|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 15 Januari 2020

Malam Pergantian Tahun Baru Imlek / Chúxī (除夕) Sa Cap Meh 2571 / 2020

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Chuxi (除夕) dalam bahasa mandarin berarti menghapus yang lama dan jahat di malam terakhir untuk menyongsong kedatangan tahun yang baru, yang biasanya antara Ji Kaw Meh atau Sa Cap Meh (Malam tanggal 29 atau 30 bulan ke-12 menurut Lunar Tionghoa) yang tahun ini jatuh pada Sa Cap Meh atau pada tanggal 24 Januari 2020

Dalam tradisi budaya Tionghoa, hal inii merupakan moment yang paling spesial, karena pada hari pergantian tahun / Chuxi, ada banyak kegiatan seperti upacara Sembahyang Penutup Tahun, menikmati makan malam reuni keluarga, Shousui (melek sampai larut malam), menyalahkan petasan, serta mendekorasi rumah, yang merupakan tradisi budaya dalam menyambut kedatangan Tahun Baru Imlek bagi orang Tionghoa di seluruh dunia.

Membersihkan rumah harus sudah selesai sebelum menjelang malam Tahun Baru Imlek. Setelah pembersihan, seisi keluarga akan mulai memasang kuplet dan lampion perayaan Tahun Baru Imlek, dalam rangka menyiptakan suasana riang gembira 

Memasang Dekorasi / Hiasan

Umumnya pintu dan jendela di tempeli dengan kertas yang bertuliskan kata atau kalimat bermakna baik. Yang paling umum dan favorit ialah kertas dengan karakter “fu” atau “keberuntungan” .Tidak sedikit yang sengaja menempelkannya secara terbalik. Kata “terbalik” kalau diucapkan ialah “dao” yang juga berarti  “tiba,” jadi maknanya menjadi “keberuntungan tiba” atau “fu dao.” 

Bunga Mei /Mei Hua /Plum Blossom merupakan bunga yang mekar pada musim semi. Hal ini sebagai simbol dari adanya harapan pada saat susah dan penuh tantangan, serta simbol dari musim semi.

Melunasi utang
 
Kebiasaan untuk melunasi (paling tidak, mengurangi jumlah) utang sebelum Sin Cia dilandasi pada kepercayaan agar di tahun baru nanti kehidupan tidak dibebani dengan banyak utang.


Melunasi utang: Kebiasaan untuk melunasi (paling tidak, mengurangi jumlah) utang sebelum Sin Cia dilandasi pada kepercayaan agar di tahun baru nanti kehidupan tidak dibebani dengan banyak utang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yang Perlu Diketahui dari Tahun Baru Imlek ", https://properti.kompas.com/read/2010/02/09/20263493/Yang.Perlu.Diketahui.dari.Tahun.Baru.Imlek?page=all.
Melunasi utang: Kebiasaan untuk melunasi (paling tidak, mengurangi jumlah) utang sebelum Sin Cia dilandasi pada kepercayaan agar di tahun baru nanti kehidupan tidak dibebani dengan banyak utang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yang Perlu Diketahui dari Tahun Baru Imlek ", https://properti.kompas.com/read/2010/02/09/20263493/Yang.Perlu.Diketahui.dari.Tahun.Baru.Imlek?page=al
Malam Pergantian Tahun Baru Imlek 

Pada hari ini, umumnya anggota keluarga yang belajar di kota lain atau memiliki kesibukan kerja dan tinggal di daerah lain, akan pulang ke tempat asalnya untuk merayakan datangnya musim semi untuk berkumpul dan sembahyang bersama keluarga dalam suasana hangat di malam Tahun Baru, walaupun jaraknya di ujung langit dan jauhnya ribuan kilometer, tapi kerinduan setahun telah tiba

1. Sembahyang Penutup Tahun

Sembahyang Penutup Tahun
Dihari pergantian tahun, siang hari biasanya diadakan upacara Sembahyang Penutup Tahun.  pada Tuhan, Dewa-Dewi sebagai ungkapan rasa hormat, syukur dan terima kasih atas berkat dan perlindungannya dalam segala aspek kehidupan selama setahun, serta meminta  keselamatan, kesehatan dan keberuntungan untuk tahun mendatang, dengan bunga dan buah tanpa hewan kurban (peringkat atas dewa vegetarian).

Setelah itu sembahyang untuk menghormati dan memuliakan Leluhur/Orang Tua di hadapan altar sembahyang di setiap rumah, dengan menyediakan Nian Gao (kue beras manis), Fa-Gao (kue beras kukus), hewan pengorbanan (daging babi, bebek, ayam atau ikan), buah-buahan, minuman, permen dengan lilin merah besar. 

Jika tidak memiliki altar leluhur, maka akan disediakan satu meja di pintu muka rumah sebagai altar untuk upacara., sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ungkapan rasa Bhakti (Hauw) anak terhadap Orang Tua / Leluhur. 

Upacara ini merupakan wujud dari pelaksanaan ajaran moral Confusianis yang bersifat humanis religius dan yang berakar kuat pada penekanan konsep bakti atau disebut xiao, sebagai bentuk wujud ungkapan bakti (Hauw) seorang anak terhadap Orang Tua / Leluhur.   

Dizaman kuno, salah satu hal yang penting dan khusus adalah untuk menempatkan seratus koin yang diikat dengan benang merah dengan harapan agar bisa menjadi keberuntungan dan umur panjang untuk 100 tahun. Hari ini, orang menaruh uang sebanyak yang Anda bisa sebagai gantinya.

2. Makan Besar Bersama Keluarga

Makan bersama
Makan adalah sumbu hidup. Makan bersama adalah untuk bersama sama mensyukuri kehidupan. Apapun agamanya, maka pada malam tahun baru Imlek ini seluruh anggota keluarga akan berkumpul bersama untuk mensyukuri sumbu kehidupan yang masih menyala, yang dilakukan dalam bentuk makan bersama di malam akhir tahun yang merupakan momen penting bagi acara kumpul keluarga yang dilengkapi dengan hidangan "Makan Malam Tahun Baru" yang istimewa.

Malam harinya menjelang pergantian Tahun Baru Imlek atau atau Chuxie, selalu identik dengan makan besar bersama keluarga. Biasanya, rumah dimana orang tuanya tinggal merupakan tempat berkumpul, sehingga makan malam bersama keluarga (Tuan Yuan Fan / 团圆饭) adalah bagian yang paling penting dan bermakna dari perayaan ini.

Makan bersama
Kumpul dan makan bersama keluarga ini mengingatkan kita akan Pepatah Tiongkok yang berbunyi, " Cia Yeo Yi Lawa, Lu Yeo Yi Pau". Artinya keluarga dan orang tua lebih baik dari pada permata, karena dengan bekal akar budaya yang kuat orang tualah yang memiliki peranan sangat besar menyatukan anak-anak bagaikan alat pemersatu keluarga.

Hal ini memiliki makna sebagai ungkapan kebersamaan dan keutuhan dalam sebuah keluarga, karena merupakan malam berkumpulnya semua anggota keluarga. Semua anggota keluarga yang telah kumpul bersama, akan menikmati makanan sambil saling bercerita atau mengobrol santai dengan disertai canda tawa menyambut datangnya Tahun Baru Imlek yang penuh harapan ini. 

Sedangkan pada zaman modern sekarang, cukup banyak orang yang meninggalkan tradisi ini. Berbagai alasan dilontarkan seperti sibuk. Sebenarnya masalah ini bisa diatasi dengan cara memesan dari catering murah terdekat. Namun beberapa orang memilih memesan fast food atau makan di restaurant, tentu saja nilai kekeluargaannya masih ada namun makan yang dipesan biasanya sudah tidak mengambarkan nilai leluhur.

Dalam perayaan tradisional, menu makanan yang disajikan dirumah, lebih beragam dan mewah dari biasanya. Bukan hanya beragam, namun jumlah porsi makanan yang disajikan pun banyak karena disisakan untuk dimakan selama beberapa hari perayaan imlek, sehingga persiapannya memakan waktu yang cukup lama. Untuk mengejar waktu agar makanan siap disajikan pada perayaan malam Imlek, maka persiapannya harus dilakukan jauh-jauh hari sehingga semua bahan sudah harus siap sehari sebelum malam perayaan. 

Selain itu, makanan yang disajikan pun berisikan doa ibu-ibu yang memasaknya agar keluarganya dilimpahkan berbagai berkat sepanjang tahun, karena bahan makanan yang dipilih adalah bahan makanan yang melambangkan kemakmuran, kebahagiaan, keselamatan, keberuntungan, kesehatan, kesetiaan, harapan dan panjang umur. Diharapkan dengan mengonsumsi makanan yang memiliki makna tersebut, sepanjang tahun si pemakan akan dilimpahkan hal-hal yang baik.

Selain makanan yang wajib disajikan, ada juga makanan yang sebaiknya dihindari atau dilarang saat perayaan Tahun Baru Imlek, seperti bubur, sebab ini melambangkan kemiskinan atau kesusahan. Tahu putih juga tidak disajikan dalam sajian Imlek karena warna putih berarti melambangkan kematian atau kesialan. Disamping itu makanan-makanan yang berasa pahit seperti pare dan fumak sebaiknya ini juga dihindari sebab makanan tersebut melambangkan kepahitan hidup.

Setiap makanan yang disajikan pada acara makan bersama saat Pergantian Tahun Baru Imlek memiliki makna dan filosofi masing-masing. Beberapa makanan yang melambangkan hal yang dimaksud adalah :

Luan Lo

Satu hal yang dijadikan simbol malam pergantian tahun adalah sajian masakan yang disebut " Luan Lo", artinya kompor berputar sebagaimana yang kita kenal dengan sebutan steamboat, inilah hubungan Horizontal bagi orang Tionghoa. Luan Lo inilah bermakna persatuan keluarga saling bahu membahu, tunjang menunjang terutama dalam membangun dunia usaha dari yang kecil hingga menuju konglomerasi, tentu saja didukung dengan sistem kesinambungan usaha saling menunjang satu sama lain.

Hal yang terpenting adanya etos kerja yang tinggi yang didasari pendidikan karakter daris ejak dini, yang merupakan bagian dari warisan membudaya yang sering disebut juga alam pikiran etnis Tionghoa dari Khonghucu karena pendidikan karakter terutama budi pekerti disusun secara sistematik dan realitas dalam kehidupan manusia dalam hidup masyarakat.

Ayam dan Ikan

Ayam dan ikan adalah simbol kebahagiaan dan keberuntungan, oleh karena itu sebaiknya disajikan secara utuh. Ada juga yang menghubungkan ikan sebagai perlambang rezeki, karena dalam logat Mandarin kata "ikan" sama bunyinya dengan kata "yu" yang berarti rezeki dengan tujuan agar dalam satu tahun kedepan rejeki mudah didapat.

Mie

Disamping itu seperti juga pada saat merayakan pesta HUT; mie juga merupakan satu makanan wajib, sebab mie itu melambangkan panjang umur terutama Siu Mie / Shou Mian = "Mie pajang umur". Mie ini harus disajikan tanpa putus dari ujung awal ke ujung akhir jadi benar-benar merupakan satu utaian mie, sebab dengan demikian diharapkan umur kita pun tidak akan putus-putusnya alias manjang terus. Walaupun demikian pada saat mau disantap mie tersebut boleh dipotong, maklum apabila saatnya tiba toh akhirnya usia manusia tersebut akan putus juga.

Bebek panggang

Bebek panggang dianggap spesial karena tidak disajikan setiap saat di meja makan. Orang Tionghoa hanya menyediakan bebek panggang di momen spesial salah satunya saat tahun baru Imlek.Budi luhur sangat dijunjung tinggi oleh budaya Tionghoa, sehngga sajian bebek adalah simbol dari kesetiaan dan ketaatan. Sementara itu, telur bebek atau ayam memiliki makna kesuburan.

Lobak atau Cai tou

Lobak disebut cai tou yang juga berarti good luck. Sajian lobak melambangkan wujud harapan baru untuk beruntung di tahun yang akan dijalani.

Bandeng atau Nian Nian You Yu

Makna dari "Nian Nian You Yu" sendiri adalah setiap tahun ada 'sisa', artinya mengharapkan tahun ini memiliki rezeki yang berlebih dan tidak pas-pasan dalam bisnis, karir, dan lain lain. Serta mengharapkan kesejahteraan yang baik dari tahun ke tahun.

Ca Rebung

Ca Rebung atau Bu Bu Gao Sheng juga merupakan salah satu makanan yang khas saat perayaan Imlek karena melambangkan hidup dengan semangat yang baru sesuai dengan filosofi tunas bambu yang semakin lama semakin tinggi dan besar. Bu Bu Gao Sheng berarti semakin lama semakin sukses dalam segala aspek kehidupan dan kesehatan.

Sup Hu pio

Sup hipio menggunakan sirip ikan hiu. Jadi jika sup ini memakai bahan lain selain sirip hiu akan disebut sebagai Hu pio palsu. Untuk pengganti sirip hiu adalah perut ikan atau gelembung renang ikan. Gelembung renang ikan ini memiliki arti ketahanan dan keuletan dalam hidup ketika menghadapi berbagai macam kesulitan, baik dalam kehidupan, bisnis, studi, cinta, dan lain-lain. Sehingga dipercaya dengan memakan sup ini bisa menambahkan ketegaran Anda dalam menghadapi permasalahan.

Haisom

Haisom atau timun laut ini mempunyai makna sebuah harapan berlimpahnya rezeki yang banyak dan mendoakan keuletan. Menu ini tidaklah murah dan mudah untuk ditemukan dengan kualitas bagus.

Nuomi Fan

Nuomi Fan atau kue ketan ala Kanton, menyiratkan kebersamaan dan kekompakan dalam keluarga. Oleh karena itu, orang Tionghoa memakan beras ketan yang lengket. Bentuk aslinya adalah seperti kwetiau yang berantakan. Namun ada pula yang menggunakan daun lotus untuk membuat bentuk yang bagus dan juga aroma yang lebih harum.

3. Shousui / 守岁 (Melek sampai larut malam)

Acara terakhir adalah berjaga atau disebut juga “Shoushui” (守岁) atau tidak tidur pada malam menjelang hari Tahun Baru Imlek adalah kegiatan yang umumnya dilakukran rakyat Tiongkok. Anak-anak kecil paling gembira melakukan kegiatan “shoushui” karena bisa merayakan hari raya bersama dengan orang dewasa semalam suntuk, yang penuh dengan suasana riang gembira.

Biasanya pada malam tahun baru, orang Tiongkok akan membuka pintu dan jendela lebar-lebar dan begadang sampai subuh, karena mereka percaya bahwa dengan melek dan pintu serta jendela terbuka, maka rezeki akan datang di sepanjang tahun depan.

Acara begadang ini biasanya ditemani dengan cemilan khas Imlek berupa kuaci, kacang dan permen untuk menyaksikan berlalunya Tahun Lama dan menyambut datangnya Tahun Baru. 

Salah satu alasan utama adalah ini dapat memperpanjang umur orang tua. Suara Kantuk dalam bahasa mandarin mirip dengan Masalah. Sleepless berarti tidak ada masalah untuk tahun mendatang. 

Pada hari terakhir bulan ke-12, baju yang sobek dan lauk-pauk yang belum habis dimakan akan dibuang menjelang datangnya hari Tahun Baru Imlek, dengan maksud agar kemiskinan tidak mendatangi rumah itu. 

Pada kegiatan makan malam itu, terdapat juga kebiasaan memberi angpao kepada anak kecil. Kata angpao berasal dari bahasa Hokkian. Angpao atau hongbao yang dalam bahasa Mandarin bermakna bungkusan merah, tak mengacu pada uang yang khusus diberikan pada tahun baru. Nama uang pemberian khusus pada malam tahun baru disebut sebagai yasui qian atau uang penutup tahun.

Setelah menerima Angpao atau Amplop Merah, maka orang-orang muda akan pergi ke luar untuk berjaga. Sebelum tengah malam, mereka biasanya akan berkumpul dengan teman atau kerabat di sekitar taman, sungai atau gedung-gedung tinggi untuk menunggu kembang api Tahun Baru Imlek.  

Banyak orang akan berkumpul di luar Kelenteng mau pun Vihara setelah reuni makan malam, karena semua orang ingin menjadi orang pertama dari tahun yang akan diberkati oleh Tuhan. Ada yang berlomba untuk pertama kali memasang dupa di banyak keenteng setiap tahun.

Satu detik pertama jam 24:00, setelah gerbang utama kelenteng dibuka, maka orang-orang akan lari berlomba ke kelenteng untuk memasang dupa ke dalam wadah dupa. Pemenang akan mendapat angpao yang besar dari kelenteng. Tapi yang paling penting adalah pemenangnya akan sangat beruntung di tahun mendatang.

Malam ini adalah malam terakhir musim dingin, yang berasosiasi dengan Yin yang menimbulkan hawa dingin, gelap tanpa sinar bulan, sehingga banyak setan berkeliaran.
Sebaliknya, esok hari yang merupakan hari pertama tahun baru menandai dimulainya musim semi. Musim semi diasosiasikan sebagai Yang yang memunculkan hawa hangat. Hawa itu juga menjadi simbol dimulainya harapan baru pada kehidupan yang baru, laiknya bunga yang mulai kembali bermekaran. 


Marilah kita sambut Tahun Baru Imlek 2571 ini dengan semangat dan jiwa yang baharu !  Xin NIan Kuai Le 2571 ! Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar