Sejumlah keluarga penumpang pesawat AirAsia QZ8501 resah. Ini setelah merebak kabar operasi pencarian jenazah korban dihentikan.
Keluarga korban tetap berharap upaya pencarian terus dilakukan hingga semua jenazah ditemukan.
- See more at:
http://fajar.co.id/2015/01/14/dengar-kabar-pencarian-dihentikan-ini-reaksi-keluarga-korban-airasia.html?comments=true#sthash.mxtqvRPt.dpufKeluarga penumpang juga menagih komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu mereka di Crisis Center Bandara Internasional Juanda Surabaya, dua hari setelah insiden terjadi. Saat itu Presiden Jokowi menegaskan pencarian sampai semua korban ditemukan.
Penghentian operasi pencarian dan evakuasi korban serta badan pesawat AirAsia QZ8501 akhirnya dihentikan di hari ke-31 sejak pesawat itu jatuh di Perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Penghentian operasi berlaku sejak hari ini, Selasa 27 Januari 2015, seperti dirangkum dari berbagai sumber.
Dalam operasi SAR gabungan, sejak hari pertama hingga hari ke-31 ini, tim SAR gabungan telah berhasil menemukan dan mengevakuasi 70 dari 162 penumpang dan kru yang terbang bersama dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura, Minggu 28 Desember 2014 lalu.
Penghentikan operasi evakuasi dinyatakan langsung oleh Pangarmabar, Laksamana Muda TNI Widodo, yang disampaikan dari atas KRI Banda Aceh di Selat Karimata.
"Sesuai dengan arahan Panglima TNI, untuk satuan tugas SAR seluruhnya kembali ke homebase masing-masing, kalau ada perintah ke sini lagi, kami siap," kata Panglima Armada Barat, Laksamana Muda TNI, Widodo.
Menurut Widodo, seluruh kekuatan telah berjuang semaksimal mungkin agar dapat menemukan korban AirAsia. Namun, dalam pencarian di hari ke 31, tak satu pun korban bisa ditemukan.
"Dalam pencarian hari ini, kita sama sekali tidak menemukan apa yang kita harapkan dapat ditemukan dan dievakuasi," papar Widodo.
Selain itu, kondisi medan operasi evakuasi sangat membahayakan tim penyelam. Selain gelombang tinggi, arus bawah laut juga cukup kuat.
Panglima Armada RI Kawasan Barat yang juga selaku Dansatgas SAR TNI Laksda Widodo menyampaikan permohonan maaf, karena seluruh kekuatan di Selat Karimata ditarik mundur dari proses evakuasi maupun korban dari badan pesawat.
"Selaku Dansatgas SAR TNI, kami menyampaikan kepada keluarga korban, mohon maaf sedalam-dalamnya," ujar Widodo kepada wartawan di KRI Banda Aceh, Selasa (27/1/2015).
Widodo mengatakan bahwa pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin mengevakuasi jenazah dan badan pesawat. Hasil ini juga telah dilaporkannya kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
"Memang hitung-hitungannya dari 162 baru ketemu 70 jenazah. Ini adalah upaya maksimal kami. Dua hari terakhir sudah menyelam sisi-sisi yang belum tercover, ternyata nihil," ulasnya.
Widodo menjelaskan Panglima TNI Jenderal Moeldoko memerintahkannya untuk melakukan konsolidasi. "Panglima TNI perintahkan konsolidasi, kalau ada perintah ke sini lagi, kami siap," kata Widodo.
Seluruh KRI dan kapal ditarik mundur dari Selat Karimata. Selain KRI Banda Aceh, ada juga KRI Yos Soedarso, KN Pacitan, dan Kapal Crest Onyx. KRI Banda Aceh akan bertolak menuju Jakarta sekitar pukul 14.00 WIB. Sedangkan kapal lain akan kembali ke pangkalan masing-masing.
Keluarga korban berharap, agar pencarian dan evakuasi terus dilakukan.
"Dari keluarga mengucapkan terima kasih kepada pihak rescue. Tapi bagi kami ini, kita tetap menginginkan keluarga kita bisa ditemukan," ujar Dariyanto kepada wartawan di Crisis Center di Mapolda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Selasa (27/1/2015).
Keluarga dari penumpang AirAsia QZ8501 pasangan suami istri Indriyani Fandi Santoso yang tinggal di Surabaya ini menyadari kondisi cuaca yang sulit diprediksi. Namun, keluarga korban berharap agar kerabatnya yang menjadi korban AirAsia QZ8501 dapat ditemukan meski dalam kondisi apapun.
"Memang kemungkinan nggak semua bisa ditemukan. Tapi keluarga tetap berharap jasadnya bisa ditemukan apapun bentuknya," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Imam Sampurno. Ia berharap pencarian jasad korban AirAsia terus dilakukan dan belum memikirkan soal kompensasi atau asuransi.
"Kami sadar cuaca sulit diprediksi," tutur Imam.
Imam yang kehilangan anak, menantu dan cucunya, berharap proses pencarian terus dilakukan.
"Kami berharap semuanya masih terus dilakukan. Dan sekarang masih terus dikomunikasikan dengan Basarnas," jelasnya.
Pihak AirAsia pun berjanji akan mencari penyelam sukarelawan untuk mencari korban AirAsia QZ8501.
"Sekarang mengumpulkan teman-teman ahli diving untuk membantu pencarian," kata Dariyanto keluarga penumpang AirAsia QZ8501 di Crisis Center di Mapolda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Selasa (27/1/2015).
Imam Sampurno keluarga korban AirAsia lainnya menambahkan, pengumpulan penyelam tradisional maupun ahli diving adalah permintaan dari keluarga.
"Semua usulan dari keluarga dan AirAsia berjanji akan mencarikan penyelam sukarelawan," ujar Imam Sampurno.
Namun kehadiran penyelam sukarelawan tersebut masih dikoordinasikan dengan Basarnas sebagai penanggungjawab pencarian dan evakuasi korban AirAsia QZ8501.
"Semuanya masih dikoordinasikan. Jangan sampai mencari korban malah menimbulkan korban," jelasnya.
Sementara itu, Dono B Sukoco, Departemen Safety AirAsia saat dikonfirmasi terkait kehadiran penyelam sukarelawan masih belum bisa memberikan data yang pasti. Pasalnya, kemungkinan pencarian korban oleh penyelam sukarelawan masih dilakukan koordinasi dengan pihak terkait
"Itu sangat memungkinkan dilakukan. Tapi masih sedang kita koordinasikan," ungkapnya.
Terkait keputusan TNI menarik armada AirAsia masih menunggu keputusan resmi dari Basarnas tentang penghentian pencarian dan evakuasi korban.
"Tadi siang kami konfirmasi ke Kadispenal masalah dihentikan operasi (SAR) oleh TNI," ujar Dono.
Ia mengatakan, operasi SAR dari TNI memang dihentikan. Namun penanggungjawab operasi SAR berada di bawah Basarnas.
"Sekarang masih kita koordinasikan," ujarnya sambil menambahkan, pihaknya masih menunggu hasil koordinasi dengan Basarnas.
"Basarnas masih melakukan evaluasi. Belum ada keputusan resmi dari Basarnas," tandasnya.
Sebelumnya, Badan SAR Nasional (Basarnas) juga telah melakukan penutupan operasi gabungan pencarian terhadap korban pesawat AirAsia QZ8501 saat memasuki hari ke-16, setelah berhasil menemukan 48 jasad korban pesawat tersebut.
Namun, Basarnas tetap melakukan pencarian korban AirAsia, walaupun pelaksanaannya bukan operasi gabungan lagi, tetapi dalam bentuk operasi harian untuk memenuhi harapan keluarga korban yang masih menantikan jasad anggota keluarganya ditemukan.
Kita harapkan dan doakan semoga misi kemanusiaan yang dilakukan Basarnas dalam proses evakuasi jasad korban AirAsia tetap masih dilanjutkan sampai ditemukan semuanya, sesuai dengan harapan keluarga korban. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar