|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 30 Oktober 2012

Tetesan Air Yang Menembus Batu

 

Ada sebuah mitologi siluman buaya di Jiuijiang Jiangxi, Tiongkok. Sering sekali di sungai Yangtze menimbulkan masalah dan kecelakaan, yang menyebabkan kota nelayan ini menjadi kota mati, sejak munculnya siluman buaya tidak ada orang yang berani tinggal di kota ini lagi.

Pada suatu hari seorang pendeta Tao dari gunung Lu datang ke kota Jiujiang, dia menempelkan sehelai kertas di rumah seorang penduduk yang bernama Lei Tao.

Diatas kertas tersebut tertulis : “Jika ingin memusnahkan siluman buaya, maka harus melatih kungfu sampai bisa melayang  dan menghilang dalam sekejab. Rahasianya terletak di tetesan air yang bisa menembus batu.

Lei Tao memegang kertas ini merenung sampai lama, melayang dan menghilang dalam sekejab, kenapa harus melayang dan menghilang dalam sekejab? Tetesan air menembus batu apa arti kalimat ini?

Pada saat ini, Lei Tao tiba-tiba melihat sebuah dahan pohon liu tertiup oleh angin daun-daunnya berterbangan, di bumbungan atap rumahnya yang terbuat dari batu ada air yang menetes dan tetesan air tersebut membuat batu itu menjadi sebuah lubang genangan air, dia segera sadar. 

Bahwa sebenarnya dia hanya dapat memanah batang dan daun pohon liu yang tenang, bukanlah suatu ketrampilan yang tertinggi sebelum dapat memanah dan mengena ke sasaran semua dahan dan daun-daun pohon liu yang tertiup angin kencang. Menyaksikan hal tersebut, maka dia melupakan ilmu dan ketrampilan memanah yang tak terkalahkan.

Sedangkan untuk dapat melatih sampai demikian terampil harus seperti tetesan air yang menembus batu, harus percaya diri, harus gigih, mempunyai keyakinan dan ketekunan; hal tersebut baru bisa berhasil.  Maka mulai saat itu Lei Tao siang malam dengan rajin dan tekun berlatih memanah.

Setelah puluhan tahun berlalu, akhirnya Lei Tao dapat berlatih memanah dengan kecepatan yang seperti melayang dan menghilang.  Suatu ketrampilan yang tak terkalahkan dan akhirnya dia bisa memusnahkan siluman buaya. Sedangkan batu di atas atap rumahnya menjadi lambang yang menginspirasi orang harus bekerja keras, tekun dan gigih.


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel. 

Tidak ada komentar:
Write komentar