|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 25 Desember 2013

Masihkah Ada yang Dapat Kusyukuri?

 


Musim dingin, salju menutupi jalanan kota Beijing. Hari ini, seperti beberapa hari sebelumnya salju terus-menerus turun. Jalanan yang biasanya ramai, beberapa hari ini menjadi sangat sepi. 

Angin dingin menerpa wajah A Xing yang bekerja sebagai penarik angkong yaitu sejenis becak yang ditarik oleh manusia. Sudah sejak pagi A Xing menunggu di pinggir jalan itu, namun tidak ada satu penumpang pun yang memakai jasa angkongnya.

Walaupun matahari tidak bersinar terang karena salju yang turun, namun ia tahu kalau sekarang hari sudah siang. Perut A Xing sudah sangat lapar, karena belum ada secuil makanan pun yang masuk ke perutnya sejak pagi. 

Pagi tadi, waktu berangkat ia berharap bisa segera mendapatkan penumpang, supaya ia bisa mendapat uang untuk membeli makanan. Terlebih lagi, satu-satunya sepatu yang ia miliki sudah sangat buruk. Banyak lubang dimana-mana. Sehingga tidak dapat lagi melindungi kakinya dari dinginya salju. Karena itu, ia sangat berharap mendapat banyak penumpang hari itu supaya ia bisa mempunyai cukup uang untuk membeli sepasang sepatu baru.
 
Karena dari pagi dia sudah parkir di pinggir jalan itu namun belum memperoleh penumpang seorang pun, maka ia memutuskan untuk memarkir angkongnya di tempat lain. Siapa tahu di tempat lain dia bisa mendapat penumpang. A Xing mulai berjalan di atas jalanan yang bersalju sambil menarik angkongnya. Hari itu begitu sepi. Yang terdengar hanya suara angin yang berhembus.

Sepatu A Xing yang sudah usang tidak dapat mencegah salju masuk mengenai kakinya. Kakinya terasa beku dan mati rasa. A Xing merasa bahwa dirinya pasti akan mati kelaparan dan kedinginan.

A Xing sudah mengenal Tuhan beberapa bulan yang lalu lewat pemberitaan seorang penginjil dari Shanghai yang melakukan penginjilan keliling di jalan-jalan kota Beijing. A Xing yang pada waktu itu berada di jalanan bersama dengan angkongnya mendengar penginjil itu bercerita tentang kasih Tuhan yang memberikan Anak tunggalNya untuk mati bagi manusia berdosa. 

A Xing yang dari kecil yatim piatu dan sudah merasakan bagaimana kehidupan yang keras dan tanpa kasih tersentuh oleh cerita tentang kasih yang sangat besar itu. Ia pun membuka hati dan menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya.

Hari ini, A Xing yang sedang menderita karena kelaparan dan kedinginan mulai meragukan kasih Allah dalam hidupnya. Meskipun dia sudah pernah membaca dari buku yang diberikan penginjil itu padanya bahwa Allah menghendaki kita untuk mengucap syukur dalam segala hal, namun di situasi seperti ini terasa mustahil baginya untuk mengucap syukur.

Sambil terus berjalan A Xing mulai mengerutu kepada Tuhan, “Tuhan, kalau benar Engkau mengasihi aku, kenapa Engkau tidak menolongku mendapatkan penumpang sehingga aku bisa membeli makanan dan sepatu baru? Atau kenapa Tuhan tidak membuat mujizat agar sepatuku tidak rusak dan kakiku tidak kedinginan? Apakah aku masih harus bersyukur dalam keadaan seperti ini?”

A Xing merasa menjadi orang yang paling malang di dunia karena ia tidak memiliki uang untuk membeli makanan dan sepatu. Sampai ia lewat di depan sebuah kuil. Di pintu gerbang kuil itu duduk seorang pengemis yang tidak mempunyai kaki dan sangat kedinginan. Mungkin pengemis itu mengharap bisa mendapat sedekah dari para pengunjung kuil. Namun karena salju yang terus turun, kuil itu pun menjadi sepi dari pengunjung.

Di saat ini A Xing mulai menitikan air mata dan ia dapat bersyukur kembali kepada Tuhan. Sebab meskipun sepatunya sudah rusak, namun dia masih memiliki kaki yang kuat untuk berjalan. Dia pun masih dapat bekerja sehingga tidak perlu hidup dari meminta-minta seperti pengemis itu.

Seberapa buruk pun keadaan kita saat ini, sebenarnya masih ada hal-hal yang dapat kita syukuri. Dan seberapa buruk pun keadaan kita, kita tetap bukanlah orang yang paling malang di dunia. 

Karena pasti ada orang lain yang keadaannya lebih buruk dari pada keadaan kita. Karena itu, hendaklah kita tetap mengucap syukur dalam segala perkara. Salam kebajikan (Sumber)


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar