Berbicara
merupakan suatu cara untuk menyuarakan diri kita sendiri, asalkan tubuh
kita utuh tanpa cacat, kebanyakan orang memiliki kemampuan dasar untuk
menyuarakan dirinya.
Tetapi bagaimana agar dalam percakapan antara sesama, bisa membuat lawan bicara Anda sepenuhnya menerima atau yakin kepada Anda.
Kuncinya terletak pada apakah pembicaraan Anda layak atau tidak, serta masuk akal atau tidak, hal inilah yang disebut sebagai seni dari berbicara.
Perkataan
yang tidak layak itu sangat banyak, percakapannya mengandung sindiran
yang mudah melukai orang lain, penggunaan ungkapan yang salah
lebih-lebih sangat memalukan.
Ada satu
cerita, dahulu ada seorang menantu yang dungu karena isterinya sangat
sibuk sekali, terpaksa pergi ke rumah mertuanya seorang diri untuk
memberi ucapan selamat panjang umur, istilah mandarinnya Bai Shou.
Isterinya berpesan kepada dia agar pembicaraannya nanti semuanya ditambahkan dengan kata Shou yang mengandung arti panjang umur. Menantu dungu ini mengingat baik-baik apa yang telah dipesan isterinya itu.
Lalu,
ketika nasi dihidangkan, dia berkata nasi panjang umur ini enak sekali,
ruangan panjang umur ini sangat indah sekali, meja panjang umur ini
kualitasnya sangat bagus. Mendengar perkataannya itu para handai taulan
menganggap perkataannya itu sebagai lelucon, tidak banyak mempengaruhi.
Ketika
dia hendak berpamitan pulang kepada mertuanya, menantu dungu ini
berkata, "Mertua yang terhormat, menantumu di sini menghaturkan
secangkir arak Shou Yi, baju Shou Yi (Shou Yi disini berarti kain kafan) yang Anda kenakan ini sangat indah sekali....."
Tetapi,
percakapan yang mengandung sindiran tajam benar-benar bisa melukai
orang. Manusia zaman sekarang mempunyai ungkapan kata-kata yang sudah
menjadi suatu kebiasaan sering diucapkan keluar dari mulut, kebanyakan
tidak santun...
"Anda
sungguh otak udang", "Apa otak Anda otak babi", padahal kemungkinan yang
berbicara tidak bermaksud demikian, sedangkan yang mendengarkan
beranggapan demikian.
Menteri
zaman dahulu menulis surat kepada baginda raja, isi dalam surat itu
merupakan semacam seni berbicara. Hanya saja cara penyampaiannya
mempergunakan tulisan saja. Seperti surat Jian Zhu Ke Shu yang ditulis oleh Li Si :
"Gunung
Tai Shan tidak mengutamakan tanahnya, maka bisa menjadikan dia tinggi
dan besar, sungai dan laut tidak kelihatan saluran-saluran kecilnya,
maka bisa dirasakan dia sangat dalam."
Li Si
secara terang-terangan menunjukkan kelemahan jiwa baginda Raja Shi
Huang, tulisan dengan kata-kata yang demikian ini sangatlah hebat
sekali.
Masih ada Chu Shi Biao yang dituliskan oleh Zhu Geliang, Chen Qing Biao yang dituliskan oleh Li Mi, serta Da Si Ma Jian Yi Shu yang
dituliskan oleh Wang Anshi, semua surat ini menunjukkan kehati-hatian
orang zaman dahulu dalam penggunaan kata-kata, serta menunjukkan teknik
penyampaiannya yang sangat sempurna.
Kata-kata
orang zaman sekarang menampakkan bahasa umum, juga tidak lagi ada
pembatasan yang berlebihan, tetapi di dalam masyarakat bebas sekarang
ini, harus mempunyai budi bahasa yang mendasar serta memberi jawaban
yang tepat.
Mulai
dari perkataan yang paling mendasar seperti "Silahkan", "Terima kasih",
"Maafkan" dan lain sebagainya, menggunakan kata-kata ini berbicara
dengan orang lain pasti tidak akan rugi.
Meskipun
lawan bicara Anda adalah sosok yang sulit dihadapi seperti atasan atau
guru. Pepatah mengatakan, "Kita tidak akan memukul orang yang
menampakkan senyuman di wajahnya."
Lebih
banyak memuji orang lain juga adalah suatu cara yang bagus. Terhadap
murid, anak sendiri atau generasi muda harus "Lebih banyak menyemangati
dari pada mencela, pujian harus lebih banyak dari pada memarahi
(memaki)", karena keyakinan bisa membuat mereka tumbuh lebih besar dan
lebih tinggi.
Jika
dalam bergaul dengan orang lain, kita mengerti bagaimana mempergunakan
"seni berbicara" seperti ini, maka pergaulan pasti bisa berjalan dengan
lancar dan leluasa. Tidak peduli dimana kita berada, juga bisa seperti
ikan yang mendapatkan air.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar