|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 22 Mei 2017

Berharganya Hati yang Bersyukur

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Suatu saat ketika sedang mendiskusikan tentang anak-anak dengan para orang tua murid. Seorang ibu mengeluh, “Saya telah mengupayakan sepenuh hati untuk anak, makanan enak, pakaian bagus, mainan menarik, agar dia puas, namun…hhhhh…”

Ia melanjutkan.

“Coba Anda tebak, hari itu dia pulang, lalu apa yang dia tanyakan pada saya? “Ma, ibu guru menyuruh saya menulis karangan yang berjudul bersyukur terhadap ibu, apa yang harus saya tulis?”

Pertanyaan itu membuat saya merasa sedih sekali!

Bersyukur, kata ini sangat indah, mengandung perasaan umat manusia yang begitu dalam, namun, sekarang ada berapa banyak orang yang bisa benar-benar menghayati kata ‘bersyukur’ ini?

Saya juga bertanya-tanya pada diri sendiri, membenahi pemikiran yang rumit, meraba-raba hati sendiri, melepaskan segala pikiran, membiarkan perasaan bersyukur ini menembus ke seluruh tubuh, terbenam dan menghayati dalam keharuan yang diberikan kehidupan kepada kita.

Bersyukur, merupakan jalan Langit yang terkandung dalam alam semesta yang misterius. Berpikir sampai di sini, hati saya mendadak menjadi lapang, menerima alam semesta yang maha luas ke dalam dada.

Alam semesta yang maha luas ini sangat misterius, ilmu pengetahuan modern juga tidak bisa mengungkap rahasia kemisteriusan alam semesta.

Menonton film fiksi ilmiah yang mengungkap peredaran gugusan bintang didalam alam semesta, bumi hanyalah sebutir titik terang diantara bintang-bintang itu, bagai sebutir mutiara, manusia hidup berada di dalamnya.

Bumi berputar sendiri terjadilah pergantian siang dan malam. Rotasi bumi membawakan empat musim bagi umat manusia. Di dalam alam semesta bumi mematuhi garis edar jalan Langit, gugusan bintang-bintang dalam alam semesta yang maha luas ini harmonis dan teratur.

Saya bersyukur terhadap jalan Langit dalam badan langit alam semesta serta kekuatan misteri yang diberikan kepada umat manusia sebagai katalisator keselamatan keberadaan manusia. Perasaan bersyukur telah menyentuh saya menyelidiki arti sesungguhnya dari kehidupan ini.

Saya bersyukur kepada kampung halaman bersama umat manusia, yakni Bumi yang telah memberikan kita persediaan kehidupan. Bumi diatur memiliki atmosfir, ekosistem dan rantai makanan, kita umat manusia bisa hidup di sini.

Lembah gunung dan sungai di bumi, melahirkan peradaban manusia. Segala kehidupan yang berada di atas bumi, dibesarkan dari generasi ke generasi, memakmurkan budaya, bersyukur kepada bumi yang telah memberi ruang kehidupan bagi kita.

Ketika menghadapi perusakan bumi oleh manusia serta bencana ekologi, polusi udara, racun di sungai, kekurangan atau kehabisan sumber daya, situasi bahaya dari hewan dan tumbuhan…, kondisi bumi yang sekarang terbebani 7 miliar manusia, serta sedang mengalami lingkaran setan, hati saya bergetar.

Dengan menggunakan hati bersyukur, kita baru bisa mendengarkan rintihan kesengsaraan bumi, baru bisa menyayangi kampung halaman bersama ini. Dengan kesadaran sendiri melakukan perlindungan atas bumi, menjadikan tugas dan tanggung jawab untuk menyayangi kampung halaman, baru bisa merealisasikan rasa kasih dan perawatan kita dalam tindakan.

Hati yang bersyukur adalah seluk beluk dari tumbuhnya rasa tanggung jawab.

Bersyukur atas pemberian alam semesta yang mencakup segala vitalitas hidup, keharmonian semua kehidupan, memiliki keindahan dan makna kehidupan masing-masing, membawakan materi berlimpah dan kepuasan serta kenyamanan batin bagi umat manusia.

Ketika sepenuh hati merasakan kesatuan antara langit dan manusia, jalan hukum alamiah, yang terhayati adalah makna mendalam dari keharmonisan hidup yang saling tergantung dari segala sesuatu di dunia fana ini.

Ketika kita mau tidak mau menghadapi realita masyarakat yang kian hari banyak merampas alam, suasana alam yang kita miliki kian hari kian sedikit, membuat kita lebih bersyukur kepada alam yang pernah memberikan kepada kita tanpa pamrih.

Hati yang bersyukur kepada alam, membuat hati saya selalu terendam dalam kepuasan dan kegembiraan. Sayangilah segala sesuatu dari alam dan hayatilah secara wajar, karenanya hidup kita akan lebih menarik.

Bersyukur kepada ayah dan ibu, yang telah membawakan hidup dan cinta sejati tanpa pamrih kepada kita. Pernah ada orang dengan gurau mengatakan, segala sesuatu dalam masyarakat ini adalah palsu, hanya hati pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya yang bukan palsu.

Memang benar, kasih sayang ibu dipuji sebagai kasih yang tanpa pamrih dari umat manusia, yang dimanifestasikan oleh kasih ini adalah keindahan sifat alamiah manusia yang terbawa sejak lahir.

Makna yang terkandung di dalamnya adalah perilaku manusia tanpa perlu diucapkan dalam kata-kata dan merupakan perilaku pengorbanan tanpa menuntut balasan.

Sejak kecil hingga dewasa ayah dan ibu mendidik dan memelihara kita. Dalam dunia hewan, kambing berlutut untuk menyusui, burung gagak tahu memberikan makanan untuk membalas budi, kita manusia bagaimana bisa mengabaikan hati bersyukur kita kepada orang tua!

Namun dalam kenyataan hidup anak tidak menghidupi orang tua, fenomena masyarakat dari yang tua sudah seharusnya melayani yang muda berasal dari konsep metaformosa seperti ini sudah umum di dalam masyarakat sekarang ini.

Bersyukur terhadap orang tua, yang tersiratkan adalah sirkulasi dari hukum alam, yang diteladani adalah menanam kebaikan hasilnya juga baik, memprakarsai kelurusan hati dalam dunia, berpegang pada kebajikan tradisional.

Bukankah hati bersyukur ini adalah watak hakiki yang seharusnya dimiliki oleh manusia?

Bersyukur kepada guru dan teman bermanfaat dalam kehidupan ini, memberikan petunjuk kepada kita di saat bimbang, membantu berbagi penderitaan di saat kita dalam kesulitan, ini juga merupakan hasil berharga dalam kehidupan kita.

Penyebab dari bersyukur adalah jodoh pertemuan, mengikuti jodoh pertemuan berkumpul atau berpisah dalam pengalaman hidup.

Saya percaya dengan jodoh, jika berjodoh ribuan km pun akan berjumpa, sayangilah orang yang berjodoh dengan kita. Saat berkumpul, berpesanlah pada diri sendiri untuk mempertahankan dengan sebuah hati yang damai, jodoh dalam kehidupan ini harus dilewati dengan sikap tanpa keluhan dan dendam.

Juga menghibur diri sendiri, untuk mempertahankan sebuah hati yang hambar, dengan tanpa penyesalan menyudahi jodoh yang duka dan luka dalam percintaan.

Karena percaya, maka menyayangi, gunakanlah hati bersyukur ini, untuk menginterpretasikan jodoh berkumpul dan berpisah yang menyenangkan serta keleluasaan memandang keuntungan dan kerugian dalam kehidupan ini.

Betapa berharga hati yang bersyukur ini. Membiarkan hati ini bisa berbagi kebersyukuran, haru terhadap keterharuan yang dibawakan oleh rahmat dari segala yang kita miliki, menghayati keindahan hidup dan memiliki.

Kalau begitu, terhadap anak-anak kita, mereka menganggap segala sesuatu yang mereka dapatkan itu sudah menjadi suatu keharusan dan tidak tahu menyayangi, kepada anak-anak ini kita harus mendidik mereka agar mereka tahu bersyukur.

Ini merupakan nutrisi batin yang tidak boleh kurang bagi pertumbuhan sehat anak-anak kita. Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar