KEBAJIKAN ( De 德 ) - Berbagai kisah mengharukan dan kenangan manis dari kisah penumpang semasa hidup turut diceritakan dengan harapan doa dapat sampai kepada Almarhum sehingga mereka dapat beristirahat dengan tenang, dibalik musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di sekitar Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Minggu 28/12/2014.
Tiada yang lebih bersedih dan berduka selain keluarga penumpang karena hampir sebagian besar penumpangnya adalah sekeluarga. Betapa sedih keluarga dan kerabat yang telah ditinggalkan sekaligus oleh beberapa orang pada saat bersamaan, yang kini hanya masih berharap agar sanak saudaranya terkasih bisa ditemukan, dari sekian banyaknya korban yang masih belum ditemukan Tim Basarnas, walau dalam keadaan apapun
Namun, kini harapan serta doa dari keluarga dan sahabat, setidaknya sudah menemukan sedikit kepastian, karena masih diberi kesempatan untuk melihat jasadnya terakhir kali, setelah jasad B067 atas nama Prawira Harja Subagio (31) berhasil ditemukan dan dikenali dari satu-satunya jasad yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim, Selasa (27/1/2015), seperti dirangkum dari berbagai sumber.
Jasad Prawira, 31 tahun, warga Sidoarjo, teridentifikasi berdasarkan metode primer berupa cetakan gigi. Tim identifikasi berhasil menemukan dokter yang sempat merawat gigi Prawira semasa hidup.
Data itu diperkuat oleh keterangan pihak keluarga bahwa korban pernah mengalami patah tulang, tepatnya di tulang selangka atau fraktur klavikula sebelah kiri. Akhirnya, tulang korban yang patah itu dipasangi pelat dan screw.
Metode sekunder berupa properti juga ikut menguatkan data Prawija, yaitu liontin dan pakaian yang dia kenakan cocok dengan rekaman closed-circuit television Bandara Juanda sebelum boarding.
Maut pasti akan datang menjemput, namun tak ada yang mengetahui kapan waktunya. Karenanya, setiap orang masih memiliki kesempatan untuk tersenyum meski pada menit-menit berikutnya hidupnya tercerabut.
Setidaknya, itulah yang dilakukan Prawira Harja Subagio, salah satu penumpang pesawat nahas AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu (28/12/2014).
Seperti diberitakan Independent.co.uk, Hendra sempat mengabadikan momen terakhir dirinya bersama kettemannya dalam pesawat tersebut memakai kamera ponsel sebelum tinggal landas di Bandara Juanda, Surabaya.
Dalam foto selfie itu, Prawira tampak tersenyum bersama teman-temannya di kabin pesawat. Tak ada yang tahu, pesawat itu tidak bakal pernah membawa mereka sampai di Bandara Changi Singapura.
Kecintaan pada dunia otomotif juga diperlihatkan Prawira Harja Subagio pada halaman facebooknya yang diberi nama Wira Option. Ia memasang fotonya bersama mobil putih yang membuatnya menyabet The Winner of Accelera Elegant Class dalam Auto Accelera 2014 di Surabaya. Ia juga kerap membagi beberapa situs modikasi mobil yang diikutinya.
Kehilangan anggota keluarga dan sahabat yang disayangi tentunya membuat kita berduka dan merasakan kehilangan juga kesedihan yang mendalam bagi yang ditinggalkan. Kita doakan semoga Almarhum Prawira Harja Subagio mendapat tempat yang layak di sisiNya serta penumpang lainnya yang lainnya dapat segera ditemukan.
Turut berduka cita untuk keluarga yang ditinggalkan dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini, karena semuanya adalah atas kehendak yang kuasa.
Sobat, Tak selamanya kita diberikan kesempatan untuk memiliki hidup di dunia ini, maka hiduplah dengan sebaik-baiknya dan buatlah menjadi bermakna, bukan hanya untuk diri Anda sendiri, tetapi juga untuk semua orang yang mengenal Anda. Supaya, suatu saat nanti jika kita sudah tiada, kenangan kebaikan kita masih akan tetap hidup di hati mereka semua. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar