|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 11 Februari 2018

Harimau yang Buas Tidak Menyentuh Orang-orang yang Memiliki “Cahaya di Kepala” Mereka

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Jika orang hidup dengan jujur, kepala mereka akan selalu memancarkan cahaya, dan Dewa akan melindungi mereka dari bencana. Ini bukan mitos!

Seorang penulis Dinasti Qing, Ji Xiaolan, mempunyai Ibu yang bernama Nyonya Zhang. Dia mempekerjakan seorang juru masak di rumahnya. Inilah kisah nyata yang diceritakan juru masak tersebut.

Di kampung halaman saya ada orang yang sangat miskin, yang harus pergi keluar setiap hari untuk mengemis. Suatu hari, dia berjalan terus selama setengah hari ke dalam hutan, sampai dia sadar bahwa dia telah tersesat dan malam hampir tiba.

Dia hanya melihat jalan berbatu, langit yang mulai gelap, dan tidak tahu arah mana yang harus ditempuh. Akhirnya dia memutuskan untuk duduk di bawah pohon, menunggu sampai keesokan paginya, baru mencari jalan pulang.

Pengemis itu tiba-tiba melihat seorang pria tinggi besar datang dari dalam hutan, diikuti oleh tiga atau empat pelayan, yang juga tinggi dan berotot. Pengemis itu takut, berpikir bahwa mereka mungkin adalah perampok, jadi dia segera berlutut meminta ampun.

Pria itu berkata, “Kamu tidak perlu takut, saya tidak akan menyakitimu. Saya adalah Dewa Harimau yang mengurus harimau di hutan ini, sekarang saatnya untuk membagikan makanan untuk mereka. Harimau bisa memakan manusia, tapi mereka tidak makan semua manusia, tunggulah disini. ”

Setelah dia berkata demikian, dia mulai mengaum panjang, segera saja ada banyak harimau datang berlari untuk mendengar perintah tersebut. Dewa Harimau berbicara kepada harimau-harimau itu, namun si pengemis tidak mengerti apa yang dia ucapkan.

Setelah beberapa saat, harimau-harimau itu mulai pergi, dan hanya menyisakan satu harimau yang kemudian duduk di dalam rimbunnya rerumputan.

Sesaat kemudian, ada seorang pria yang bertampang kasar, dengan tas besar yang berat di pundaknya lewat, harimau itu meloncat keluar dari rerumputan, menyebabkan pria itu panik.

Pria itu melemparkan tasnya, mencoba melarikan diri. Anehnya harimau itu tidak mengejarnya, dia berhenti dan berbalik ke rerumputan.

Lalu seorang wanita muncul, berjalan tergesa-gesa. Harimau itu segera melompat dan mencengkeramnya, membunuhnya dan kemudian memakannya, hanya menyisakan pakaian dan tasnya.

Dewa Harimau datang lagi untuk mengambil pakaian wanita itu, kemudian dia membuka tas wanita yang baru saja dimakan oleh harimau tersebut, dan menemukan banyak perak di dalamnya.

Pengemis itu ketakutan dan tidak yakin apa yang terjadi. Dewa Harimau menjelaskan: “Raja hutan tidak akan memakan manusia, mereka hanya makan binatang atau mereka yang tidak memiliki kualitas dan moralitas manusia. Mereka justru akan menyelamatkan nyawa orang-orang yang baik dengan melihat aura di kepala mereka.

Secara umum, orang yang nuraninya masih ada, di kepala mereka akan ada cahaya. Saat harimau melihat cahaya ini, mereka tidak akan berani melakukan apa pun! Dan orang yang nuraninya tidak lagi tersisa, cahaya di kepalanya akan hilang, dia akan sama seperti binatang, dan harimau itu jelas akan memakannya!

Pria pertama yang membawa tas berat, meski penampilannya kasar, tapi sebenarnya dia orang yang jujur dan tulus. Setiap hari, dia akan pergi ke pasar untuk mencari nafkah, untuk mendukung ibunya yang sakit, saudara iparnya yang janda, dan cucunya yang yatim piatu.

Dia mungkin egois terhadap orang lain, namun karena sedikit pemikiran jujur dan tulus ini, cahaya di kepalanya masih ada walaupun kecil, dan harimau masih mampu mengenali cahaya kecil tersebut.

Wanita yang datang belakangan, dia mencuri harta suaminya dan telah lama berselingkuh dengan pria lain. Jadi tidak ada cahaya di kepalanya, dan harimau itu menganggapnya sebagai binatang, diapun memakannya.

Dan kamu, meskipun cacat dan harus mengemis setiap hari, tapi kamu selalu berbagi makanan untuk ibu tirimu yang sudah tua, cahaya di kepalamu lebih tinggi dari satu kaki. Jadi harimau tidak akan memakanmu dan saya akan membantumu, bukan karena kamu berlutut meminta saya.

Cobalah untuk melakukan lebih banyak hal baik, maka akan ada banyak berkah yang menantimu di masa depan.

Kembalilah ke rumah, saya akan menunjukkan jalannya. Ceritakan kepada penduduk desa apa yang telah kamu alami hari ini, agar semakin banyak orang bisa hidup lebih baik, terhindar dari bencana dan akan diberkati oleh Tuhan.”

Pengemis itu mendengarkan dan mengucapkan terima kasih, Dewa Harimau kemudian menyuruhnya untuk berjalan ke satu arah, pengemis itu lalu berdiri dan berjalan pulang.

Dia berjalan sepanjang malam, dan akhirnya tiba di desanya. Kemudian dia menceritakan apa yang baru saja dialaminya, dan semua orang percaya, serta dengan cepat melatih diri untuk menjadi orang yang lebih baik.

Siapa yang baik, siapa yang jahat, terkadang orang biasa sulit membedakan. Namun, di dimensi lain, para Dewa melihatnya dengan sangat jelas, sehingga Dewa akan mendukung yang baik.

Dulu, ada banyak orang baik hati dan tulus yang tidak bertengkar demi kepentingan pribadi dan selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu.

Saat itu banyak orang yang setia, dan sangat berbakti. Mereka berbuat berdasarkan pada “Kebaikan, Sopan santun, Kebenaran, Kebijaksanaan, Kesetiaan” dan ajaran orang-orang bijak masa lalu untuk mengendalikan kata-kata dan tindakan diri sendiri.

Orang-orang seperti itu selalu memiliki cahaya terang di kepala mereka, jika Dewa melihatnya, Mereka akan berusaha menolong orang-orang ini, di manapun. Tentu saja, sekalipun mengalami musibah, mereka tidak akan mengalami kecelakaan serius.

Pernahkah Anda melihat dalam satu peristiwa kecelakaan, ada yang terluka serius, namun ada juga yang hanya mengalami luka ringan?

Ada orang tertentu yang ketika ada undian, ataupun doorprize, orang-orang ini seringkali keluar sebagai pemenang? Ini disebut “Berkah datang kepada orang-orang yang suka menumpuk kebajikan”.

Jadi, kita perlu mempelajari dan mempraktekkan secara serius kebajikan orang-orang kuno, dan menjadi orang yang baik hati!

Cerita ini juga merupakan pesan tulus bagi mereka yang telah kehilangan kebajikan, sebaiknya segeralah berhenti berjalan ke depan jurang maut. Pergilah kembali ke jalur yang seharusnya, cepatlah untuk menemukan kembali sifat kebaikan dirimu!

Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih. Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar