|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 19 Mei 2017

Hinaan

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Seorang pemuda bernama Sinchan selalu mendapat hinaan dari teman-temannya. Namun, Sinchan tidak pernah sekalipun membalas hinaan tersebut. Hal ini cukup mengherankan Agung, teman seperguruannya, dari Perguruan Taekwondo Shogun.

Agung : "Bro, mengapa kamu tidak membalas perlakuan buruk mereka? Dengan kemampuan bela diri yang kamu kuasai, saya yakin kamu akan dengan mudah menghajar mereka, sekalipun mereka mengeroyok dirimu. Kamu ini hebat... Walaupun dihantam dengan batu bata, tubuhmu tetap kokoh dan tidak terluka sedikitpun..."

Sinchan : "Gak boleh begitu, bro... Ilmu bela diri tidak boleh digunakan sembarangan, tidak boleh untuk pamer dan menyombongkan diri. Yang paling penting, tidak boleh digunakan untuk memukul orang yang lemah... Tujuan ilmu bela diri untuk melindungi diri dari tindak kejahatan, bukan untuk menciptakan kejahatan baru..."

Agung : "Tapi mereka sudah keterlaluan merendahkan dirimu...."

Sinchan : "Saya tidak merasa direndahkan..."

Agung : "Mereka sudah menghina dirimu..."

Sinchan : "Saya tidak merasa terhina..."

Agung : "Saya heran sekali, mengapa kamu tidak memanfaatkan ilmu bela diri yang kamu miliki untuk menghajar mereka yang berperilaku buruk kepadamu. Kalau saja mereka berani menghinaku, saya pasti akan mempertemukan hidung mereka dengan tanah, dengan sekali pukulan..."

Sinchan tersenyum mendengar ucapan Agung yang sedikit tenperamental.

Sinchan : "Begini bro, seandainya saya memukul mereka dan mereka terluka, siapa yang diuntungkan? Gak ada bukan? Yang ada justru mereka akan terluka dan mungkin harus diopname di rumah sakit. Yang menderita pastilah orang tua mereka. Jika mereka melapor ke polisi, maka saya pasti akan berurusan dengan pihak berwajib dan mungkin saja akan masuk penjara..."

Agung tercengang mendengar penuturan Sinchan. Dalam hati kecilnya, dia masih belum dapat menerima perlakuan teman-teman Sinchan yang merendahkan sahabat karibnya.

Agung : "Begini saja, biarkan saya yang menghajar mereka. Orang tuaku adalah seorang polisi, tidak mungkin membiarkan anaknya masuk penjara..."

Sinchan menggelengkan kepalanya. Tangan kanannya menepuk pundak Agung : "Kamu tidak perlu berbuat demikian... Abaikan saja kelakuan mereka itu..."

Agung mengernyitkan dahinya : "Kamu takut...?"

Sinchan : "Bro, kamu masih ingat siapa yang pernah berduel dengan tiga orang perampok yang menyantroni rumah Bu Ina? Siapa yang pernah mengejar penjambret hingga tubuhnya berdarah-darah karena terseret ke aspal? Siapa yang pernah terjun ke sungai yang sedang banjir untuk menolong seorang balita yang terseret arus deras?"

Agung : "Kamu bro..."

Sinchan : "Berarti saya bukanlah seorang pengecut, dong... Tiga kali nyawaku terancam karena menolong orang lain. Apakah kamu masih bilang saya adalah seorang pengecut?"

Agung : "Sorry bro..."

Sinchan : "Hidup ini harus bijaksana. Jangan mengedepankan emosi dalam setiap tindakan. Bersabar itu tidak selamanya berarti kalah. Mengalah itu bukanlah lemah. Lemah itu bukan berarti kalah. Namun di atas itu, bersabar itu adalah benteng pertahanan terbaik dari segala serangan yang ditujukan ke dalam pikiran. Dengan bersabar, kita dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh luapan amarah yang tidak terkendali, baik dari dalam diri maupun dari orang lain. Banyak orang menyesal setelah melakukan kekeliruan karena tidak mampu mengekang emosinya, tidak mau bersabar..."

Agung : "Kamu sangat bijaksana. Terima kasih atas semuanya. Selain memiliki ilmu bela diri yang tinggi, ternyata kamu juga memiliki kebijaksanaan yang tinggi pula. Sungguh beruntung saya bersahabat denganmu..."

Sobatku yang budiman...

Saat seseorang sedang mengeluarkan kata-kata hinaan, sesungguhnya dia sedang memamerkan kekurangan, kerendahan dan kehinaan dirinya sendiri. Bersabarlah...

Jangan pernah menghina orang lain, sebab kehidupan ini bagaikan roda yang terus berputar. Mungkin suatu saat nanti, orang yang sering dihina, hidupnya akan jauh lebih sukses, bahagia dan terhormat dari mereka yang gemar melontarkan hinaan. Salam kebajikan #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar