KEBAJIKAN ( De 德 ) - Kehidupan ini memang penuh dengan misteri dan hidup kita bisa berakhir kapan saja tanpa pernah kita duga. Memang terdengar menakutkan, tetapi itulah kenyataan hidup, jalan kematian
kita tak bisa diramalkan dan kita juga tak bisa memilih jalan kematian kita masing-masing. Jalan kematian juga tidak membedakan dan
berlaku pada siapapun tanpa pandang bulu, karena jalan kematian seseorang punya misteri
sendiri yang tak pernah kita ketahui.
Banyak sekali orang berpikir bahwa kematian hanyalah berteman dengan mereka yang usianya sudah senja dan enggan atau jarang sekali menghampiri mereka yang masih muda, atau bahkan orang yang sudah berbuat baik.
Tapi beberapa peristiwa seperti kejadian mengerikan yang terjadi di pusat Kota Paris, Prancis pada Jumat 13 November 2015, malam waktu setempat yang membuat dunia berduka ini benar-benar seolah berteriak kepada kita bahwa hidup ini sungguh benar-benar sebuah misteri dan kematian bisa datang menghampiri siapa saja, dengan tiba-tiba tanpa peringatan, dan dalam keadaan apa saja.
Ada 7 serangan yang dilakukan hampir serentak dalam rangkaian teror di 6 lokasi yang terjadi di Perancis. Salah satunya adalah lokasi penembakan yang paling banyak menelan korban jiwa karena pelaku menembak secara membabi-buta ke kerumunan orang yang sedang memonton konser, di Gedung Bataclan Theater Paris yang berkapasitas 1.500 orang.
Penembakan di Bataclan dimulai satu jam setelah konser grup rock asal California, Eagle Of Death Metal (EODM) sedang berlangsung. Ketika serangan terjadi, grup musik rock dari Amerika Serikat, the Eagles of Death Metal buru-buru menghentikan permainannya. Salah satu gitaris kemudian melarikan diri panggung, sementara drummer melompat ke belakang dan berlindung di peralatan music. Semua anggota band itu dikabarkan selamat.
Beberapa pria berpakaian hitam dan menjinjing AK-47, masuk ke gedung. Mereka dengan tenang melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah kerumunan penonton, yang mengakibatkan 89 korban yang tewas dan banyak orang yang luka-luka.
.
Saksi mata mengisahkan suasana mencekam saat arena konser di Teater Bataclan, Paris, Perancis, menjadi ladang pembantaian. Sebanyak 1.500 penonton saat itu memadati lokasi konser band rock, Eagle of Death Metal.
Siapa sangka, arena yang seharusnya menjadi tempat mereka bersenang-senang menjadi ladang pembantaian oleh para teroris tersebut. Berdasakan penuturan saksi, mayat-mayat korban tampak berserakan di arena konser tersebut.
Lantai auditorium konser menjadi genangan darah para korban yang tewas maupun luka. Saksi mata mengatakan para teroris tersebut meninggalkan lokasi pembantaian dengan cara yang sangat tidak manusiawi. Serangan itu sendiri merupakan salah satu dari serangan lain yang dilakukan oelh kelompok militer ISIS di Paris Prancis pada Jumat malam.
Berikut adalah saksi mata dalam aksi penembakan dalam gedung Batclan Theater, Paris, yang dkutip dari berbagai sumber.
Banyak sekali orang berpikir bahwa kematian hanyalah berteman dengan mereka yang usianya sudah senja dan enggan atau jarang sekali menghampiri mereka yang masih muda, atau bahkan orang yang sudah berbuat baik.
Tapi beberapa peristiwa seperti kejadian mengerikan yang terjadi di pusat Kota Paris, Prancis pada Jumat 13 November 2015, malam waktu setempat yang membuat dunia berduka ini benar-benar seolah berteriak kepada kita bahwa hidup ini sungguh benar-benar sebuah misteri dan kematian bisa datang menghampiri siapa saja, dengan tiba-tiba tanpa peringatan, dan dalam keadaan apa saja.
Ada 7 serangan yang dilakukan hampir serentak dalam rangkaian teror di 6 lokasi yang terjadi di Perancis. Salah satunya adalah lokasi penembakan yang paling banyak menelan korban jiwa karena pelaku menembak secara membabi-buta ke kerumunan orang yang sedang memonton konser, di Gedung Bataclan Theater Paris yang berkapasitas 1.500 orang.
Penembakan di Bataclan dimulai satu jam setelah konser grup rock asal California, Eagle Of Death Metal (EODM) sedang berlangsung. Ketika serangan terjadi, grup musik rock dari Amerika Serikat, the Eagles of Death Metal buru-buru menghentikan permainannya. Salah satu gitaris kemudian melarikan diri panggung, sementara drummer melompat ke belakang dan berlindung di peralatan music. Semua anggota band itu dikabarkan selamat.
Beberapa pria berpakaian hitam dan menjinjing AK-47, masuk ke gedung. Mereka dengan tenang melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah kerumunan penonton, yang mengakibatkan 89 korban yang tewas dan banyak orang yang luka-luka.
.
Saksi mata mengisahkan suasana mencekam saat arena konser di Teater Bataclan, Paris, Perancis, menjadi ladang pembantaian. Sebanyak 1.500 penonton saat itu memadati lokasi konser band rock, Eagle of Death Metal.
Siapa sangka, arena yang seharusnya menjadi tempat mereka bersenang-senang menjadi ladang pembantaian oleh para teroris tersebut. Berdasakan penuturan saksi, mayat-mayat korban tampak berserakan di arena konser tersebut.
Lantai auditorium konser menjadi genangan darah para korban yang tewas maupun luka. Saksi mata mengatakan para teroris tersebut meninggalkan lokasi pembantaian dengan cara yang sangat tidak manusiawi. Serangan itu sendiri merupakan salah satu dari serangan lain yang dilakukan oelh kelompok militer ISIS di Paris Prancis pada Jumat malam.
Lantai auditorium Bataclan Theater menjadi genangan darah para korban |
8. Saksi mata, Michael O'Connor
Michael O'Connor, 30 tahun, rela mengorbankan dirinya demi kekasihnya saat serangan teroris terjadi di gedung Bataclan Paris Prancis, Jumat malam waktu setempat. Saat para penembak memasuki gedung dan menembaki secara acak para penonton, ia dan kekasihnya langsung tiarap di atas lantai.
"Kupegang pacarku dan kutarik dia ke bawah untuk melindunginya. Kami mencoba untuk keluar, tapi kondisi sedang serba kacau dan kita tak bisa keluar," kata Michael kepada kantor berita CNN Sabtu, 14 November 2015.
Awalnya, ia menyangka serangan tersebut akan membuatnya tewas. Michael O'Connor, 30 tahun, rela mengorbankan dirinya demi kekasihnya saat serangan teroris terjadi di gedung Bataclan Paris Prancis, Jumat malam waktu setempat. Saat para penembak memasuki gedung dan menembaki secara acak para penonton, ia dan kekasihnya langsung tiarap di atas lantai.
"Kupegang pacarku dan kutarik dia ke bawah untuk melindunginya. Kami mencoba untuk keluar, tapi kondisi sedang serba kacau dan kita tak bisa keluar," kata Michael kepada kantor berita CNN Sabtu, 14 November 2015.
Awalnya, ia menyangka serangan tersebut akan membuatnya tewas. Ia melihat para teroris menyuruh para penonton untuk berbaring sebelum akhirnya menembaki mereka. Para teroris ini bahkan menembaki mereka yang menggunakan kursi roda dengan senapan mesin.
Michael yang berasal dari Shields Selatan, Tyneside Selatan sempat berkata pada kekasihnya. "Aku mencintaimu," katanya sambil bersiap untuk meregang nyawa. Namun sang kekasih menguatkan Michael dengan berkata bahwa mereka tak akan mati di sini.
Michael dan pacarnya sedang menyaksikan penampilan dari band asal California, Eagles of Death Metal di gedung itu. Kemudian Michael sempat melihat dua orang muda yang muncul dari belakang panggung. "Salah satunya terlihat muda, tapi saat itu benar-benar kabur," kata Michael. Kedua orang ini kemudian mengeluarkan senapannya dan mulai menembaki penonton.
Keadaan gedung menjadi mencekam. Para penembak ini menurut Michael terlihat sangat tenang saat menembaki para penonton, pun saat mengisi ulang peluru mereka. Michael yang masih menindihi kekasihnya, melihat banyak orang di sekitarnya yang juga terbaring di lantai bersamanya. Diantara mereka juga tewas, jadi mayat. "Banyak yang terluka di sekitar kita, tapi ada juga yang jelas-jelas sudah tewas," Michael bercerita.
Para korban terluka ini tidak menangis atau mengerang, atau bahkan mengeluarkan suara. "Mereka jelas sekali berusaha diam agar tidak mula ditembaki lagi," ujar Micahel. Ia dan kekasihnya akhirnya bisa selamat dari serangan yang menewaskan lebih dari 80 orang itu.
9. Wanita hamil bergantung di jendela
Seorang wanita hamil tampak bergelantungan di jendela gedung Teater Bataclan, Paris, Perancis, saat serangan teroris. Seperti
dilansir laman reuters, wanita itu adalah salah satu dari ratusan
penonton konser yang yang saat itu berada di dalam gedung teater yang berhamburan lari setelah dikejutkan dengan serangan
teroris pada Jumat malam itu, lewat
jendela gedung.
Dia
bergelantungan di jendela lantai tiga gedung seraya berteriak meminta
tolong. "Tolong saya, tolong saya. Saya sedang hamil, apa yang harus
saya lakukan?" kata wanita tersebut berteriak kepada orang-orang yang
berlarian."
Sementara di bawahnya, ratusan orang tampak keluar dari pintu teater dan berlari tunggang langgang. Mereka berupaya menyelamatkan diri dari berondongan peluru yang ditembakkan teroris tersebut.
10. Saksi mata, Helen Wilson
Sementara di bawahnya, ratusan orang tampak keluar dari pintu teater dan berlari tunggang langgang. Mereka berupaya menyelamatkan diri dari berondongan peluru yang ditembakkan teroris tersebut.
Mendengar suara itu, orang-orang berusaha menyelamatkannya, di mana setidaknya 89 orang tewas akibat serangan militan itu.
Sementara itu, seorang penonton konser warga Amerika Serikat, Helen Wilson yang selamat mengatakan, teroris memasuki kamar yang memiliki golongan cacat yang menggunakan kursi roda.
"Tembakan dilepaskan secara rambang dan ketika penonton mencoba melarikan diri, tembakan terus dilepaskan," katanya.
11. Saksi mata, Marielle Timm
"Tembakan dilepaskan secara rambang dan ketika penonton mencoba melarikan diri, tembakan terus dilepaskan," katanya.
11. Saksi mata, Marielle Timm
Seorang lagi pengunjung konser itu, Marielle Timm mengatakan, puluhan mayat bergelempangan di dewan yang seharusnya malam pertunjukan rock itu.
"Tapi tiba-tiba ada seorang pria masuk melalui pintu depan dan mulai melepaskan tembakan. Mulanya kami anggap itu bagian dari pertunjukan tetapi menyadari itu serangan ketika melihat seorang demi seorang tewas.
"Saya pura-pura tidak bernyawa karena khawatir ditembak mati. Mereka membunuh tanpa belas kasihan," katanya.
"Tapi tiba-tiba ada seorang pria masuk melalui pintu depan dan mulai melepaskan tembakan. Mulanya kami anggap itu bagian dari pertunjukan tetapi menyadari itu serangan ketika melihat seorang demi seorang tewas.
"Saya pura-pura tidak bernyawa karena khawatir ditembak mati. Mereka membunuh tanpa belas kasihan," katanya.
12. Saksi mata, Herve
Saksi mata yang lain, Herve mengatakan, tiga laki-laki penyerbu Bataclan itu tak memakai topeng, jadi semua orang bisa melihat wajahnya. Mereka memakai jaket dan merangsek ke dalam Bataclan Concert Hall dan menembaki secara acak. "Saya melihat seorang gadis ditembak di depan saya. Kemungkinan gadis itu meninggal," ujarnya.
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan massif itu. Seperti dilansir CNN, ISIS melalui pernyataan tertulisnya ke banyak pengikut dan media, mengklaim telah mengirimkan kader militannya dengan rompi bom bunuh diri, berikut senapan mesin ke sejumlah lokasi di jantung kota Paris.
Sobat, hendaknya kita bisa menghargai hidup, terutama menghargai waktu-waktu yang kita miliki dengan melakukan apapun yang terbaik untuk Tuhan selama masih dipercayakan nafas olehNya.
Tak selamanya kita diberikan kesempatan untuk memiliki hidup di dunia ini, maka selama kita masih diberi kesempatan, maka hiduplah dengan sebaik-baiknya dan buatlah menjadi bermakna, bukan hanya untuk diri Anda sendiri, tetapi juga untuk semua orang yang Anda kasihi dan mengenal Anda.
Janganlah membuang waktu berharga kita untuk melakukan hal-hal konyol dan merusak. Supaya, suatu saat nanti jika kita sudah tiada, kenangan kebaikan kita masih akan tetap hidup di hati mereka semua. Salam kebajikan
Saksi mata yang lain, Herve mengatakan, tiga laki-laki penyerbu Bataclan itu tak memakai topeng, jadi semua orang bisa melihat wajahnya. Mereka memakai jaket dan merangsek ke dalam Bataclan Concert Hall dan menembaki secara acak. "Saya melihat seorang gadis ditembak di depan saya. Kemungkinan gadis itu meninggal," ujarnya.
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan massif itu. Seperti dilansir CNN, ISIS melalui pernyataan tertulisnya ke banyak pengikut dan media, mengklaim telah mengirimkan kader militannya dengan rompi bom bunuh diri, berikut senapan mesin ke sejumlah lokasi di jantung kota Paris.
Sobat, hendaknya kita bisa menghargai hidup, terutama menghargai waktu-waktu yang kita miliki dengan melakukan apapun yang terbaik untuk Tuhan selama masih dipercayakan nafas olehNya.
Tak selamanya kita diberikan kesempatan untuk memiliki hidup di dunia ini, maka selama kita masih diberi kesempatan, maka hiduplah dengan sebaik-baiknya dan buatlah menjadi bermakna, bukan hanya untuk diri Anda sendiri, tetapi juga untuk semua orang yang Anda kasihi dan mengenal Anda.
Janganlah membuang waktu berharga kita untuk melakukan hal-hal konyol dan merusak. Supaya, suatu saat nanti jika kita sudah tiada, kenangan kebaikan kita masih akan tetap hidup di hati mereka semua. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar