|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 22 Mei 2017

Seorang Idiot

 


KEBAJIKAN ( De 德 )Seorang pemuda, Opekiu datang menjumpai Opung Toba untuk menanyakan rahasia agar dapat hidup tenang, nyaman dan tidak banyak masalah. Selama ini dia merasakan hidupnya begitu rumit karena terlalu banyak hal yang merasuki pikirannya.

Seringkali Opekiu harus berdebat panjang lebar dengan teman-temannya mengenai banyak hal, misalnya masalah politik, agama, bisnis dan sebagainya. Masing-masing bersikukuh dengan pendiriannya. Tidak ada yang mau mengalah hingga akhirnya terjadi percekcokan yang begitu sengit.

Demikian juga saat berada di lingkungan kantor, Opekiu kerapkali bertengkar dengan teman-temannya. Opekiu berusaha memaksakan pendapatnya dengan argumen-argumen yang dianggapnya benar dan masuk akal. Saat temannya tidak lagi mempedulikan dirinya, Opekiu menjadi uring-uringan, kesal dan sering menumpahkan emosinya dengan memarahi orang lain yang tidak bersalah.

Saat berada di rumah, Opekiu juga sering berbantahan dengan ibunya. Suatu ketika, saat hari mulai mendung, sang ibu menyuruhnya untuk mengangkat pakaian yang sedang dijemur, namun Opekiu menolak dengan alasan yang dibuat-buat.

Opekiu : "Pakaiannya belum kering. Mengapa harus diangkat?"

Ibu Opekiu : "Hari sudah mendung. Sebentar lagi hujan pasti turun. Kalau terlambat mengangkat jemuran, pakaian yang sudah hampir kering akan menjadi basah kuyup..."

Opekiu berkilah : "Mendung tidak selalu mendatangkan hujan. Seperti semalam, saat hari mendung, ibu menyuruh saya mengangkat jemuran, tapi nyatanya hujan tidak jadi turun. Bukankan pekerjaanku menjadi sia-sia belaka. Waktuku terbuang percuma karena harus mengangkat jemuran dan menjemurnya kembali..."

Ibu Opekiu : "Lebih baik berjaga-jaga... Sudahlah, ibu capek berdebat terus dengan dirimu, biarlah ibu yang mengangkat jemuran sendirian..."

Alhasil, Opekiu menjadi capek pikiran. Dia merasa semua orang selalu berdebat dengan dirinya. Menganggap dirinya selalu salah.

Saat berjumpa dengan Opung Toba, Opekiu menceritakan apa yang menjadi kegundahan hatinya.

Opekiu : "Guru, apa sebenarnya rahasia hidup tenang, nyaman, damai dan bahagia...?"

Opung Toba : "Jangan berdebat dengan seorang idiot..."

Opekiu heran mendengar penjelasan singkat Opung Toba. Dia merasa aneh dan tidak dapat menerima apa yang disampaikan Opung Toba.

Opekiu : "Saya tidak setuju dengan pendapat Guru..."

Opung Toba : "Benar sekali... Kali ini saya sangat setuju dengan pendapatmu..."

Opekiu : "Saya tidak mengerti dengan maksud Guru..."

Opung Toba : "Pulanglah dan coba renungkan dengan baik-baik apa yang saya sampaikan..."

Opekiu pulang ke rumah dengan membawa segudang rasa penasaran. Dia menceritakan hal ini kepada ibunya.

Ibu Opekiu : "Kamu itu idiot, makanya Opung Toba mengiyakan apa yang kamu katakan karena tidak ingin berdebat dengan seorang idiot..."

Sobatku yang budiman...

Kita sering menjumpai orang yang seperti Opekiu, merasa hebat dan tidak pernah mau mengalah. Menganggap apa yang dikatakan atau dilakukan adalah suatu kebenaran. Tidak mau mengakomodir pendapat maupun penjelasan orang lain.

Jika kita masih tetap berdebat dengan orang yang berperilaku demikian, bukankah kita dapat dikategorikan sebagai seorang idiot juga? Selain menghabis-habiskan waktu percuma, pikiran kita juga akan semakin disesaki oleh hal-hal yang sifatnya mubazir, sesuatu yang tidak bermanfaat. Ujung-ujungnya beban hidup kita akan bertambah berat karena memikirkan sesuatu yang tidak penting.  Salam kebajikan #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar