|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 20 September 2012

Jangan Gegabah Mengambil Suatu Kesimpulan

 

Manusia di dunia ini, haruslah memiliki sebuah hati dan pikiran yang tenang dan rukun. Ketika kita menjumpai hal-hal yang mencurigakan, janganlah gegabah dalam mengambil suatu kesimpulan tanpa dianalisa dengan nalar yang objektif, sehingga baru kita bisa memahami keadaan yang sebenarnya.

 
Karena di saat kita sedang marah hanya karena kecemburuan hati, tentu tidak mungkin kita akan bisa menganalisa sesuatu masalah dengan pikiran yang dingin dan tenang lagi, bahkan kita akan kehilangan akal sehat. Apalagi ketika kita menghadapi fitnahan dari orang yang cemburu, maka reaksi jawaban yang bersifat sindiran pedas hanya akan membuat terjadinya pertengkaran. 

Jika demikian hanya karena keisengan orang lain, akan menjadikan diri kita sendiri berubah menjadi membosankan. Bahkan ada kemungkinan bisa membuat kita terjerumus kedalam persengketaan tidak berarti yang akan berlarut-larut dan melelahkan pikiran. 

Jika kecemburuan hati orang lain sampai bisa menjatuhkan diri Anda, maka hal ini menunjukkan bahwa walaupun Anda mungkin bermutu tinggi, tetapi bukan mutu yang paling tinggi, terlebih dalam hal tekad (kemauan) Anda tidak termasuk bermutu tinggi. 

Bai Lun pernah berkata, "Bagi yang mencintai saya, saya balas dengan menghela nafas, bagi orang yang membenci saya, saya tanggapi dengan tertawa." 

Kata "tertawa" ini sungguh sangat bebas dan lepas, yang sangat berarti. Ketika kita menghadapi suatu fitnahan dari orang yang cemburu, maka jawaban yang paling bagus adalah membiarkan jiwa kita tersenyum dengan tenang.

Ada sepasang suami-istri yang berpandangan sangat picik, senang bertengkar tiada habisnya demi masalah sepele. Suatu hari, sang istri memasak beberapa macam masakan enak, dia berpikir jika ada sedikit arak akan lebih baik. Karenanya dia membawa gayung untuk mengambil arak di gentong arak. 

Ketika sang istri menjulurkan kepalanya ke dalam gentong, terlihat bayang-bayang dirinya sendiri tercermin di dalam arak. Dia mengira suaminya telah berkhianat terhadap dirinya, dengan membawa pulang seorang wanita dan disembunyikan di dalam gentong. 

Dia lalu berteriak dengan keras, "Hai, engkau jahanam, berani betul kau mengelabui saya, ternyata diam-diam kamu menyembunyikan seorang perempuan di dalam gentong. Sekarang apa yang hendak engkau jelaskan lagi?"
Mendengarkan perkataan yang kacau balau ini, suaminya bergegas lari untuk melihat ke dalam gentong arak itu. Ketika itu dia pun melihat bayangan seorang pria berada di dalam gentong itu. Dia juga memaki istrinya tanpa penjelasan, "Kau perempuan busuk, nyata-nyata dirimu telah membawa seorang lelaki pulang ke rumah, secara rahasia dan menyembunyikannya di dalam gentong, malah balik memfitnah saya!"

 
"Baiklah, kau masih beralasan!" Istrinya menjulurkan kepala ke dalam gentong untuk melihat, masih tetap terlihat wanita yang tadi, dia mengira suaminya sengaja mempermainkan dirinya. 

Dengan amarah yang tak tertahankan, dia segera naik pitam menuding suaminya dan berkata, "Kau kira saya ini siapa, boleh semaumu dibujuk dan ditipu? Kau, sungguh berbuat tidak pantas terhadap saya."

Istrinya menjadi semakin emosi dan gusar lalu memaki suaminya sambil mengacungkan gayung yang berada di dalam tangannya dan melemparkan ke arah suaminya. Dengan mengelitkan badannya, suaminya berhasil menghindari lemparan itu. Melihat istrinya bukan hanya bikin onar dengan tanpa alasan, tapi masih mau memukul dirinya maka dia juga tidak mau mengalah, karenanya dia membalas dengan menampar istrinya. Akhirnya mereka berdua saling tarik menarik dan saling menggigit. 

Perselisihan ini akhirnya sampai ke pengadilan setempat. Setelah pejabat pengadilan mendengarkan penuturan dari kedua belah pihak, maka dalam hatinya sudah hampir jelas semuanya, dia segera memerintahkan bawahannya untuk memecah gentong arak itu. 

Setelah gentong arak itu di pecahkan dengan palu, maka segera terlihat gemercikan arak yang mengalir keluar. Setelah arak yang di dalam gentong itu habis mengalir keluar, ternyata di dalam gentong itu sedikit pun tidak terlihat bayangan seorang lelaki maupun perempuan. 

Saat itu, kedua suami istri itu barulah mengerti bahwa yang mereka cemburukan itu sebenarnya hanyalah merupakan bayangan dari diri mereka masing-masing. Dalam hati mereka merasa sangat malu, oleh karena itu mereka saling meminta maaf dan berbaikan seperti sedia kala.

Tidak ada komentar:
Write komentar