|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 06 April 2017

Bijak dalam Memilih

 


KEBAJIKAN ( De 德 )Seorang pemuda desa bernama Sinchan datang menjumpai Opung Toba, seorang guru spiritual yang terkenal karena kebijaksanaannya. Sinchan ingin mengabarkan berita gembira kepada orang tua yang berjanggut putih memanjang tersebut.

Opung Toba : "Wahai pemuda baik... Angin apa yang membawamu singgah ke gubuk tuaku...?"

Sinchan : "Guru, saya ingin memberitahukan bahwa saya berhasil lulus seleksi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kota..."

Opung Toba : "Syukurlah... Akhirnya perjuangan dan pengorbanan kamu selama ini berbuah manis... Semoga kamu dapat menjalankan tugas dengan jujur, baik, tidak korupsi dan tidak menyakiti hati rakyat..."

Sinchan : "Guru, saya pasti akan mengingat nasehat yang guru berikan. Sejujurnya, saya merasa sedikit takut dengan lingkungan kerjaku. Saya khawatir tidak mampu menyesuaikan diri. Ini merupakan beban yang teramat berat bagiku..."

Opung Toba : "Begini anakku... Jadilah seperti air dan jangan mengikuti jejak awan..."

Sinchan tidak mengerti dengan maksud Opung Toba, lalu bertanya : "Mengapa demikian guru? Bukankah awan melambangkan kehebatan karena berada tinggi dari atas tanah. Tidak sembarang orang akan mampu menjangkau ketinggian awan..."

Opung Toba tersenyum mendengar perkataan Sinchan. Sambil menepuk-nepuk pundak Sinchan, Opung Toba berkata : "Air itu mengajarkan kita untuk selalu merendah. Walaupun berasal dari tempat yang tinggi, air itu akan selalu mengalir ke bawah. Meskipun ada batu penghalang, air itu akan mencari celah-celah untuk terus mengalir ke tempat yang lebih rendah, mengaliri tempat-tempat di bawahnya. Semakin banyak jumlahnya, air akan semakin bersemangat untuk bergerak ke bawah..."

Sinchan mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mulai sedikit mengerti tentang filosofi air bagi perjalanan hidupnya. Namun Sinchan masih belum mengerti mengapa dia tidak boleh meniru awan, padahal sepengetahuannya awan itu melambangkan kehebatan karena letaknya sangat tinggi.

Sinchan : "Lalu bagaimana dengan awan, Guru...?"

Opung Toba : "Jangan sekali-kali kamu berperilaku seperti awan. Lihat saja, bagaimana segumpal awan yang berasal dari tempat yang lebih rendah, namun ingin secepatnya berada di tempat tinggi..."

Sinchan memotong ucapan Opung Toba : "Bukankah itu baik sekali, Guru. Semua orang bekerja keras untuk mencapai prestasi tinggi dan mendapat kedudukan terhormat..."

Opung Toba : "Semakin tinggi awan, maka bobotnya akan semakin ringan. Karena itu, awan sangat mudah terombang-ambing oleh hembusan angin, menjadi ajang permainan bagi angin..."

Sinchan : "Jadi maksud guru, saya tidak perlu meningkatkan prestasi dan jabatanku setinggi-tingginya...?"

Opung Toba kembali tersenyum : "Memiliki jabatan tinggi namun tidak mempunyai ketetapan hati, mudah terpengaruh bujuk rayuan untuk berbuat jahat, hanyalah akan mengantarkan dirimu ke jurang kehancuran secepat kilat..."

Sinchan terperangah mendengarkan petuan Opung Toba. Dia merasa apa yang didengarnya adalah benar.

Opung Toba melanjutkan : "Jadilah pohon bambu yang fleksibel. Tumbuh dari bawah, membesar hingga menjulang ke atas. Pohon bambu mampu bertahan dalam badai dan tidak tumbang karenanya. Tidak melawan angin, justru bergerak mengikuti arah angin, namun akarnya tetap kokoh berada di dalam tanah..."

Sinchan : "Saya sudah mengerti Guru... Jadilah air yang merendah, mampu mengairi tempat-tempat rendah yang tandus dan memberikan kehidupan bagi makhluk lain. Tidak menjadi awan, walaupun berkedudukan tinggi, namun labil dan mudah diombang-ambingkan oleh angin. Jadilah pohon bambu yang kokoh namun tidak kaku, tinggi namun memiliki akar yang kuat menopang tubuhnya..."

Opung Toba : "Kamu sungguh cerdas. Selamat memulai kehidupan baru sebagai abdi negara, pengayom, pelindung dan pelayan rakyat..."

Sobatku yang budiman...

Hidup ini adalah pilihan. Tersedia begitu banyak alternatif untuk memilih menjadi air, awan, pohon bambu atau apa saja. Semuanya memiliki konsekuensi yang harus diterima dan wajib untuk dijalani.

Ariflah dalam memilih agar apa yang dipilih dapat membawa kebaikan, manfaat dan kebahagiaan, bukan hanya kepada diri sendiri, namun terutama bagi orang lain. Salam kebajikan #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar