|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 26 September 2011

Konsekuensi Memerintah Dengan Kekerasan dan kebajikan

 

Raja Li dari Dinasti Zou Barat (878 - 841 SM) adalah seorang pemimpin yang serakah dan kejam. Ia mengangkat Yi Rong dan orang-orang yang memiliki kesamaan sifat sebagai menterinya, yang hanya mengejar keuntungan dengan cara cepat dan dengan korupsi. Pilihan ini membawa Dinasti Zhou ke dalam kemerosotan dan kekacauan. 

Pemerintahan Zhou memonopoli perburuan, kehutanan dan industri perikanan serta mengambil semua keuntungan tanpa memberikan sedikit pun kepada rakyat. Penduduk sipil dilarang memancing, mengumpulkan kayu bakar atau berburu di tengah hutan atau sungai. 

Seorang pegawai negeri di lingkungan kerajaan bernama Rui Liangfu dengan berani memberikan Raja Li nasihat, "Kerajaan Anda ada dalam bahaya! Yi Rong hanya tertarik mengejar hasil alam dan mengumpulkan kekayaan. Ia tidak mengetahui bahwa kekayaan berasal dari berbagai hal, bukan hanya uang, dan harus dibagikan ke rakyat. Siapa pun yang berusaha memonopolinya akan mengundang amarah dan menerima ganjaran dari banyak orang. Yi Rong sedang menina-bobokan Baginda dengan keuntungan haram, melanggar hukum alam. Bagaimana Anda dapat mempertahankan kerajaan Anda untuk selamanya?"
Namun Raja Li tidak menggubris nasihat tersebut, dan lebih jauh lagi Ia mengangkat Yi Rong untuk mengurus masalah kenegaraan.

Tirani Raja Li pada akhirnya membuat rakyat Dinasti Zhou murka. Rakyat mulai mengutuk perbuatannya yang salah. Pejabat kerajaan yang lain, Zhao, juga memperingatkan Raja Li, "Rakyat tidak dapat menoleransi pemerintahan Anda lagi!"

Raja Li sangat marah. Ia lalu mempekerjakan seorang tukang sihir dari Kerajaan Wei untuk mengawasi dan melaporkan siapa saja yang menjelek-jelekkan Raja. Siapa saja yang telah dilaporkan akan langsung dieksekusi. Pendapat rakyat tentang pemerintahan Raja Li dengan segera berubah menjadi sangat netral. Hal ini membuat para bangsawan tidak lagi datang memujanya.
 
Selama tiga puluh empat tahun pemerintahan Raja Li, kesewenang-wenangannya menjadi begitu menjadi-jadi hingga tidak ada seorang pun yang berani berbicara di depan publik. Orang yang berpapasan di jalan akan hanya mengangguk satu sama lain atau berkomunikasi dengan isyarat mata. 

Raja Li sangat senang akan hal tersebut dan  dengan ketamakannya berkata kepada Zhao, "Saya dapat membuat semua kritikan yang melawan saya menjadi hilang. Kini tidak ada seorang pun yang berani berbicara menentang peraturan saya lagi." 

Zhao menjawab, "Anda tidak menghentikan opini publik. Anda hanya menghentikan rakyat mengungkapkannya kepada Anda." Ia memperingati Raja Li,"Menghalangi rakyat mengemukakan pendapat mempunyai konsekuensi yang lebih buruk daripada kalau kita menghalangi sebuah sungai yang sedang mengalir." Raja Li masih saja tidak mendengarkannya. Merasa terancam oleh teror raja, rakyat Zhou sangat takut berbicara.

Sesudah tiga tahun berlalu, rakyat Zhou merasa sudah cukup: mereka memberontak, melakukan revolusi terhadap kekuasaan Raja Li, yang karenanya lalu melarikan diri dari istananya menuju Kota Zhi.

...........
Zou Ji adalah seorang penguasa Negara Qi selama pemerintahan Dinasti Zhou Barat (770-221 SM). Ia terkenal karena ketampanannya. Suatu kali di pagi hari seperti biasa Zou Ji mengagumi dirinya sendiri di depan kaca, Ia lalu bertanya kepada istrinya, "Siapakah yang lebih tampan, Tuan Xu dari utara kota ataukah diriku?"

Kemudian istrinya menjawab, "Engkau sangatlah menarik perhatian. Bagaimana mungkin Xu dapat dibandingkan dengan Anda?" Zhou Ji merasa tidak yakin atas ucapan tersebut, maka Ia bertanya pertanyaan yang sama ke selirnya. Selirnya menjawab, "Bagaimana mungkin Xu dapat dibandingkan dengan diri Anda?".

Keesokan harinya Zou Ji menerima seorang tamu di rumahnya. Ia lalu mengambil kesempatan untuk bertanya kepadanya, "Menurut Anda Tuan Xu ataukah saya yang lebih tampan?" Kemudian tamu itu menjawab, "Tuan Xu tidak setampan diri Anda." Pada hari berikutnya, Tuan Xu mengunjungi Zou Ji di rumahnya. Zou Ji mengamatinya mulai dari atas kepala hingga ke ujung kaki dan menarik kesimpulan bahwa Ia tidaklah setampan diri Xu.

Pada rapat pertemuan kerajaan berikutnya, Zou Ji berkata kepada Adipati Wei, "Saya mengetahui kenyataan bahwa saya tidaklah setampan Tuan Xu. Bagaimanapun juga, istri, selir dan tamu saya semuanya mengatakan sebaliknya kepada saya dengan tujuan untuk menyenangkan hati saya karena istri saya mencintai saya, selir saya takut kepada saya, dan tamu saya menginginkan bantuan dari saya. Terlebih lagi Negara Qi kini menguasai banyak negara bagian lainnya. Terbentang ribuan mil besarnya dan terdiri dari 120 kota. Jika semua selir dan gadis-gadis di kerajaan mencintai Anda. Semua pejabat istana kerajaan takut terhadap Anda. Semua orang menginginkan sesuatu dari Anda. Jadi sangatlah wajar apabila semua orang berkata tidak jujur dengan tujuan untuk menyenangkan hati Anda."

Adipati Wei dari Negara Qi segera membuat pengumuman, "Itu merupakan masukan yang sangat bagus! Mulai sekarang semua pejabat pemerintahan dan penduduk sipil yang memberitahukan kesalahan yang telah saya perbuat maka setiap orang dari mereka akan menerima sebuah imbalan hadiah yang besar. Siapa saja yang memberitahukan kesalahan saya dengan cara tertulis masing-masing akan menerima sebuah hadiah yang sedang nilainya. Siapa saja yang mengungkapkan kesalahan saya di muka umum, yang pada akhirnya disampaikan kepada saya, masing-masing akan menerima imbalan yang lebih kecil." 

Segera setelah Adipati Wei mengumumkan, banyak pejabat pemerintahan berbondong-bondong menuju istana kerajaan untuk memberikan nasehat mereka. Pintu masuk istana kerajaan dengan segera dipenuhi oleh banyak orang.

Beberapa bulan kemudian, orang yang datang ke istana untuk memberikan nasehat pribadi mereka kepada Adipati Wei mulai berkurang, dan setahun kemudian, tidak ada seorang pun yang dapat memikirkan pendapat apa pun yang dapat diberikan kepadanya. 

Setelah para penguasa negara feodal Yan, Zhao, Han dan Wei mendengar kebijakan Adipati Wei yang memberikan imbalan kepada rakyat atas  kritikannya kepada Adipati, mereka mendatangi Negara Qi untuk memberikan penghormatan kepada Adipati Wei meskipun mereka berada pada tingkat jabatan yang sama. Dengan demikian Negara Qi telah menaklukkan Negara bagian lainnya tanpa menggunakan kekerasan persenjataan.

Raja Li dari Dinasti Zhou membungkam publik dengan cara membunuh. Adipati Wei dari Negara Qi mendapatkan hasil yang sama dengan menyempurnakan pemerintahannya yang penuh kebajikan. Mereka berdua memperoleh hasil yang sama, namun cara mereka menuntun ke dalam takdir yang sangat berbeda. 

Raja Li dari Dinasti Zhou adalah Raja Tiongkok yang ditahbiskan, namun para bangsawan menolak untuk memujanya setelah Ia mencoba mengendalikan opini publik melalui cara kekerasan dan pemerintahan yang sewenang-wenang. 

(Catatan: Selama Dinasti Zhou Barat, kekuasaan menjadi desentralisasi mulai dari Raja Li sampai dengan penguasa feodal, juga dikenal sebagai "adipati" dari sebuah negara. Penyerobotan, pertarungan dan asimilasi antar negara sangatlah biasa terjadi selama periode ini.)

Adipati Wei dari Negara Qi tidaklah lebih dari seorang penguasa feodal, sekalipun begitu penguasa feodal negara tetangganya dengan tingkat kerajaan yang sama telah memuja Adipati Wei dengan sepenuh hati sebagai  atasan mereka yang agung karena pemerintahannya yang bijaksana.

Dua cara yang berlawanan yang dipakai untuk mengakhiri kritikan publik menghasilkan dua akhir yang berlawanan pula. Biarkan ini menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua: Menghalangi pendapat rakyat konsekuensinya lebih buruk daripada kalau kita menghalangi sebuah sungai yang sedang mengalir!

Tidak ada komentar:
Write komentar