|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 28 April 2017

Kepala Batu

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Semua orang pasti mengenal es batu. Bentuknya bermacam-macam, sesuai dengan wadahnya saat berwujud air. Ada yang berbentuk balok persegi panjang yang besar, ada yang bulat seperti buah kelapa dan ada pula yang berbentuk cincin.

Saat berwujud air, tidak akan menyakitkan bila dilempar mengenai tubuh. Namun jika sudah berwujud padat, sebongkah es yang memiliki kekerasan sekeras batu, pastinya akan menyakitkan bila dilempar mengenai tubuh kita.

Apabila kita memegang atau menggenggam es batu dalam waktu lama, maka tangan kita akan menjadi kebas, rasanya tidak nyaman, dinginnya hingga menusuk tulang.

Namun, jika kita mencelupkan bongkahan es batu itu ke dalam gelas yang berisi air, maka es itu akan mencair. Bukan itu saja, es batu ini mampu mendinginkan air yang berada di dalam gelas. Menghasilkan minuman sejuk yang menyegarkan tenggorokan orang yang meminumnya.

Dalam hidup ini, banyak manusia memiliki sifat dan karakter menyerupai es batu, diistilahkan sebagai "kepala batu". Ada yang menyebutnya keras kepala karena selalu ingin menang sendiri, tidak mau ditegur atau dikritik, menganggap dirinya paling hebat, paling unggul dan paling mulia, dibandingkan orang lain.

Harga dirinya begitu tinggi, sehingga tidak pernah ada kamus "mengalah" dalam hidupnya. Tidak peduli benar atau salah di mata orang lain, yang penting menurutnya benar, maka pendapatnya akan terus dipertahankan sekuat tenaga.

Mereka yang berkepala batu, tidak responsif, hanya memiliki satu sudut pandang dan tidak dapat menerima pendapat orang lain. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan atau diucapkan seringkali menyakiti hati orang lain.

Padahal, semakin kita mempertahankan sifat kepala batu, maka beban hidup ini akan semakin berat. Semua ini karena ulah kita sendiri yang tidak mau berkompromi dengan lingkungan sekitarnya. Inginnya mau menang sendiri saja.

Seandainya sifat "kepala batu" itu dapat dicairkan seperti bongkahan es yang mencair di dalam gelas berisi air, maka kita akan memperoleh suasana yang sejuk, tidak sedingin es yang menusuk tulang. Dan tentunya akan bermanfaat bagi orang lain di sekeliling kita.

Sobatku yang budiman...

Berkeras hati untuk mencapai tujuan adalah perbuatan yang baik, namun membiarkan sikap kepala batu dalam mempertahankan pendapat, terutama pendapat yang salah, tentunya bukanlah perbuatan bijaksana.

Manusia berkepala batu merujuk kepada mereka yang memiliki ego tinggi, sombong dan jauh dari sikap rendah hati. Mempertahankan gengsi demi sebuah harga diri, seolah-olah dirinya adalah sumber kebenaran serta merasa pendapatnya adalah yang paling hebat dan harus diikuti oleh semua orang.

Orang yang memiliki sifat kepala batu akan sulit mendapatkan teman, apalagi sahabat yang baik. Orang-orang akan bersikap dingin, malas dan tidak peduli kepadanya karena susah diatur, sulit ditegur, tidak mau dinasehati dan payah untuk diajak kerjasama.

Hanya mereka yang memiliki kerendahan hati yang akan dihormati dan bakal memperoleh kehidupan yang bahagia selamanya.  Salam kebajikan #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar