|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 29 Juni 2013

Orang Yang Berkultivasi dan Kebajikan Yang Bisa Melihat Wujud Dewa dan Buddha

 

Mengapa di banyak karya sastra Barat maupun Timur, ataupun dalam cerita dongeng, semua mempunyai catatan tentang Dewa dan Buddha yang dapat menjelma? 

Bahkan beberapa mengisahkan tentang Dewa dan Buddha yang menciptakan planet hanya dengan menggunakan niat pikiran saja.   

Sebagian orang yang pernah berkunjung ke Tiongkok mungkin pernah menjumpai hal bahwa ketika ada seseorang yang membicarakan Dewa atau Buddha, maka akan dianggap takhayul yang disebarkan sejak zaman dulu, atau  dianggap imajinasi orang zaman kuno. 

Jika memang kehidupan materi orang kuno begitu miskin dan terbelakang, mengapa mereka memiliki waktu untuk membuat  banyak karya spiritual imajinasi. Bagi pemikiran orang modern, hal ini sungguh sulit untuk dipahami, sehingga membuat orang merasa tidak masuk akal dan sulit dimengerti.  

Karya sastra telah menjadi salah satu bukti yang paling sederhana mengenai apakah keberadaan Dewa dan Buddha itu merupakan hasil imajinasi. Sebuah pengetahuan umum yang dikenal di masyarakat mengatakan bahwa semua benda yang bisa terlihat kita terbentuk dari molekul, tetapi ada juga banyak sekali materi yang terbentuk oleh molekul tidak bisa terlihat mata manusia, misalnya cahaya.

Materi yang berbeda memiliki susunan molekul yang berbeda pula. Misalkan susunan molekul tulang jika diraba sangat keras, sedangkan susunan molekul darah dan air membuat materi itu berbentuk seperti cairan yang bergerak. Susunan molekul metal bentuknya sangat stabil. Metal yang dilebur umumnya harus menggunakan panas dengan temperatur tinggi, guna memukul dan mencerai-beraikan susunan molekul di dalamnya. Menurut aturan yang berlaku, peleburan akan mengeluarkan metal-metal yang berbeda jenis. 

Apabila menggunakan pemikiran teknologi modern, untuk mengubah batu menjadi metal atau materi lain dalam sekejab akan terasa cukup sulit. Boleh saya katakan, kita semestinya menggunakan pemikiran berbeda terhadap hal ini. 

Dengan kata lain boleh dikatakan, materi yang sudah terbentuk tidaklah mudah dalam sekejab berubah menjadi materi lain yang sama sekali berbeda. Namun mengapa di banyak karya sastra Barat maupun Timur ataupun dalam cerita dongeng, semuanya memiliki catatan tentang Dewa dan Buddha yang bisa menjelma? 

Bahkan beberapa mengisahkan tentang Dewa dan Buddha yang menciptakan planet dan segala benda yang berada dalam alam semesta hanya dengan menggunakan niat pikiran mereka. Benarkah sejarah fenomena  ini hanyalah hasil imajinasi yang kebetulan dari para sastrawan?   

Membicarakan Dewa dan Buddha, membawa kita kepada topik pembicaraan tentang jalan kultivasi. Sejak dulu hingga sekarang di dunia Barat maupun Timur, ada sangat banyak orang yang berkultivasi Tao dan Buddha. Secara umum, kultivator mementingkan penyatuan manusia dan langit, bermeditasi dalam keadaan hening, membuat tubuh kultivator tetap berhubungan dengan alam semesta yang berada di luar tubuh. 

Kebersihan dan kemurnian akan menjamin mekanisme tubuh kultivator untuk mengambil dan mengumpulkan energi alam semesta demi menambah dan mengevolusikan tubuhnya. Setelah berkultivasi dalam jangka panjang, pikiran manusia di bawah pengisian masuk energi dan evolusi dari alam semesta akan mendapatkan energi yang cukup.

Oleh karena energi akan semakin murni dan partikelnya akan semakin halus maka densitasnya juga semakin besar. Dengan sendirinya, energi itu akan menembus sela-sela di antara partikel dan partikel tanpa ada suatu hambatan. Ditambah lagi, semakin mikrokosmis partikel tersebut, pancaran energinya juga kian besar, di bawah perintah dari niat pikiran juga semakin mudah mengubah dan memengaruhi segala materi yang terbentuk dari molekul, termasuk metal yang diketahui memiliki molekul sangat keras. 
  
Dari sini dapat disimpulkan bahwa Dewa dan Buddha mampu mengubah atau menjelmakan segala materi, sehingga hal ini bukan imajinasi orang kuno. Masih ada lagi, apakah pikiran manusia bisa membayangkan wujud Dewa dan Buddha?

Pikiran yang dipancarkan otak manusia bukan saja bisa dideteksi oleh ilmu kedokteran modern, mereka juga mengerti bahwa pikiran manusia juga merupakan sejenis materi yang terbentuk dari molekul. Partikel molekul semacam ini tidak bisa menembus partikel-partikel yang lebih mikro darinya. Sedangkan tubuh Dewa dan Buddha semuanya bercahaya, baik itu Buddha dan Tao dari Timur atau Dewa orang Barat, dunia serta tubuh mereka semuanya memancarkan cahaya  menyilaukan. 

Cahaya cemerlang yang terpancar dari tubuh  seorang Dewa, cukup untuk menerangi dan menghangatkan seluruh badan langit di mana Dewa itu berada. Pancaran energi panas seorang Dewa memang sedemikian besar. Sedangkan materi yang terbentuk dari molekul, tidak bisa memancarkan cahaya energi yang demikian besar.

Hanya mengandalkan poin ini saja, mungkin sudah bisa menjelaskan bahwa pikiran manusia  tidak bisa membayangkan wujud Dewa dan Buddha. Dengan berkultivasi hati dan mementingkan De (akhlak), manusia baru dapat mencapai taraf pikiran Dewa dan Buddha, baru dapat memiliki partikel dan energi yang sama dengan Dewa dan Buddha, baru dapat melihat dengan jelas indahnya dunia Dewa dan Buddha. 



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.   

Tidak ada komentar:
Write komentar