Nasib sama halnya dengan seperti sebuah tangga. Dengan tangga Anda bisa menggunakannya untuk naik ke atas, juga bisa menggunakannya untuk turun ke bawah.
Persis sama dengan nasib, Anda bisa membuat diri Anda ke atas, juga bisa menggunakannya untuk membuat diri Anda ke bawah.
Seperti halnya dengan kelemahan dan kegagalan yang kita alami dalam perjalanan hidup ini, dia bisa menjadi alat pemacu yang paling besar bagi diri kita, juga bisa menjadi sebab dari keciutan nyali kita. Anda juga bisa mencapai tingkat lebih tinggi, tetapi jika Anda terikat pada tangga, atau mengalihkan tangga itu, maka bagaimana Anda bisa meningkat ke tingkatan yang lebih tinggi?
Seseorang yang ingin mengubah nasibnya harus punya kemauan / tekad yang teguh untuk berubah juga harus diikuti dengan semangat yang kokoh, tidak cepat putus asa, berani dan gigih apa pun kesulitannya maka tidaklah sulit untuk seseorang itu memperbaiki nasibnya. Jadi semua ini tergantung pada diri Anda sediri.
Tangga digunakan bukan untuk agar orang bisa berdiri di atasnya, tapi digunakan supaya kita dapat memanjat ke atas. Nasib yang sengsara dan menyedihkan juga bukan agar seseorang bisa menerima kesengsaraan begitu saja, tapi agar orang bisa melewati kesengsaraan itu dan bangkit. Tangga akan menjadi hambatan bagi jalan yang lurus seperti batu penghalang, tapi jika tangga digunakan untuk meningkat ke atas, maka dia akan menjadi sebagai batu penyanggah bagi kita.
Persis sama dengan nasib, Anda bisa membuat diri Anda ke atas, juga bisa menggunakannya untuk membuat diri Anda ke bawah.
Seperti halnya dengan kelemahan dan kegagalan yang kita alami dalam perjalanan hidup ini, dia bisa menjadi alat pemacu yang paling besar bagi diri kita, juga bisa menjadi sebab dari keciutan nyali kita. Anda juga bisa mencapai tingkat lebih tinggi, tetapi jika Anda terikat pada tangga, atau mengalihkan tangga itu, maka bagaimana Anda bisa meningkat ke tingkatan yang lebih tinggi?
Seseorang yang ingin mengubah nasibnya harus punya kemauan / tekad yang teguh untuk berubah juga harus diikuti dengan semangat yang kokoh, tidak cepat putus asa, berani dan gigih apa pun kesulitannya maka tidaklah sulit untuk seseorang itu memperbaiki nasibnya. Jadi semua ini tergantung pada diri Anda sediri.
Tangga digunakan bukan untuk agar orang bisa berdiri di atasnya, tapi digunakan supaya kita dapat memanjat ke atas. Nasib yang sengsara dan menyedihkan juga bukan agar seseorang bisa menerima kesengsaraan begitu saja, tapi agar orang bisa melewati kesengsaraan itu dan bangkit. Tangga akan menjadi hambatan bagi jalan yang lurus seperti batu penghalang, tapi jika tangga digunakan untuk meningkat ke atas, maka dia akan menjadi sebagai batu penyanggah bagi kita.
Sebenarnya banyak orang yang bisa menggunakan tangga untuk memperbaiki
nasibnya, tapi mereka tidak melakukan, hal inilah yang merupakan
kesulitan dan ketidaktahuan mereka untuk mengungguli nasib. Sebenarnya kita bisa naik setingkat lebih ke atas,
tapi jika tidak bergerak naik maka justru malahan akan membuat kita terperosok karena selalu mengeluh dan
menyesali diri sendiri.
Manfaat yang paling besar dari nasib, adalah membiarkan orang
mempergunakannya untuk melampaui nasib itu sendiri. Ketika perasaan sedang sulit, mungkin bisa
membuat manusia belajar bagaimana menyayangi diri sendiri dan orang
lain.
Begitu juga, ada pula orang yang merasa takut untuk menyayangi.
Kekayaan harta yang berlimpah, bisa membuat manusia belajar bagaimana
bisa berbagi dan menguntungkan orang lain, tapi juga bisa membuat watak
hakiki dari seseorang menjadi tersesat.
Suatu kemalangan yang terjadi, bisa membuat orang bekerja keras demi kemakmuran, namun juga bisa membuat orang terperosok dalam keputus-asaan. Jadi semua ini tergantung pada diri anda sendiri.
Suatu kemalangan yang terjadi, bisa membuat orang bekerja keras demi kemakmuran, namun juga bisa membuat orang terperosok dalam keputus-asaan. Jadi semua ini tergantung pada diri anda sendiri.
Tidak ada komentar:
Write komentar