punya pandangan baru, pandangan baru tentang pendidikan anak. Dan sampai hari ini, tidak pernah saya menyesalinya.

Liburan Natal tahun ini, putri saya ingin merayakannya di rumah temannya di Jerman, dengan demikian ia sudah punya rencana perjalanan ke Jerman. Ini adalah perjalanan pertamanya ke luar negeri seorang diri (tidak termasuk waktu ke Amerika untuk studi, karena ada keluara di Amerika yang merawatnya). Banyak hal yang harus dikerjakan sendiri, mungkin akan menghadapi kesepian seorang diri, dan tidak berdaya menghadapi sekuruman orang-orang yang tak dikenal dan sebagainya. Semua ini tidak bisa kita dapatkan dari pelajaran di sekolah. Kondisi setiap orang berbeda, tentu saja, cara menangani sesuatu juga tidak sama, hanya dengan mengandalkan EQ sendiri untuk mengatasi segala sesuatunya, inilah pembelajaran seumur hidup.

Beberapa hari yang lalu putri saya mengirim e-mail minta bantuan, ia bilang kepalanya hampir pecah memikirkan rencana perjalanannya, tapi tetap saja tidak tahu bagaimana baiknya merencanakan perjalanannya. Meskipun sudah 11 tahun ia ikut saya berwisata, tetapi menghadapi rencana perjalanan sendiri, awalnya tetap saja masih agak bingung.

Setelah memberikan beberapa poin penting, dia mulai mencari informasi tentang tempat-tempat wisata. Terlepas jadi tidaknya ke lokasi wisata, yang penting ia akan terkesan dengan pelajaran(pengalaman) yang pernah dilakukannya, dan bisa diatasinya dengan cepat saat membutuhkannya dilain kesempatan. Biaya transportasi, lokasi wisata mana saja yang perlu atau tidak dikunjungi, semua ini merupakan ujian kecerdasannya, dan saya pikir, ini jauh lebih sulit daripada sekolah.

Ditambah lagi saat perjalanan bertemu dengan hal-hal maupun orang-orang yang tak terduga, semua ini merupakan ujian kecerdasan dan EQ anak. hal-hal atau informasi tak berwujud yang diperoleh dari sebuah perjalanan itu tak terhitung banyaknya.

Jadi kalau sayang dan mencintai anak, sebaiknya ajarkanlah ia kemampuan/ketrampilan untuk mandiri !Biarkan ia belajar merasakan sensasi dalam perjalanannya, dan biarkan ia memilih jalan (hidup) yang diinginkanya. Selaku orang tua yang bijak, kita cukup mengawasinya. Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar