Hal itu dilakukan lantaran pihak keluarga berharap istri korban, Sherly Ong penumpang pesawat nahas AirAsia itu bisa segera ditemukan sehingga bisa diterbangkan ke Tarakan secara bersamaan, seperti dirangkum dari berbagai sumber.
Namun karena sampai saat ini jasad istrinya belum diketahui, maka akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa pulang jasad Kosuma Chandra Kho, ayah dari almarhumah Vera Chandra Kho ke Tarakan.
Jasad Kosuma Chandra Kho, akhirnya dibawa pulang ke Tarakan dengan menggunakan maskapai penerbangan Lion Air dari Surabaya dan tiba di Bandara Internasional Juwata, Tarakan, Kalimantan Timur, Sabtu (24/1/2015) sekitar pukul 17.20 Wita. Setelah itu langsung dipindahkan ke dalam mobil ambulance untuk segera dibawa ke rumah duka.
Setelah tiba di rumah duka, jasad Kosuma Chandra Kho langsung disambut dengan isak tangis dari pihak keluarga dan kerabat. Sebelum menerima jasad Kho, di rumah itu baru saja disemayamkan Vera Chandra Kho yang tidak lain adalah anak Kho Kusuma.
Kini jasad Kosuma Chandra Kho, telah disemayamkan di rumah duka yang berada di Toko Pelangi, jalan Yos Sudarso depan Masjid Al-Maarif, Tarakan Tengah, Sabtu (24/1/2015).
Walaupun sudah dua jasad keluarga Chandra Kho yang ditemukan, namun pihak keluarga masih menunggu satu jasad lagi yang masih dalam pencarian, yaitu istri dari Kosuma yaitu Sherly Ong.
“Kami sangat berharap agar 1 jasad lagi yang merupakan anggota keluarga kami bisa segera diketahui.” harap Heri.
Rencananya, jasad Kosuma Chandra Kho akan dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa Jalan Kusuma Bangsa, Gunung Lingkas, Tarakan, Senin (26/1).
"Berdasarkan kesepakatan keluarga, besok siang jam dua (Senin, 26/1) jenazah Kosuma Chandra akan dimakamkan," kata Hendiyanto Kho, kakak Kosuma Chandra dilansir Radar Tarakan (Grup JPNN.com), Minggu (25/1).
Jasad Kosuma Chandra akan dimakamkan di samping makam putrinya, Vera Chandra Kho yang juga merupakan penumpang AirAsia. Namun berbeda dengan putrinya yang dimakamkan secara Kristen, jasad Kosuma Chandra Kho, akan dimakamkan secara Tionghoa.
Kosuma Chandra Kho rencananya akan berlibur ke Singapura bersama anak dan istrinya. Namun nahas, pesawat yang mereka tumpangi tenggelam di Selat Karimata akhir Desember 2014 lalu.
Sebelumnya, Tim DVI pun selalu berkoordinasi dengan pihak keluarga untuk proses pemulangan atau pengiriman jasad Kosuma Chandra Kho ke daerah asalnya.
"Jasad asal Tarakan belum diberangkatkan ke daerah asalnya. Itu cuma masalah teknis saja," ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Awi Setiyono saat konferensi pers di posko Crisis Center, Surabaya, Kamis (22/1/2015), seperti dikutip dari liputan6.com.
Namun, menurut Awi, apabila jasad istrinya tidak kunjung ditemukan maka jasad Kho Kusuma akan segera dipulangkan ke daerah asalnya.
"Kami belum tahu sampai kapan, yang jelas pada waktu tertentu nanti akan segera dipulangkan," pungkas Awi.
Jasad yang berusia 55 tahun tersebut hingga saat ini masih disimpan di dalam cold storage atau kontainer pendingin Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya guna mencegah penguraian.
"Jasad tersebut akan tetap disimpan di dalam cold storage," imbuh Awi.
Berharap Mukjizat Datang
Sebelumnya Ongkoh menuturkan, kepergian sang adik ke Singapura selain untuk berlibur, juga ingin medical check-up atau melakukan cek kesehatan di negara tersebut. Sebelum sang adik terbang, ia telah memperingatkannya agar tidak menggunakan pesawat itu.
"Jadi mau ke Singapura medical check-up. Saya bilang jangan naik AirAsia kan mau check-up takut telat. Pengalaman saya, AirAsia suka delay. Kan kalau sudah janjian sama dokter gimana?" ungkap Ongkoh.
Namun begitu, sang adik tetap memilih AirAsia. Hal ini lantaran tiket sudah dibeli sejak jauh hari. Mendengar sang adik keukeuh menggunakan pesawat itu, istri Ongkoh tiba-tiba marah besar.
"Saya juga heran saat itu istri saya marah bukan main. Saya bilang sudahlah jangan marah-marah sudah dibeli tiketnya. Saya tanya kenapa marah, istri saya juga nggak bisa jelaskan," tambah Ongkoh.
Ongkoh dan keluarga mengaku sedikit lega dengan adanya titik terang pencarian AirAsia tersebut. Dia berharap orang yang dicintainya segera ditemukan untuk selanjutnya dimakamkan.
"Kita maunya cepat biar bisa pemakaman dan lakukan ritual. Pemakaman Tionghoa," harap Ongkoh.
Untuk menunggu kepastian kabar keluarganya, ia dan keluarga telah 7 hari berada di posko Crisis Center Surabaya. Dia berharap ada mukjizat setelah keluarganya tak dapat dihubungi pasca pesawat tersebut hilang kontak.
"Saya SMS ketiganya, SMS kalian di mana tolong kasih kabar, kita semua nunggu ini. Masih berharap mukjizat, kalau lihat dari sebagian jenazah ada yang utuh," tutur Ongkoh. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar