|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 21 Januari 2012

Tradisi Chuxi, Malam Menjelang Tahun Baru Imlek ( Sa Cap me )

 

Malam tanggal 30 bulan ke-12 menurut penanggalan Imlek yang tahun ini jatuh pada tanggal 22 January 2012 disebut chuxi yang dalam bahasa Tionghoa adalah malam terakhir menjelang hari Tahun Baru Imlek. 

Ini adalah hari yang luar biasa di China karena tahun lama dan tahun baru bertemu malam ini.  
Chuxi dalam bahasa Cina berarti menghapus yang lama dan jahat untuk berdoa menyongsong kedatangan tahun baru yang terbaik. 

Lain tempat, lain adat istiadatnya. 

Kebiasaan pada Hari Chuxi di berbagai kabupaten hampir sama, sedangkan di beberapa tempat, kebiasaan yang cukup istimewa, seperti di Suzhou, Beijing dan Taiwan. Ketika begadang di Suzhou, orang selalu menunggu untuk membunyikan bel dari Kuil Hanshan, yang merupakan tanda tahun yang akan datang. 

Di Beijing orang memegang aktivitas Caisui dengan menginjak jerami wijen beraspal di halaman, Di Taiwan, orang akan menempatkan sebuah firepan bawah meja saat makan malam dan putri-di-hukum akan tinggal sampai larut di Malam Tahun Baru, kemudian akan lebih baik ( Dikatakan bahwa para penatua akan menikmati umur panjang dengan cara ini ). 

Memang rakyat di berbagai daerah di Tiongkok mempunyai kebiasaan perayaan Tahun Baru Imlek yang tidak sama, tapi tradisi seisi keluarga berkumpul untuk menyambut kedatangan Tahun Baru Imlek pada malam tanggal 30 bulan 12 Imlek, yaitu malam menjelang Tahun Baru Imlek adalah kebiasaan yang sama baik bagi penduduk di bagian utara maupun di selatan. 

Ada banyak kegiatan pada malam / Chuxi Hari Tahun Baru, yang terutama mencakup menempel Tahun Baru gulungan (musim semi gulungan ), menikmati makan malam reuni keluarga, Shousui ( tetap sampai larut malam ), kurban persembahan dan kembang api.

Sehari sebelum Sincia, tepatnya tanggal 30 bulan 12 Imlek diadakan upacara sembahyang yang dikenal sebagai upacara Sembahyang Tutup Tahun. Sembahyangan ini khusus diadakan untuk menghormati dan memuliakan leluhur, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ungkapan rasa Bhakti (Hauw) anak terhadap Orang Tua / Leluhur. 

Upacara ini merupakan wujud dari pelaksanaan ajaran moral Confusianis yang bersifat humanis religius dan yang berakar kuat pada penekanan konsep bakti atau disebut xiao, dalam bahasa Inggris disebut juga filial piety. 

Tanggal 30 Cap Dji Gwee (bulan 12) ada acara makan bersama keluarga. Makan adalah sumbu hidup. Makan bersama adalah untuk bersama sama mensyukuri kehidupan. Apapun agamanya, pada malam tahun baru Imlek ini seluruh anggota keluarga berkumpul mensyukuri sumbu kehidupan yang masih menyala, yang dilakukan dalam bentuk makan bersama. 

Malam ini sering disebut juga dengan Da Nian Ye (dapat diterjemahkan secara harafiah menjadi 'new year's eve). Orang Hokkian di Medan menyebut dengan 'sa cap me' dari bahasa Mandarin 'shanshi ye', artinya adalah "malam tanggal 30 "

Di antara rakyat Tiongkok, adat istiadat mengenai chuxi banyak sekali. Pada beberapa hari menjelang chuxi, rakyat Tiongkok mempunyai tradisi untuk melakukan pembersihan besar-besaran di rumah. Pada hari terakhir bulan ke-12, baju yang sobek dan lauk-pauk yang belum habis dimakan akan dibuang menjelang datangnya hari Tahun Baru Imlek, dengan maksud agar kemiskinan tidak menjumpai rumah itu.

Setelah pembersihan, seisi keluarga akan mulai memasang kuplet dan lampion perayaan Tahun Baru Imlek, dalam rangka menciptakan suasana riang gembira. Pada malam tanggal 30 bulan ke-12 menjelang hari Tahun Baru Imlek, yaitu chuxiye, seisi keluarga akan berkumpul untuk makan bersama-sama.

Adat istiadat tentang makan malam pada hari chuxi berbeda dari tempat ke tempat di Tiongkok. Di bagian selatan, lauk-pauk yang disajikan pada malam itu harus meliputi tahu dan ikan, yang dalam bahasa Tionghoa lafalnya sama dengan “kaya dan kemakmuran”. Di bagian utara, jiaozi adalah makanan yang tak boleh kurang pada malam chuxi. Jiaozi dalam bahasa Tionghoa melambangkan reuni keluarga.

Pada malam ini sejak zaman Dinasti Tang, malam tahun Imlek dirayakan dengan pesta kembang api atau mercon, selaras penemuan bubuk mesiu para ahli kerajaan itu sehingga kebanyakan keluarga melek semalam suntuk sampai pagi untuk menyambut tahun baru, menyalakan petasan dan kembang api untuk mengusir 'nian' mahluk jahat yang menurut legenda hobby makan manusia. Suara keras petasan dipercaya menakuti si nian tadi. Sekarang makin melenceng untuk sekedar keramaian dan dipercaya mengusir roh jahat.

“Shoushui” atau tidak tidur pada malam menjelang hari Tahun Baru Imlek adalah kegiatan yang umumnya dilakukan rakyat Tiongkok. Anak-anak kecil paling gembira melakukan kegiatan “shoushui” karena bisa merayakan hari raya bersama dengan orang dewasa semalam suntuk, yang penuh dengan suasana riang gembira. 

Di Indonesia, 5 tahun belakangan ini, setelah diperbolehkan lagi merayakan malah sekarang menjadi hari libur resmi nasional, makin tahun makin seru dan ramai orang menyalakan kembang api dan petasan. 

Pada malam menjelang hari Tahun Baru Imlek, biasanya orang tua akan membawa anaknya ke sanak saudara dan handai taulannya untuk mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek. Sedang di rumah, generasi muda juga harus mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada generasi tua, dan generasi tua harus memberikan hadiah kepada bocah yang belum dewasa.

Di China setahu saya, dua malam sebelum tanggal 30 bulan 12, ada yang disebut dengan ‘xiao nian ye’ ( baca : Siau Nien Ye ) yang artinya kurang lebih adalah "small new year’s eve". Yang sudah mulai dirayakan, dengan makan bersama keluarga besar, sambil menantikan segenap sanak famili berkumpul lengkap. 

Biasa sanak saudara yang dari jauh akan berdatangan hampir secara serentak di dua hari sebelum Sincia. Tentu saja makan-makanan sudah menjadi acara wajib. Di saat-saat seperti ini, makanan biasa tidak berhenti mengalir, yang diiringi tentu saja dengan bir, wine atau minuman beralkohol lain guna melawan dingin di tengah musim dingin yang menggigit. 

Malam pergantian tahun nanti akan meriah dimaknai juga menjadi ajang evaluasi atas perilaku yang sudah-sudah, serta menjadi proyeksi bagi masa hadapan supaya lebih baik dan makin berjaya bisnisnya, peruntungan jodoh, keluarga dan rezeki berlimpah. Membuat kebaikan antarsesama menjadi salah satu resolusi perayaan tahun baru Imlek.

Mengutip puisi dari Dinasti Tang (618- 907) yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, “Lautan cinta membawa angin kasih, terhampar daratan amal bikin hari bersih.” Warga Tionghoa dipastikan menyambut sang Naga Air dengan berbagai cara baik konvensional dan tradisional maupun dengan gaya lebih moderat.

Warga Konghucu akan pergi ke kelenteng atau vihara yang terdekat untuk sembahyang, mempersembahkan penganan, memohon kepada Thian / Tuhan Yang Mahakuasa untuk segala keberuntungan di tahun ini.

Gong Xi Fa Cai 2563

Tidak ada komentar:
Write komentar