Tatkala kita berbicara dengan rekan kerja,
kawan maupun keluarga, jika kita selalu saja bicara yang muluk-muluk, sejumlah
prinsip besar, pihak lain pasti sangat sulit mendengarkannya.
Tetapi kebalikannya jika kita bisa mengubahnya dengan berbagi-rasa sebagai titik tolak, berbagi pengalaman, berbagi perasaan, berbagi pandangan, dibandingkan dengan berkotbah secara sepihak pasti bisa lebih efektif.
Sesuai dengan prinsip pada umumnya, dengan pembagian, semakin dibagi, materi senantiasa semakin berkurang, akan tetapi ada hukum pusaka gaib, yang semakin dibagi akan semakin banyak.
Hukum pusaka gaib tersebut, adalah kemuliaan dan kegembiraan. Shi Huaizhe, seorang sinshe hutan yang terkenal, pernah mengatakan sebuah kata yang berkaitan dengan pembagian, selain itu juga merupakan perkataan yang penuh makna, " Di dunia ini ada sebuah benda yang sesudah Anda bagikan bukan saja tak akan berkurang, malah bisa bertambah. Ia adalah kegembiraan.
Shi Huaizhe telah membuktikan nilai dan kegembiraan berbagi-rasa. Mother Theresa dan Mastrer Cheng Yen juga telah melakukannya dan masih banyak lagi direktur, para guru dan orang tua, bahkan rekan kerja yang berempati terhadap orang lain juga sama yakni lebih bergembira dibandingkan sebelumnya, karena me-reka melakukan pembagian.
Pengampunan, ada orang berkata pengampunan adalah yang tersulit, pengampunan adalah perbuatan bajik di dalam moralitas, namun kita pernah melihat orang yang tidak mendendam di hati, tidak hitung-hitungan, tidak membalas dendam dan orang yang bisa melepas, mereka benar-benar lebih bergembira. Secara tulus, saya belum sanggup tetapi minimal saya senentiasa berupaya melakukan pembagian. Juga senantiasa gigih, senantiasa harus ketat terhadap diri sendiri.
Ada seorang dokter yang beberapa tahun yang lalu ia mengadopsi seorang anak yatim piatu yang berasal dari Kamboja. Walau pekerjaannya sangat sibuk, apalagi ia sendiri mempunyai seorang anak kecil, tetapi mengapa dia masih harus tetap mengadopsi? Jika hendak berlaku bajik bukankah dengan menyumbangkan sejumlah dana sudah cukup? Kemudian saya baru menemukan bahwa itu karena ia memiliki rasa cinta, ingin bersyukur dan beranggapan bahwa seharusnya cinta kasihnya lebih banyak dibagikan kepada orang terdekat. Ia sungguh menghargai berbagi-rasa.
Setiap orang hanya memiliki satu kehidupan ini. Seandainya dalam kehidupan saya kali ini, karena pembagian dapat disebar, bagaikan bunga yang bermekaran dan menghasilkan banyak buah-buahan, maka betapa indahnya. Tatkala Anda memasukkan kemuliaan dan kegembiraan ke dalam bejana penampung pusaka yang dapat berbagi-rasa, mereka tidak bakal berkurang, malahan dapat berlipat ganda penambahan nilainya, itulah daya magis pembagian.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tetapi kebalikannya jika kita bisa mengubahnya dengan berbagi-rasa sebagai titik tolak, berbagi pengalaman, berbagi perasaan, berbagi pandangan, dibandingkan dengan berkotbah secara sepihak pasti bisa lebih efektif.
Sesuai dengan prinsip pada umumnya, dengan pembagian, semakin dibagi, materi senantiasa semakin berkurang, akan tetapi ada hukum pusaka gaib, yang semakin dibagi akan semakin banyak.
Hukum pusaka gaib tersebut, adalah kemuliaan dan kegembiraan. Shi Huaizhe, seorang sinshe hutan yang terkenal, pernah mengatakan sebuah kata yang berkaitan dengan pembagian, selain itu juga merupakan perkataan yang penuh makna, " Di dunia ini ada sebuah benda yang sesudah Anda bagikan bukan saja tak akan berkurang, malah bisa bertambah. Ia adalah kegembiraan.
Shi Huaizhe telah membuktikan nilai dan kegembiraan berbagi-rasa. Mother Theresa dan Mastrer Cheng Yen juga telah melakukannya dan masih banyak lagi direktur, para guru dan orang tua, bahkan rekan kerja yang berempati terhadap orang lain juga sama yakni lebih bergembira dibandingkan sebelumnya, karena me-reka melakukan pembagian.
Pengampunan, ada orang berkata pengampunan adalah yang tersulit, pengampunan adalah perbuatan bajik di dalam moralitas, namun kita pernah melihat orang yang tidak mendendam di hati, tidak hitung-hitungan, tidak membalas dendam dan orang yang bisa melepas, mereka benar-benar lebih bergembira. Secara tulus, saya belum sanggup tetapi minimal saya senentiasa berupaya melakukan pembagian. Juga senantiasa gigih, senantiasa harus ketat terhadap diri sendiri.
Ada seorang dokter yang beberapa tahun yang lalu ia mengadopsi seorang anak yatim piatu yang berasal dari Kamboja. Walau pekerjaannya sangat sibuk, apalagi ia sendiri mempunyai seorang anak kecil, tetapi mengapa dia masih harus tetap mengadopsi? Jika hendak berlaku bajik bukankah dengan menyumbangkan sejumlah dana sudah cukup? Kemudian saya baru menemukan bahwa itu karena ia memiliki rasa cinta, ingin bersyukur dan beranggapan bahwa seharusnya cinta kasihnya lebih banyak dibagikan kepada orang terdekat. Ia sungguh menghargai berbagi-rasa.
Setiap orang hanya memiliki satu kehidupan ini. Seandainya dalam kehidupan saya kali ini, karena pembagian dapat disebar, bagaikan bunga yang bermekaran dan menghasilkan banyak buah-buahan, maka betapa indahnya. Tatkala Anda memasukkan kemuliaan dan kegembiraan ke dalam bejana penampung pusaka yang dapat berbagi-rasa, mereka tidak bakal berkurang, malahan dapat berlipat ganda penambahan nilainya, itulah daya magis pembagian.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar