Ketika seseorang manusia berperilaku jujur, mungkin dalam jangka pendek
hal ini akan merugi tapi dalam jangka panjang hal ini akan menghasilkan
keuntungan baginya.
Selama Dinasti Song Utara, ada seseorang yang bernama Zeng Shuqing yang tinggal di kota Jianchang, Cina.
Suatu kali ia membeli tanah liat dari wilayah sungai barat dalam jumlah yang sangat besar dan berencana untuk menjualnya di utara.
Tiba-tiba ia mendengar bahwa kelaparan telah pecah di utara, sehingga ia memutuskan untuk membatalkan perjalanannya. Ketika itu seseorang datang menemuinya dan ingin membeli tanah liatnya. Setelah transaksi bisnis mereka selesai, Zeng kemudian menanyakan apa yang mau direncanakan orang itu dengan membeli tanah liatnya yang begitu banyak.
Orang itu menjawab, "Saya berencana untuk mengambil beberapa potongan tanah liat ini untuk dijual ke utara." Zeng segera berkata, "Sebenarnya saya telah merencanakan untuk melakukan hal yang sama dengan anda, tapi aku mendengar bahwa musibah kelaparan baru saja pecah di bagian utara. Jika potongan tanah liat ini diangkut ke utara, mungkin akan sulit untuk menjualnya di sana. Oleh karena itu saya membatalkan perjalanan saya ke utara."
Setelah orang itu mendengar hal tersebut, maka dia pun segera mundur dari kesepakatan mereka dan tak jadi memberi uang yang telah dia rencanakan untuk membayar gudang tanah liat Zeng. Oleh karena Zeng tidak bisa menjual tanah liat itu, maka tak lama kemudian seluruh keluarga Zeng jatuh ke dalam kemiskinan sehingga tidak ada lagi makanan dan rumah untuk tempat tinggal.
Zeng Suqing telah menunjukkan standar moral yang tinggi dengan perkataannya, ketika ia mengatakan suatu kebenaran dan menolak untuk membuat hidup orang lain menjadi sulit dengan membeli tanah liatnya. Dia bahkan rela dengan mengorbankan kesejahteraan keluarganya sendiri.
Tindakannya ini telah membuat rasa kagum dari masyarakat. Ketika Zeng Suqing berhasil lulus ujian dinas kekaisaran sipil, akhirnya dia menjadi seorang pejabat tinggi.
Selama Dinasti Song Utara, ada seseorang yang bernama Zeng Shuqing yang tinggal di kota Jianchang, Cina.
Suatu kali ia membeli tanah liat dari wilayah sungai barat dalam jumlah yang sangat besar dan berencana untuk menjualnya di utara.
Tiba-tiba ia mendengar bahwa kelaparan telah pecah di utara, sehingga ia memutuskan untuk membatalkan perjalanannya. Ketika itu seseorang datang menemuinya dan ingin membeli tanah liatnya. Setelah transaksi bisnis mereka selesai, Zeng kemudian menanyakan apa yang mau direncanakan orang itu dengan membeli tanah liatnya yang begitu banyak.
Orang itu menjawab, "Saya berencana untuk mengambil beberapa potongan tanah liat ini untuk dijual ke utara." Zeng segera berkata, "Sebenarnya saya telah merencanakan untuk melakukan hal yang sama dengan anda, tapi aku mendengar bahwa musibah kelaparan baru saja pecah di bagian utara. Jika potongan tanah liat ini diangkut ke utara, mungkin akan sulit untuk menjualnya di sana. Oleh karena itu saya membatalkan perjalanan saya ke utara."
Setelah orang itu mendengar hal tersebut, maka dia pun segera mundur dari kesepakatan mereka dan tak jadi memberi uang yang telah dia rencanakan untuk membayar gudang tanah liat Zeng. Oleh karena Zeng tidak bisa menjual tanah liat itu, maka tak lama kemudian seluruh keluarga Zeng jatuh ke dalam kemiskinan sehingga tidak ada lagi makanan dan rumah untuk tempat tinggal.
Zeng Suqing telah menunjukkan standar moral yang tinggi dengan perkataannya, ketika ia mengatakan suatu kebenaran dan menolak untuk membuat hidup orang lain menjadi sulit dengan membeli tanah liatnya. Dia bahkan rela dengan mengorbankan kesejahteraan keluarganya sendiri.
Tindakannya ini telah membuat rasa kagum dari masyarakat. Ketika Zeng Suqing berhasil lulus ujian dinas kekaisaran sipil, akhirnya dia menjadi seorang pejabat tinggi.
Tidak ada komentar:
Write komentar