|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 15 Juni 2013

Budi dan Dendam Para Tokoh Tersohor Bag. 1

 

sima-maoPada akhir dinasti Han-Timur (25-220) di Tiongkok, sejumlah ksatria memperebutkan kekuasaan, di dalam pergolakan itu akhirnya memasuki era Sam Kok / Tiga Negara yang berdikari dan saling bersaing serta dengan penuh sentimental memainkan peran di dalam zaman Kesetiaan, Keadilan dan adu siasat.

Episode drama besar sejarah yang menggetarkan hati dan sukma ini, hubungan sebab-akibatnya perlu ditelusuri dan dimulai pembahasannya 400 tahun sebelumnya, hingga memasuki zaman akhir dinasti Qin (秦) - awal dinasti Han (漢).

Alkisah pada akhir zaman dinasti Han-timur semasa pemerintahan kaisar Ling (靈), ada seorang cendekiawan bernama Sima Mao (司馬貌), ia berwawasan luas, tapi karena keluarganya miskin maka tak mampu mengikuti ujian negara dan hatinya tertekan karena merasa tak berguna. Pada suatu malam ia diutus ke istana Asyura, menggantikan raja neraka (Giam Lo Ong) untuk mengadili kasus-kasus pemfitnahan.

Itulah empat kasus yang telah mengendap selama 350 tahun lebih masih saja belum berhasil divonis, orang-orang yang terlibat adalah 3 pejabat besar yang berjasa besar bagi dinasti Han yakni: Han Xin (baca: Han Sin) (韓信), Peng Yue (baca: Beng Yue) (彭越) dan Ying Bu (baca: Ing Pu) (英布), Kaisar Han - Han Gaozhu, Liu Bang (baca : Liu Pang) (劉邦) dan Xiang Yu (baca: Siang Yü) (項羽), Lu Hou (baca: Lü Hou = permaisuri Lu) (呂后) serta nyonya Qi (baca: Ji) (戚夫人), Xiao He (baca : Siao He) (蕭何) dan Kuai Tong (baca: Guai Dung) (蒯通), beserta beberapa jenderal semasa pertikaian antara negara Qu (baca: Ju) (楚) dan Han (漢).

Oleh karena budi-dendam antar mereka betapa pelik dan ruwetnya, maka Sima Mao mendengarkan setiap keluhan/pengaduan dari mereka satu persatu dan memerintahkan para pelaku saling berhadapan untuk dikonfrontir, dengan hasil persidangan kejadian sesungguhnya sbb :  

Han Xin pernah didampingi Kuai Tong yang memiliki banyak tipu muslihat dan sering menasehatinya untuk mengangkat dirinya sendiri sebagai raja dan berbagi territorial dengan negara Qu dan Han, namun Han Xin tidak sudi mengkhianati raja Liu (tatkala itu belum kaisar) - Liu Bang dan ia mempersembahkan 10 jasa besar serta akhirnya merebut kendali seluruh negeri untuk Liu Bang.

Tetapi Liu Bang sesudah menguasai seluruh negeri, bukan saja tidak mencatat dan membalas jasa-jasanya, malahan memelorotkan jabatannya, kemudian Lu Hou (Permaisuri Lu) memerintahkan Xiao He membuat perangkap dan membujuknya memasuki istana Chang Le dan ia dihukum mati (dengan tuduhan hendak berontak). Sebelumnya, meskipun ada peramal yang menujumnya bisa hidup sampai usia 72 tahun, hidup dalam ketenaran dan bakal berakhir dengan tenang, akan tetapi karena terlalu banyak membunuh sehingga usianya terkurangi, ketika maut menjemput ia hanya berusia 32 tahun.

Peng Yue karena berparas tampan dan atletis, diincar oleh Lu Hou dan mumpung sang kaisar sedang melakukan perjalanan ekspedisi ia dipanggil menghadap ke dalam istana, tetapi ia berkarakter lurus dan tak sudi melanggar norma kesusilaan serta tidak menuruti nafsu bejad Lu Hou. 

Lu Hou marah besar dan memerintahkan menghukum-matinya dijadikan daging cacah serta memfitnahnya hendak berontak, demikian yang disampaikan kepada kaisar Han. Sedangkan Ying Bu juga dikarenakan Lu Hou mengirim daging cacah Peng Yue untuk ia konsumsi lantas saking murkanya ia membunuh pesuruh permaisuri, kemudian ia dikirimi pedang, jaring merah dan arak beracun oleh Lu Hou agar menghabisi dirinya sendiri menggunakan pilihan alat-alat tersebut.

Xiang Yu kalah perang di Gai Xia (baca: Kai Sia), tertipu oleh jenderal Xia Guang (baca: Sia Kwang) yang menyaru menjadi petani dan mengarahkan dia ke jalan kematian/yang salah, sesampainya di tempat penyeberangan Wu Jiang (sungai besar Wu), berjumpa dengan kawan lama, Lu Matong (baca: Lü Ma Dung), yang ia harapkan mengingat hubungan yang sudah terjalin lama mau meloloskannya. Ternyata Lu bersama 4 jenderal lainnya, memaksa Xiang Yu bunuh diri, kemudian memutilasinya untuk dijadikan bukti penerimaan hadiah kepada kaisar.

Suatu kali sewaktu bala tentara Liu Bang kalah perang dan melarikan diri ke dusun marga Qi, melihat nyonya Qi yang berparas cantik ia langsung jatuh hati, kala itu Liu Bang berjanji apabila dia melahirkan untuknya seorang putra, maka sang putra akan dijadikan pangeran. Kemudian nyonya Qi sesuai yang diharapkan melahirkan seorang putra, ibu dan anaknya disayang oleh kaisar Liu Bang, tetapi karena takut dengan Lu Hou mereka lantas tidak berani menyainginya.

Sesudah sang kaisar mangkat, Lu Hou menggunakan arak beracun dan menyiksa nyonya Qi dengan keji, menusuk buta kedua matanya, memotong telinga, hidung dan lidahnya, mencekokinya dengan cairan tembaga merah, memaksa meminumkannya ke dalam tenggorokan, serta mematahkan 4 anggota tubuh dan akhirnya jazadnya dibuang ke dalam penampung tinja.

Bersambung Ke : Bagian 2


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel. 

Tidak ada komentar:
Write komentar