|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 26 Maret 2017

Balas Budi yang Dilakukan 40 Tahun Kemudian

 


KEBAJIKAN ( De 德 )Pada sekitar tahun 1930, di Tiongkok ada seorang ratu film yang sangat terkenal, bernama Hu Die. Aktingnya sangat baik, membuat film hasil syutingnya sempat mencapai rekor terlaris.

Sekalipun telah sangat berhasil dalam industri seni pertunjukan, namun Hu Die tetaplah seorang yang sangat rendah hati, dan berani berbicara demi keadilan. Setelah usai perang, Hu Die mengikuti suami pindah ke Hong Kong dan setelah suaminya meninggal pada tahun 1975, dia pindah ke Kanada, melewatkan hari-hari tua dalam kesederhanaan.

Pada suatu hari, seorang perantau Tionghoa berusia tua menemuinya dan mengungkapkan masa lalunya yang tidak terlupakan:

Itu terjadi pada suatu malam di mana Hu Die sedang mengadakan pertunjukan panggung besar. Pada waktu itu perantau Tionghoa tua tersebut hanya merupakan seorang buruh kasar yang masih muda dan bertanggung jawab untuk menarik tirai panggung. Entah karena tegang atau belum terlalu mahir, tirai mengalami masalah, sehingga membuat para aktor mengalami kekacauan di panggung dan para penonton di bawah panggung menjadi gaduh.

Bos penyelenggara pertunjukan marah besar dan menegur habis-habisan si buruh kasar penarik tirai. Ia melontarkan umpatan bertubi-tubi kepadanya. Hu Die tidak tega melihatnya, kemudian berdiri dan berbicara demi keadilan: “Mengapa Bapak sampai begitu marah! Dia toh masih seorang pemuda tanggung yang masih belajar, cukuplah lain kali diminta lebih berhati-hati saja.” Pak Bos tidak berani menyakiti hati aktris besar yang sedang melambung, sehingga dengan sangat terpaksa menyudahi omelannya.

Pada saat itu buruh kasar penarik tirai itu diam-diam bersumpah dalam hati: Di kemudian hari ketika saya sukses, harus saya balas budi kebaikan Anda! Tidak lama kemudian, buruh kasar kecil berkesempatan pergi ke Jepang, mulanya dia bekerja serabutan di restoran, setelah mengalami pasang surut dan terpaan badai, akhirnya menjadi seorang yang kaya raya.

Setelah mendengar cerita perantau Tionghoa tua tersebut, Hu Die baru menemukan dalam memorinya peristiwa yang dalam hidupnya sama sekali tidak berarti, dan dia juga sama sekali tidak mengira bahwa peristiwa sekecil itu justru telah membuat orang lain mengingatnya seumur hidup.

Perantau Tionghoa tua berkata pada Hu Die bahwa dia tahu Hu Die hidup dalam kekurangan, tetapi bila diberi uang pasti tidak akan diterima, ia berkata bahwa ia punya apartemen di Kanada yang sudah tidak ditinggali lagi oleh anaknya pasca selesai kuliah, ia memberikan apartemen itu kepada Hu Die untuk ditinggali sebagai ungkapan terima kasih, ini adalah keinginan terakhirnya. Hu Die sambil berlinang air mata menyanggupi balas budi ini dengan berulang kali mengucapkan terima kasih.

Tak lama setelah perantau Tionghoa tua tersebut memenuhi keinginannya, dia meninggal dunia.

Orang Tiongkok zaman dahulu mengatakan: “Jangan mengingat budi kebaikan yang diberikan, namun jangan melupakan budi kebaikan yang diterima” “budi kebaikan berupa setetes air yang diterima, hendaknya dibalas dengan sumber air”. Balas budi yang dilakukan setelah empat puluh tahun dari perantau Tionghoa tersebut bukankah sudah merupakan penjelasan yang terbaik?  Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar